Bab 11

108 5 0
                                    

"Jadi begini....sebenarnya nona Hilya mengalami kecelakaan..hingga membuat ia lupa dengan semuanya, ia mengalami amnesia sekitar setahun belakangan ini...nyonya dan tuan pun sudah berusaha membawa non Hilya ketempat berobat yang terbaik, tapi belum ada hasilnya..."

"Ya Allah, kok bisa begitu pak...." Ucapku kaget.

"Itulah takdir Allah non key, kita tidak tahu seperti apa kedepannya, hanya Allah saja yang mengetahuinya...." Ucapnya lembut.

"Terus Hilya tidak ingat dengan siapa siapa dong pak? Tanyaku pada pak Rahmat.

"Tidak non...saya kasian melihat nya, nyonya dan tuan juga sedih melihatnya. Saat kejadian itu berlangsung, nyonya dan tuan baru datang dari Singapura dan saat tiba di rumah mereka dikejutkan dengan kabar yang membuat mereka syok...."

"Terus gimana dengan orang tuanya sekarang? Apa mereka masih syok? Tanyaku cepat.

"Alhamdulillah tidak lagi. Tapi akhir-akhir ini mereka sering bertengkar entah permasalahan apa yang mereka hadapi..."

"Ya Allah, semoga saja berlalu semua masalah ini ya pak.." ucap key prihatin.

"Aamiin...."ucap kami bersama sama.

"Terus gimana dengan sekolahnya pak? Tanya key penasaran.

"Dia diistirahatkan sebentar hingga keadaannya membaik, dan lebih tepatnya ingatannya telah sembuh...guru memberi keringanan untuk ini..."

"Alhamdulillah kalau begitu pak..." Ucap ku bersyukur.

"Dia memang tidak ingat dengan kami pak? Padahal kami ini sahabatnya lho.."tanya key.

"Jangankan kalian, orang tuanya pun ia gak ingat, dengan Alvin teman masa kecilnya pun ia juga tidak ingat sama sekali. Kerabat dekatnya atau pembantu pembantu dirumah juga ia tak mengingat nya, jika dipaksakan ia sering kesakitan, terkadang ia teriak teriak menahan rasa sakit di kepalanya..."

"Kasian Hilya...apa dia masih tinggal di rumah nya yang dulu pak? Tanyaku.

"Masih non, Minggu kemarin non Hilya baru aja dateng dari Singapura, di sana dia mengikuti kemoterapi supaya rasa nyeri di kepalanya sedikit berkurang....." Ucap pak Rahmat sembilan melihat kearah Hilya yang sedang memainkan ponselnya.

"Kalau begitu kapan kapan kami boleh kesana kan? Tanya key.

"Sangat boleh, nyonya dan tuan malah menyarankan itu, agar ingatannya cepat pulih, semoga dengan kedatangan kalian non Hilya bisa membaik..."

"Aamiin..."ucap kami.

Ditengah obrolan kami tiba tiba ponselku berdering dan kulihat layar ponsel disana tertera nama Abi.

'Ya Allah, pasti Abi nyariin aku...aduh gimana ini, ini cukup lama keluar rumahnya...'monolog batinku.

Ku sengol lengan key dan ku arahkan ponselku padanya, saat ia melihat nama yang tertara disana ia terlonjak kaget.

"Abi nelpon? Tanyanya sambil berbisik. Akupun mengangguk mengiyakan ucapannya.

"Gimana ini? Abi pasti marah..."bisiknya lagi.

Aku yang mendengar ucapan key, rasanya gak karuan jantungku serasa mau copot, aku gak mau kejadian masa lalu itu terulang lagi, saat Abi memarahiku hingga aku mendapatkan hukuman mondok di pesantren hingga saat ini.

Flashback on.

Malam ini aku dan teman-teman ku yang lain sedang berjalan jalan menuju taman. Saat ini kami bersenda gurau ditaman, melepaskan lelah yang kian terasa. Saat kemarin adalah akhir pekan yang selalu kami tunggu-tunggu akhirnya pun sudah berakhir, entah mendapatkan nilai berapa di raport nanti, yang pastinya kami sudah berusaha sebisa mungkin. Di taman inilah kami menghibur diri untuk tidak terlalu larut memikirkan nilai nantinya.

Penantian HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang