Dulu
Kamu orang pertama yang ingin aku lihat saat memasuki gerbang sekolah
Dulu
Mungkin kamu juga jadi salah satu alasanku ingin cepat sampai di sekolah
Tapi itu hanya dulu
•••Yofan Qaf Adiyana, putra kedua dikeluarganya. Pria yang tingginya sekitar 7 cm diatasku, si pecinta gitar dan pecinta sahabatku yang lainnya, Lian lebih tepatnya. Aku tahu dia memiliki rasa untuk sahabatku, aku berani bertaruh ia pun tahu bahwa Lian juga sudah memiliki pacar waktu itu. Dan lebih hebatnya lagi, aku memiliki rasa dengannya, ntah dia sadar atau tidak aku tidak peduli. Aku mencoba tidak memikirkannya lagi saat aku tahu dia menyimpan rasa untuk sahabatku. Atau tidak mencoba sama sekali.
Fakultas Kedokteran UR – 2021
Aku tersadar dari lamunanku saat Zoya menyentuh tanganku, yakin 100% ia tahu apa yang sedang aku pikirkan.
“Vaa, kamu lamunin Yofan yaa?” tepat bukan, ia tahu apa yang aku pikirkan. Dia memang orang yang mengerti diriku, orang yang mengerti tentang cintaku yang tak beruntung dimasa lalu.
“Haa? Ee--engga kok Zoy, apaan sih kok jadi Dia.” elak Ava sebisanya.
“Udah ah yok makan ntar ga enak nih makanan, kamu anggurin terus. Kalau ga mau biar buat aku aja, aku lapar nih tadi cuman sarapan roti tawar doang ya ya yaayaaaaa? iiihh baik deh Zoyaaaaaa, gomawoyeo uri Oyaaa.” Ucap Ava dan seenaknya menyambar makanan Zoya.
Zoya yang melihat tingkah absurd sahabatnya hanya melongo sambil menggelengkan kepalanya dan secepat kilat dia merebut kembali makanannya sebelum dimakan sama si absurd.
“Enak amat tuh tangan main sambar aja, kalau kamu yang bayar sih gapapa. Paling nanti ujung-ujungnya kamu yang makan tetap aku yang bayar.” Cecar Zoya.
“Oh God punya temen kok gini amat tingkahnya, mau dibuang sayang ga dibuang juga sayang.” Sahut Zoya pelan dengan penekanan disetiap katanya sambil memijit pangkal hidungnya berusaha sabar menghadapi sahabat ajaibnya ini.
“Okedeeh kalau ga mau ngasih, pelit kok dipelihara. Duit tuh dipelihara biar kaga sensian mulu.” Cerocos Ava yang kesal sama kebiasaan Zoya yang satu itu.
Dengan perasaan kesal dia melanjutkan makannya sambil memikirkan lamunan tadi.
“Tuhan, bantu aku untuk hilangkan rasa yang engkau datangkan ini. Aku sudah tidak kuat lagi menyimpannya sendiri.” Batin Ava sambil melirik Zoya yang lagi menghabiskan makanannya.
“Eh Va, habis ini sibuk ga? Temenin aku dong ya ke kampus pusat. Mau nganterin jaket sepupu aku di Fakultas Teknik, tadi pagi dia nitip mintak anterin karen sibuk ama tugasnya di kampus.” Tanya Zoya sambil menunggu respon dari Ava yang lagi menyeruput jus semangkanya.
Ah ya kampus mereka tidak berada di kampus pusat Universitas Riau, yang anak Pekanbaru kalian pasti tahu sendiri FK UR memiliki kampus tersendiri yang letaknya agak jauh dari kampus pusat, terkecuali Rumah Sakit Universitas yang berada di kampus pusat.
“Si Jo?”
“Hooh, siapa lagi sepupu aku yang kuliah di jurusan teknik selain Jo. Pertanyaan kamu kadang aneh deh Va.” Heran Zoya dengan pertanyaan sahabatnya, ya emang dulu ia pernah bercerita tentang Jo tapi hanya sekilas. Ava hanya cengengesan merespon kalimat pedas dari Zoya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Just be Quiet
किशोर उपन्यासLove at first sight?? It sounds a bullshit! Ya emang terdengar omong kosong Tapi itu faktanya Kita berteman 9 tahun sudah dan rasa sialan ini masih ada But..I just kept quiet Kamu tahu kenapa? Cause I prefer to be quiet ____________________________...