Bab 13

122 13 0
                                    

"dimana Syifa nak.."tanya Ummi Rahma padaku.

"Ummi, tenang Ummi" ucap Abi Syifa.

"Dia didalam Ummi, kata dokter ia baik baik saja cuma kelelahan biasa"

"Alhamdulillah"

"Ummi, Syifa kenapa seperti ini?

Kulihat wajah Ummi Syifa, ada guratan kesedihan diwajahnya, aku tak kuasa melihatnya seperti itu.

"Nak ini, bacalah..." Sambil menyerahkan sebuah buku.

"Apa ini Ummi? Tanya ku heran, sungguh aku heran dengan buku yang diberikan Ummi, aku tadi cuma mengajukan pertanyaan tapi kenapa buku ini? Apa hubungannya_batinku.

"Baca saja nak, Ummi juga gak percaya semua ini terjadi pada putri Ummi..."jawabnya lirih.

"Bolehkah saya bawa pulang? Tanyaku.

"Silahkan nak, tapi kamu jangan bilang ke Syifa kalau buku diary nya ada ditangan kamu.."

"Iya Ummi.."

"Ya sudah kalau begitu kamu pulang saja dulu pasti sekarang ini kamu masih sibuk..

"Gak apa apa ko Ummi, saya disini saja..."

"Sudah kamu pulang saja biar Syifa Abi sama Ummi yang jagain..."ucap Abi Syifa.

"Baiklah Abi, kalau begitu saya pulang dulu, nanti kalau pekerjaan saya sudah selesai saya akan kembali kesini lagi.."

"Iya nak..."

"Assalamualaikum Abi, Ummi....

"Waalaikumsalam...

Lalu aku pun pulang dengan membawa sebuah buku diary seorang Syifa, aku merasa heran, apa isinya ya_batinku.

Setelah sampai kerumah akupun melihat Ummi dan Abi sedang duduk santai didepan televisi.

"Lho kok sudah pulang nak? Sudah beres kerjaan kantor? Tanya Ummi.

"Belum Ummi...jawabku lirih.

"Ko lesu begitu Fathan? Kenapa? Tanya Abiku.

Lalu aku berjalan gontai menuju tempat dimana Abi dan Ummi sedang ngobrol.

"Syifa Ummi, Syifa bi...

"Kenapa dengan Syifa nak? Tanya Ummi ku khawatir.

"Dia masuk rumah sakit..."

"Ya Allah...kenapa?

"Aku juga gak tahu, tadi saat Fathan lagi dikantor tiba tiba ponsel Fathan berdering dan tertara no Syifa disana lalu Fathan angkat dan ternyata seorang laki-laki dan dia mengatakan kalau Syifa pingsan ditengah jalan dalam keadaan berantakan, kakinya pun gak pakai sendal Ummi dan kakinya berdarah...sungguh Ummi Fathan gak sanggup melihatnya seperti ini.."

"Terus kenapa kamu gak kabarin kami nak.."

"Maaf Ummi, tadi Fathan sudah kabarin orang tuanya..."lirihku.

"Terus ini apa nak? Ko bukunya gambar perempuan, punya siapa? Tanya Ummi heran.

"Emm,,,ini punya Syifa, ini buku diary nya Ummi, Ummi Rahma yang memberikannya...

"Untuk apa?"

"Ummi nyuruh aku membacanya sampai habis Ummi, mungkin disini ada jawabannya..."

"Jawaban apa? Tanya Abi heran.

"Jawaban dengan semua pertanyaan yang selalu timbul dalam pikiran Fathan Abi.."

Kedua orang tua nya saling pandang dan menautkan alisnya tanda mereka tak paham dengan apa yang dikatakan anaknya.

Penantian HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang