Bab 25

103 6 2
                                    

Saat sedang menikmati mimpi indah, tiba tiba tidur ku terusik. Ada sebuah tangan yang menepuk pipiku dengan pelan, namun tak ku hiraukan.

"Sayang bangun....." Suara itu remang remang terdengar oleh telingaku.

Tapi suara itu terdengar sedikit asing ditelinga ku, seperti seorang laki-laki.

"Sayang bangun, mari kita sholat bareng..."

Dengan segera aku membuka mata, saat aku membuka mata yang kulihat pertama kali adalah seorang sosok laki laki yang sudah lama ku rindukan. Aku pun terkejut dan refleks langsung berteriak. Tapi dengan cepat laki laki tadi menutupi mulutku dengan tangannya.

"Sttt, kenapa teriak heh? Ini mas...bukan siapa-siapa..." Ucapnya sedikit bingung.

"Astagfirullah...maaf mas...tadi aku kaget, soalnya___..." Ucapku terhenti dan sedikit grogi.

"Soalnya kenapa? Tanyanya heran.

"Emmm, gak apa-apa..."

Kulihat mas Arfan sedikit heran melihatku. Entah apa yang ada dalam pikirannya sekarang, tapi ya sudah lah, aku tadi cuma kaget.

Akupun menghela nafas, sebab kaget. Kulihat jam dinding sudah menunjukkan pukul tiga lewat.

"Mas mau sholat yaa? Tanyaku dengan menatapnya.

"Iya, Ayuk kita sholat bareng, kamu duluan atau mas duluan ambil wudhu nya?

"Em, mas lupa ya? Kalau Syifa lagi dapet? Ucapku pelan.

"Astagfirullah...mas lupa sayang...jadi mas sholat sendiri lagi gitu...." Akupun mengangguk mengiyakan ucapannya.

"Ya udah, mas sholat dulu yaa, kalau mau tidur, tidur aja lagi...." Ucapnya sambil mengusap kepalaku dan mencium keningku.

"Em, gak deh mas, mau nemenin mas aja....ya udah sana buruan sholat nya...." Ucapku dengan sedikit mendorong nya.

"Ya udah....mas ambil wudhu dulu ya..." Akupun mengangguk mengiyakan ucapannya.

Mas Arfan pun langsung beranjak dari duduknya dan langsung mengambil wudhu. Sebelum mas Arfan keluar dari kamar mandi, akupun langsung menyiapkan alat sholat nya dan mencarikan pakaian nya, setelah dipilah pilih pakaian yang mana yang bagus untuk dikenakan nya lalu ku letakkan diatas kasur .

Tak berselang lama pintu kamar mandi pun terbuka, dan aku pun tersenyum melihat aura mas Arfan yang begitu mempesona saat melihat nya. Bekas air wudhu nya membuat nya semakin ganteng.

"Ya Allah ganteng nya suamiku ini..."ucapku dalam hati sambil tersenyum melihat. Sampai aku tak sadar kalau dia sedang kebingungan melihatku yang tersenyum senyum sendiri.

"Kamu kenapa sayang? Hello??

"Sayang??

"Astagfirullah sayang?! Kamu kenapa? Tanya nya sambil menggoyangkan badanku.

"Astagfirullahhalazim...maaf mas..."ucapku malu malu.

"Eee, dasar bodoh!! Syifa, Syifa....kamu malu maluin aja dehh!! Cerocosku dalam hati.

"Kenapa senyum senyum sendiri? Ooo, mas tahu, kamu kagum kan sama kegantengan mas ini..." Dengan pd nya mas Arfan mengatakan itu dihadapan ku.

"Eee, apa seh mas...udah ah, sana sholat...."

"Haha, iya kan sayang, buktinya aja, tuh merah pipinya.." godanya dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Apaan seh...udah sana sholat..." Ucapku sambil memalingkan wajahku dari hadapannya, aku benar-benar malu dibuatnya.

Penantian HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang