Part 8

168 10 2
                                    


Saat waktu seperti inilah
Aku bisa dengan mudahnya kembali mengenang masa lalu
disaat kita asik bercengkrama
tanpa menyadari adanya suatu hal yang remuk disana

•••

Fakultas Kedokteran UR

“Baiklah untuk perkuliahan hari ini saya cukupkan sampai disini saja, untuk minggu depan kita akan melanjutkan pratikum mata kuliah Obgyn tata cara pelaksanaan melahirkan secara normal. Tolong siapkan diri untuk pratikum minggu depan. Sekian terima kasih”

Sudah hampir tiga jam mereka berkutat dengan praktik dan mendengarkan penjelasan dari sang Profesor, akhirnya mereka kembali menemukan sumber air yang berada di gurun pasir. Hahaha hanya perumpamaan saja ges.

Selesai sudah, selepas keluarnya Prof. Yeni para mahasiswa dengan muka yang sudah tampak lusuh itupun mengikuti jejak dosen mereka untuk keluar dari ruangan pratikum yang sangat mencekam itu.
Begitupun dengan kedua sejoli, siapa lagi kalau bukan Ava dan Zoya.

Mereka  bergegas pergi ke kantin untuk kembali mengisi energi mereka yang sudah dikuras habis. Beruntung kantin tidak terlalu padat oleh mahasiswa lain yang ingin makan atau sekedar berkumpul.

Mereka berdua memilih tempat duduk di pojok bersebelahan dengan jendela setelah memesan makanan dan temannya kepada mbak-mbak kantin. Setelah duduk, keduanya malah kompak menidurkan kepalanya beralaskan lengan diatas meja.

Namun kenyamanan mereka hanya berlangsung sebentar, malah semenitpun tak sampai karena adanya tamu yang sangat tak diundang. Dengan seenak jidatnya si tamu malah menepuk meja yang ditempati oleh sepasang sahabat yang butuh ketenangan.

“HOOOIIIIIII PARA BUDOKCAAANN APA KABAAAARRRRR.......” dengan tak tau malunya ia malah berteriak setelah menggebrak meja.

Lantas kedua macan yang tadinya tenang adem ayem tersulut emosinya dan melempar sang pelaku dengan sepatu yang mereka lepas secepat kilat. Dan tentu saja, malangnya nasib dari pelaku yang menerima serangan bom sepatu dari para korban.

Puas membalas si pelaku biang onar, mereka kembali duduk dan meredakan rasa kesal yang tadi sempat sampai ke ubun-ubun.

Merasa tak direspon dengan kata-kata, si pelaku pun memungut dua pasang sepatu korban dan memilih duduk disamping Zoya sambil mengernyitkan keningnya, ia penasaran dengan apa yang terjadi dengan para calon Ibuk Dokter Cantik, katanya.

“Pada kenapa sih, muka kok gitu amat?”

“Man, bisa diam dulu bentar ga?” Ava menyuarakan ketidaksenangannya dengan suara yang dihasilkan oleh Ayman.

“Yaaa maap, kan nanya doang. Jawabannya ga sesusah ujian SOOCA kok” Ayman malah membalas perkataan Ava, tidak tahu ia berniat untuk kembali memancing kekesalan si macan stress atau apa.

“Man serius deh, bentar aja kamu diam yaa atau kita putus aja.” Kali ini Zoya yang menimpali dengan nada mengancam andalannya.

Ah yaa, seorang Ayman Idrus Alatas adalah pacar dari seorang Zoya Abyaksa. Mereka telah berhubungan dari semester dua sampai sekarang, langgeng bukan.

Ayman sontak terkejut, namun hanya beberapa saat. Ia sudah hafal betul kebiasaan seorang Zoya jika sudah mengancamnya seperti itu. Dengan mengeluarkan smirknya, ia juga akan mengeluarkan jurus andalannya untuk membuat pacarnya menarik kembali kata-katanya tadi.

“Uuuu yakin kamu mau putus? Ga takut aku langsung dapat gandengan lagi? Kalau kamu ga takut sih akunya gapapa, jangan nangis kejer trus ngabisin tisu se-pack yaa.” Ayman mengatakan kalimat itu dengan kelewat santai, Zoya yang mendengar hal tersebut langsung secepat kilat menggaet lengan Ayman dan menggigitnya denga gemas.

Just be QuietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang