Satu minggu kemudian.
Hari ini Gurra meminta Acedia untuk menemaninya berbelanja makanan dan lainnya di Mall. Tentu saja dengan senang hati Acedia menolak ajakan itu mentah-mentah. Kenapa Gurra meminta Acedia untuk menemaninya padahal sudah tahu bakal di tolak? Itu karena semua orang sedang pergi dan hanya tersisa mereka berdua saja bersama para pembantu, juru masak, satpam, dan Bodyguard.
Rion seperti biasa mengurusi perusahaan untuk menggantikan ayahnya nanti. Irra sedang pergi entah kemana. Ava sedang pergi bekerja seperti Rion dan Ria yang sedang pergi untuk membeli DVD baru katanya.
Sekitar sejam-an membujuk Acedia agar mau menemaninya akhirnya kakak ketiganya itu mau tapi dengan satu syarat yaitu men-traktir-nya. Langsung saja di iyakan Gurra karena katanya jarang-jarang bisa pergi dengan kakak ketiganya ini.
Selama di mobil keduanya hanya diam, sibuk dengan urusan masing-masing. Sang kakak sibuk dengan konsol gamenya dan sang adik sibuk melamun ke arah luar jendela. Saking fokus pada urusan masing-masing hingga mereka tak menyadari kalau sudah sampai.
"Tuan, Nona. Kita sudah sampai" perhatian Acedia teralihkan dari konsol gamenya dan lamunan Gurra buyar saat mendengar suara Bodyguard mereka.
Keduanya hanya mengangguk lalu turun. Gurra dari tadi layaknya anak kecil menarik tangan Acedia kesana-kemari, mengajak ke tempat yang berbau makanan membuat Acedia memutar bola mata malas.
***
"Kami pergi dulu ya kak!"
"Iya. Hati-hati Argent! Kin-Chan!"
"Jangan khawatir kak, kami akan pulang secepatnya"
Mereka berdua masuk ke dalam taksi dan langsung pergi menuju Mall karena di suruh Aleah selaku kakak tertua. Bahan makanan dan sabun-sabun habis jadi Argent dan Kin-Chan diutus [aelah bahasanya, bodoamat lah ya] oleh Aleah untuk membelinya di Mall.
Saat sampai mereka langsung menuju Swalayan dan dengan cepat membeli bahan-bahan yang habis di rumah karena tidak mau berlama-lama di tempat itu. Argent dan Kin-Chan berpencar agar lebih cepat, sang kakak membeli sabun-sabun sedangkan sang adik membeli bahan makanan juga snack yang kurang di rumah.
Karena tempat sabun dan makanan dekat jadi Argent dapat mendengar Kin-Chan sedang memarahi seseorang. Kin-Chan memarahi siapa?, pikirnya. Karena penasaran Argent berlari mencari adiknya dan tanpa di sengaja dia menabrak seseorang...
Brakk...
"Ughhh...maaf Nona. Aku tidak senga-eh?!" saat hendak berdiri dan membuka matanya, Argent di kejutkan saat melihat sebuah konsol game yang tercerai-berai di lantai lalu mendongak melihat sang pemilik.
Seorang gadis bersurai ungu yang di kuncir dan mata ungunya menatap ke arah konsol yang telah rusak tercerai-berai karena pemuda di depannya ini. Ingin marah, namun dia terlalu malas untuk mengeluarkan banyak energi. Jadi yang dia lakukan hanya diam dan memungut konsol gamenya yang tercerai-berai itu.
Argent merasa tak enak dan ikut membantu memungutnya. "Maaf Nona, aku sungguh tak sengaja. Biar ku ganti konsolmu" ujar Argent namun gadis di hadapannya ini masih tetap diam menunduk ke bawah. Menatap kakinya dan kaki Argent.
"KAK ACEDIA! AKU SUDAH SELE-ehh?? ada apa ini?" Gurra datang menghampiri sang kakak sambil membawa keranjang berisi makanan begitu pula dengan Kin-Chan.
"Kak Gent, kau kenapa? siapa gadis ini?" Kin-Chan kini berdiri di samping Argent dan menatap Acedia seolah sedang mengintimidasi gadis di depannya.
"Kak, kenapa dengan konsolmu?"
"Kau buta?" dia bicara dengan nada yang dingin dan singkat membuat Gurra terdiam karena dia tahu kalau Acedia sudah seperti itu tandanya dia benar-benar emosi. Bagaimana tidak emosi? itu konsol kesayangannya, setiap hari dia selalu memainkannya dan sekarang sudah rusak begitu saja karena pemuda bersurai jingga yang ada di hadapan mereka saat ini.
"Maaf Nona, kau kenapa? apakah itu rusak karena kakakku? kalau begitu kami akan meng-" belum sempat Kin-Chan menyelesaikan kata-katanya sudah di potong oleh Acedia.
"Tak perlu. Ayo Gurra kita pergi" Acedia langsung melewati Argent dan Kin-Chan.
Argent ingin mengejar Acedia namun di tahan Kin-Chan dan Gurra. Pemuda bersurai jingga itu menaikan sebelah alisnya, heran kala melihat kedua orang ini menahannya.
"Jangan. Nanti malah jadi repot, biarkan saja tidak apa-apa" ujar Gurra sambil tersenyum dan hendak pergi menyusul Acedia.
Tapi saat Gurra berjalan tepat di samping Argent dia sempat mengatakan sesuatu lalu langsung pergi menyusul Acedia yang sudah menjauh.
"Maaf ya Tuan, kakakku memang seperti itu"
Argent merasa bersalah, mau mengganti tapi pemiliknya saja menolak. Lalu dia harus apa? orang macam apa dia ini tidak bertanggung jawab? yah, walaupun yang punya tak mau tapi tetap saja dia merasa bersalah.
Kin-Chan menepuk bahu Argent pelan membuat sang empu menoleh.
"Sudah kak, biarkan saja. Ayo kita pulang, aku sudah mengambil makanan yang di minta kak Aleah" Argent mengangguk lalu pergi ke kasir bersama Kin-Chan.
***
Irra duduk di salah satu bangku taman dan mendongak kan kepalanya ke atas, melihat langit yang biru. Pikirannya saat ini sedang kacau memikirkan adik bungsunya yang tak pulang-pulang selama seminggu.
"Aaargghhhh sialan!...kau kemana bocah?!" geramnya frustasi. Beruntung taman masih sepi jadi tak banyak orang yang melihatnya.
"Levi hilang, aku bahkan tidak tahu dia sekarang ada dimana! apakah dia sudah makan atau belum?! dimana dia tidur dan tinggal selama ini?! DASAR, BAHKAN PRIA TUA ITU SAJA TIDAK PEDULI DENGAN KEADAAN ANAKNYA SAAT INI!" Irra merasa sangat emosi saat ini, pelampiasannya adalah taman inilah. Kalau sekiranya taman ini ramai dia tidak akan menjadikan taman ini tempat pelampiasan.
Biasanya dia akan memanggil Phaysie hanya untuk sekedar mendengar keluh kesahnya saja tapi kali ini tidak bisa karena Phaysie sedang sangat sibuk mengurusi kelas musiknya.
"Kenapa aku tiba-tiba ingin ke rumah Phaysie? Ah, jangan Irra. Phaysie sedang sibuk lebih baik kau fokuskan untuk mencari adik bungsu mu yang nakal itu saja" batin Irra lalu pergi dari taman itu.
***
Maaf ya kalau jelek dan gak nyambung☹️
Segini dulu ya, bubay:3
~
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearest Brother, Levi [Desime]
General FictionStory seorang anak laki-laki yang kehidupannya seolah di permainkan takdir. [Notes : Envy sebagai Levi disini anak terakhir. Gue gamau nurut ama di webtoon yang ngenalin dia sebagai kakak kedua setelah Pride. Intinya Envy or Levi itu anak terakhir a...