Bab 9

137 11 0
                                    

Setelah pulang dari rumah sakit Ummi pun hanya disuruh dokter untuk istirahat total dirumah, kata dokter jangan terlalu kecapean dulu, tunggu pulih.. setelah pulih baru mengerjakan aktivitas lainnya.

Kulihat Ummi hanya berbaring di tempat tidur. Lalu ku dekati ia, dan tiba tiba ia bangun, mungkin saat ini kedatanganku membuat Ummi terganggu.

"assalamualaikum Ummi, apa sudah mendingan? Tanyaku pelan.

"Iya nak..alhamdulillahh"

"Yasudah Ummi kalau begitu lanjutkan saja tidurnya lagi, maaf mengganggu Ummi"

"Gak mengganggu ko sayang, Ummi dari tadi gak tidur ko, cuma memejamkan mata saja..."

"Gimana persiapan pernikahan kamu nak? Sudah siap semua? tinggal 2 hari lagi sampai hari H_nya. Jadi jaga kesehatan kamu ya nak"

"Iya Ummi, sudah semua, alhamdulillahh...
In syaa Allah Ummi Fathan bisa jaga kesehatan ko.."ucapku datar.

"Fathan kamu kenapa? Tanya Ummi, kulihat ada sedikit raut kecemasan diwajahnya.

"Gak apa-apa ko Ummi.."

"Nak ummi tau betul kamu, coba ceritakan sama Ummi ada masalah apa?

"Ummi, gimana kalau Syifa gak suka sama Fathan? Ucapku lirih.

"La ko nanya nya begitu, gak mungkin kan nak Syifa gak suka sama Fathan kan sudah diterima lamarannya..."

"Tapi ummi, Syifa itu selalu berusaha menjauhi Fathan, dengan berbagai cara...apa itu yang dibilang suka ummi? Tadi aja Fathan ingin tahu kenapa ia menangis tapi ia mengubah pembicaraan ke topik lain. Saat Fathan ingin anterin pulang, ia malah menolak, kenapa Ummi jelaskan sama Fathan, apa salah Fathan??lirihku.

Tak terasa air mata ini menetes, tanpa diberi aba aba langsung ku hapus kasar dengan tanganku, aku gak mau ummi melihat kesedihan yang ini, mau dibilang apa aku nanti...bisa bisa dibilang anak cengeng.

"Sayang Ummi tak pernah melihat kamu seperti ini, kenapa Fathan berputus asa, gak baik nak, lagian anak Ummi ini pernah berbuat apa? Apa pernah berbuat macem macem? "

"Gak pernah Ummi.."lirihku lagi.

"Laaa terus kenapa, mungkin Syifa hanya malu saja sama Fathan, udah pikir yang positif aja, jangan yang engga engga..."

Akupun hanya mengangguk mengiyakan ucapan Ummi.

"Mi, Fathan mau kekamar dulu yaa.."

"Ya sudah sana..."

"Assalamualaikum Ummi..

"Waalaikumsalam...

Kemudian aku berjalan keluar dari kamar Ummi dan menutup pintunya, lalu akupun langsung pergi ke kamar untuk merehatkan diri sebentar, sungguh hari ini bukan badanku saja yang lelah, tapi batinku juga lelah.

'Syifa, kenapa kau tak mau cerita tentang dirimu sedikitpun padaku, apa kesalahanku, sehingga kau seakan akan ingin jauh dariku, apa ini ada hubungannya dengan masa lalumu? Sampai sejauh ini aku tak pernah melihat cinta itu ada dimatamu...'

"Argghhhh" ucapku prustasi.

Tok tok tok...

"Bang!! Abang kenapa? Ko teriak teriak??

Kudengar suara Nisa dibalik pintu kamarku.

"Abang gak apa-apa ko dek, cuma terkejut tadi" bohongku.

"Yaudah kalau gito, Nisa mau kebawah dulu.."
Ucap Nisa lalu ia berlalu begitu saja tanpa melihat keadaan Fathan yang sedang prustasi gara gara memikirkan Syifa.

Penantian HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang