Bab 1

708 26 0
                                    

Ting...

Ku dengar ada notif pesan dari ponsel ku, lalu ku buka pesan itu dan kulihat siapa pengirimnya dan ternyata Anna. Anna adalah teman sekelasku di pesantren Al Akbar, walaupun umur kami beda sekitar 4 tahun lebih tua aku dari padanya, tapi kami tetap saling menghargai satu sama lain.

Anna
Mbak, Minggu depan aku kerumah mabk ya, aku mau nginap, aku kangen lo sama mbak, sudah lama kita gak ketemu cuma gara gara libur panjang ini...huh😥😥bolehkan mbak??

Itulah pesan darinya, what apa dia bilang?mau nginap?mau bilang apa dia pada Ummi, kalau Ummi marah gimana? Banyak pertanyaan itu mengganjal dipikirannya.
Dan jemari tangan lentik itupun mengetik sesuatu untuk dikirim pada Anna.

Aku
Aduh gimana ya?aku tanya Ummi dulu ya....

Dan pesan itupun langsung ku kirim pada Anna, tak lama berbunyi motif pesan lagi.

Anna
Iya mbak...

Begitulah pesan singkat Anna tapi membuat ku sangat sangat berpikir lebih panjang, apa yang harus ia ucapkan pada Ummi nantinya.

Tok Tok Tok.....

Kudengar pintu kamarku di ketok oleh seseorang dan aku pun langsung bergegas berdiri untuk membuka pintu itu, dan kulihat ada Zahra adikku.
Ngapain dia kesini tumben bangat_batinku

"Ee,,,mbak cepetan turun itu Abi sama Ummi manggil...dan katanya cepetan keruang tamu.."

"Emang ada apa?"tanyaku.
Emang ada apa ya Abi sama Ummi manggil aku kebawah? Disuruh keruang tamu lagi?_batinku.

"Mana aku tahu...."jawabnya ketus sambil berjalan mendahului ku.

Zahra memang seperti itu, dia sangat menyebalkan bagiku, kadang dia sinis padaku, kadang ia ketus padaku kalau bicara, dan kadang baik, tapi aku tahu jika ia berbuat baik pastilah ada maunya itu bocah.

Ku ikuti langkah Zahra dan saat aku sudah dekat dengan ruang tamu, ku hentikan langkahku sebentar, ku dengar ada suara orang begitu ramai, apa ada tamu_batinku.

"Aduh mbak, ko berhenti cepetan napa!"
Tak kuhiraukan ucapannya, aku hanya bingung sekarang ada apa ini?

"Aduh cepetan..."tiba tiba saja tanganku di tarik Zahra, sungguh ni anak tidak tahu situasi, aku hanya pasrah tanganku di tarik seperti itu, mungkin ini hanya tamu biasa saja_batinku.

"Nahh ini dia putriku..."ucap Abi.
"Sini nak duduk dulu..."

"Maa syaa Allah,,,,anak kamu cantik bangat Ali.."

Aku tidak tahu siapa yang sedang bicara itu, tapi yang pastinya itu seorang laki laki seumuran dengan Abi, aku hanya bisa diam dan menundukkan kepalaku tanpa harus berani memandang kedepan.

"Baiklah kita mulai saja acaranya yaa..." Ucap orang sedang berada di depan Abiku.

"Baiklah Adnan, silahkan..."ucap Abi.

Acara?? acara apa?apa jangan-jangan ini acara...no no no...gak boleh mikir yang aneh aneh harus pikir positif_batinku.

"Jadi begini Ali, kami datang kesini untuk melamarr anakmu untuk anak kami..."

Refleks aku berdiri mendengar apa yang di ucapkan pak siapa tadi? Pak Adnan iya..pak Adnan.

"Ya Allah...." Hanya kata itu yang keluar dari mulutku sekarang aku tak berani menatap orang orang di depanku sekarang. Apa apaan ini ingin melamar? Kenapa tidak diberi tahu??

"Abi..." lirihku yang tak menatap ke arah Abi, aku hanya menundukkan wajahku dari banyak orang, dan tak ku sangka satu bulir bening itu tiba tiba terjatuh dengan sendirinya.

"Nak maafkan Abi, Abi gak cerita ke kamu sayang,,,Abi hanya ingin yang terbaik untuk kamu, Abi tahu persis anak om Adnan, Abi dan om Adnan sudah lama bersahabat dari waktu sekolah pesantren dulu.."

Aku yang mendengar kata-kata itu rasanya aku ingin menangis sekencang kencangnya, bagaimana dengan perasaan ku.

"Sayang duduk dulu yaa,,,"bujuk Ummi.

Aku tak kuasa menahan semuanya hingga aku pun berlari meninggalkan ruang tamu itu menuju kamarku. Aku tak menghiraukan panggilan dari orang orang itu, yang aku inginkan sekarang hanya sendiri, Dan aku merasa tak kuat akan semuanya, dan bagaimana nasib cinta yang sudah dari dulu tumbuh untuk seseorang itu? seperti apa nantinya? aku memang masih menanti dirinya walaupun waktu lima tahun ini aku sudah berusaha menghilangkan semuanya tapi apa nyatanya semua masih ada tersisa, walaupun hanya sedikit, tapi tetap saja rasa itu selalu ada didalam hatiku.

"Sayang buka pintunya..."
Itu adalah suara Ummiku, tak ku perdulikn sekarang biarlah! Aku hanya ingin sendiri sekarang!

"Syifa,,,buka pintunya..."

"Ummi biarkan aku sendiri dulu..."tanpa disuruh bulir bening itu menetes lagi.

"Tapi sayang didepan ada tamu...ayo kita turun dulu.."

"Ummi aku mohon tinggalkan aku seorang diri disini...aku ingin sendiri..." Lirihku.

"Tapi sayang...."

Hening....

"Baiklah Ummi kebawah dulu, kamu baik baik di dalam kamar yaa..."ucap Ummi.

Ku dengar tak ada lagi suara Ummiku di belakang pintu kamarku, mungkin sudah pergi dari kamarku.

Maafkan aku Ummi, bukan maksud hatiku ingin berbuat tak semena-mena kepadamu, tapi biarkan aku menenangkan pikiran dulu, aku ingin memberi tahu kepada diriku bahwa semua ini adalah takdir dari Allah untukku_lirihku dan tanpa disadari lagi air mataku terus menerus keluar, rasa nya sangat menyesakkan.

....

Diruang tamu...

"Adnan maafkan putriku, mungkin dia butuh waktu sebentar untuk memikirkan lebih matang matang..."

"Iya tidak ada apa Ali, Fathan juga gak apa apa kan?"

"Iya Abi, Fathan gak apa ko, saya juga tahu ko om ini berat bagi Syifa.."
"Iya nak Fathan, nanti Ummi yang bujuk Syifa yaa..."

"Iya Ummi,,,"

"Ya sudah kami pamit pulang dulu ya Ali, Rahma,,,assalamualaikum"

"Iya,,,waalaikumsalam...hati hati..."

"Iya,,,"

...

Jangan lupa tinggalkan jejak vote kalian yaa setelah selesai membaca.

#assy23

Penantian HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang