Bab 26

92 6 0
                                    

Assalamualaikum semuanya, pasti nungguin yaa😂 maaf ya aku terlalu lama up nya😄 nih aku udah up kok jadi nanti jangan lupa beri vote ya, jangan jadi pembaca gelap 😂
.
.
.
Happy reading 📓
.

.....

Di perjalanan menuju pondok aku hanya diam, begitu juga dengan mas Arfan, tidak ada pembicaraan diantara kami berdua.

Suasana terasa canggung, ingin rasanya aku memulai pembicaran agar rasa bosan ini hilang.

"Mas...."

"Sayang..."

Ucap kami bersamaan, rasanya pipi ku sedikit memanas karena panggilan suamiku barusan, ya memang seh, dari kemarin dia sudah memanggil ku seperti itu, tapi entah kenapa hari ini ada rasa agak gimana gitu.

"Kamu aja duluan..." suruh mas Arfan.

"Gak, mas aja duluan.." tolak ku halus.

"Kamu aja yang duluan ngomong nya..."

"Mas aja deh...."

"Ya udah mas yang duluan ya, mas cuma mau ngingetin, disana kamu jaga kesehatan, harus tepat waktu makan dan jangan terlalu cape, kalau sudah capek cepet cepet istirahat, nanti kamu sakit kalau kurang istirahat, mas gak mau yaaa denger kamu sakit nanti nya....."

Aku melongo mendengarkan penuturan mas Arfan, begitu perhatian nya suamiku ini denganku. Hingga aku tak dapat berkata-kata lagi. Aku sangat bersyukur kepada Allah bisa di takdirkan bersamanya. "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan".

"Hey..." Panggil mas Arfan

"Emm...ada apa? Tanya ku bingung.

"Dari tadi mas panggil panggil kok gak nyaut? Lagi mikirin apa?

"Gak apa-apa..."

"Ingat ya pesan mas tadi.... jangan sampai kelupaan.." ucapnya dengan lembut sambil mengacak kepalaku.

"Isss, nanti rusak mas...." Sambil menjauh kan tangannya yang bertengger di atas kepala ku dan ia pun sedikit tertawa melihat tingkah ku yang mungkin dianggap nya lucu.

"Mas, nanti gak usah keluar dari mobil yaa, Syifa gak mau kalau ada yang liat mas, dan nanya nanya tentang mas sama Syifa, Syifa gak mau kaya gitu...." Cemberut ku.

"Emang kenapa? Kamu cemburu yaa kalau ada yang nanya nanya tentang mas ini..." Dengan pd nya ia mengatakan seperti itu.

"Jangan kegeeran deh mas..."

"Hahaha, iya, nanti mas gak akan keluar dari mobil, tapi ada syaratnya ya...." Ucapnya jahil.

"Hah?! Syarat? Tanyaku dan di angguki oleh mas Arfan.

"Kok pakai syarat sih mas, gak ah, Syifa gak mau..." Tolak ku.

"Ya udah kalau gak mau, nanti siap siap aja deh mas yang anterin kamu sampai kamar pondok kamu itu...." Dengan jahilnya ia membuat syarat untukku seperti itu.

"Jangan!!! Iya...iya...Syifa turutin deh syarat dari suami tampan ku ini...." Ucapku memelas .

"Ciyeee, ngakuin suami tampan..." Godanya ambil menoel noel daguku.

"Au ah, cepetan bawa mobil nya, ini Syifa udah telat sepuluh menit, ayo buruan, Syifa gak mau kena hukum cuma gara gara mas nganterin Syifa telat yaaa..."

"Iya sayang... sebentar lagi kok sampai...."

Hening...

"Nah, itu pesantren nya, mas bilang juga apa sebentar lagi sampai kan..." Tunjuk nya pada pondok pesantren tempat ku menimba ilmu.

Penantian HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang