Bab 17

116 10 0
                                    

"Arfan..." Lirihku.

Nama itu keluar dari mulutku tanpa kusadari, aku terkejut melihat dirinya yang sedang berada di depan kamarku, ia sedang menemani sepupunya, ia adalah Arfan, Muhammad Arfan! Sepupunya Anna.

"Syifa..."
Kudengar sayup-sayup dia menyebut namaku.
Apa?! Dia memanggilku, aku yang mendengarnya pun terkejut. Apa Mungkin aku memanggil namanya tadi terdengar oleh telinganya? Mungkin saja, karena aku terkejut akan kedatangannya.

Aku tak kuat melihatnya yang sedang berada di depan mataku, ingin rasanya kerinduan ini ku hamburkan kedalam pelukannya, tapi apalah dayaku, aku bukan siapa siapa baginya, dan aku juga bukan mahramnya yang bisa kupeluk sesuka hatiku. Tanpa kusadari kaki ini refleks berlari setelah melihatnya, dan lihatlah sekarang aku hanya bisa duduk di balkon kamarku seorang diri dengan pakaian seperti ini.

Dengan pakaian pernikahan! Iya hari ini aku akan menikah dengan seseorang yang aku memang tidak pernah mengenalnya. Aku hanya korban perjodohan!

Saat ini aku tak kuasa menahan air mataku, hingga bulir bulir bening itu menetes dan terus menetes dengan sendirinya.

Kalian boleh saja sebut aku cengeng, tapi ketahuilah!! Rasa ini sungguh menyesakkan!!

'Kenapa kau datang setelah lamaran itu ku terima Arfan_batinku.

"Syifa...selamat ya, setidaknya kau tidak berlama-lama lagi menungguku, aku ikhlaskan dirimu untuknya, walaupun sesak yang kurasakan " ucapnya lirih.

"Maafkan aku, aku gak bisa menepati janji yang pernah kuucapkan padamu waktu itu..."sambungnya, dan aku hanya bisa diam dan bungkam dengan tangisan yang sangat sulit aku hentikan.

Aku yang mendengar kata-kata yang keluar dari mulutnya hanya bisa menangis, aku tak perduli dengan make up yang ku kenakan ini berantakan!!

"Syifa... ikhlaskan hatimu menerima 'Dia' sebagai pendampingmu, Allah sudah mengirimkan seseorang yang terbaik untukmu, aku yakin ia laki laki baik, percayalah" lirihnya.

Setelah mengatakan itu ia pun berlalu tanpa mengucapkan salam. Aku tak tahu apa yang sedang ada dalam pikirannya. Apakah sama dengan pikirinku sekarang?

Berantakan! Iya sekarang sudah berantakan!!
Bagaimana ia bisa menikah dengan seseorang yang tidak aku cintai sama sekali dihadapan Arfan? Sedangkan Arfan adalah seseorang yang sudah menghiasi hidupku dimasa lalu hingga saat ini.

Kalian boleh sebut aku egois, tapi satu hal yang harus kalian ingat!! aku tak akan bisa membuang semua kenangan tentangnya, apalagi dia adalah orang yang pertama meluluhkan hatiku.

Sungguh rasanya dunia memang tidak pernah adil terhadapku!! Sekarang aku tak kuat menahan semua rasa ini hingga tangisku pun kembali pecah, aku tak lagi mempedulikan semuanya, tentang makeup yang ku gunakan ataupun tentang acara yang akan dilangsungkan beberapa jam lagi.

"Astagfirullah mbak, mbak kenapa?

Tiba tiba Anna datang dan menghampiri ku dengan keadaan seperti ini. Lalu kupeluk tubuhnya dengan erat, aku berharap dengan seperti ini beban pikiranmu bisa berkurang.

"Mbak istighfar, mbak gak boleh seperti ini...aku minta maaf mbak sudah mengajak bang Arfan kesini maaf mbak..." ucapnya lirih.

Kulonggarkan pelukanku terhadap Anna. Kulihat ada semburat kesedihan diwajahnya.

"Iya Anna, mbak gak apa-apa...apa kau juga mengajak keluargamu datang kesini? Tanyaku. Ku berusaha menghentikan tangisku.

"Iya mbak, kata Ummi...dia mau ikut, dan.....(jeda sebentar)....ah sudahlah, gak usah dipikirin mbak.." ucapnya lagi.

Penantian HalalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang