Part 17

114 8 0
                                        


Protect her!! Jangan sampai lengah
Atau tanpa peduli penyesalan yang menghampirimu

•••

Day 1

Great Wall of China - Beijing

Sesuai rencana yang sudah ditetapkan, tempat pertama yang ingin mereka kunjungi ialah Tembok China. Mereka telah berjalan sangat panjang untuk bisa sampai ke lokasi,  Zoya terus uring-uringan karena merasa lelah. Ia menyesali idenya yang ingin mengunjungi tempat ini. Ava dan yang lainnya hanya terkekeh geli melihat Zoya yang sudah akan merengek.

“Ayoo Zoy semangaaaatt!!!” Ava berseru menyemangati Zoya yang berusaha menapaki rarusan bahkan ribuan anak tangga. Zoya membalikkan badannya dan menampilkan senyum paksa dan kembali melanjutkan langkahnya.

Herannya, ia terus merengek lelah tapi ia yang paling semangat untuk sampai ke puncak. Ia yang menempai tempat di depan, meninggalkan yang lainnya dai belakang. Ava yang masih terkekeh melihat Zoya beranjak bergegas mempercepat langkahnya mengejar Zoya.

“Va pelan-pelan!!” seru Jovin khawatir melihat brutalnya Ava menapaki anak tangga itu.

Ava hanya mengacungkan jempolnya dan malah mempercepat langkahnya menjadi berlari, Jovin gemas melihat itu dan berniat ingin menyusulnya namun bahunya ditahan oleh Ayman yang sedari tadi tersenyum penuh arti setelah melihat tingkah Jovin yang ia sendiri tidak sadar telah menampakkan rasa kawatirnya.

Jovin yang  ditahan bahunya menolehkan kepalanya menghadap Ayman yang tersenyum aneh, ia yang sadar akan tingkahnya beberapa saat lalu langsung memalingkan wajahnya dan berdehem meredakan gugupnya.

“Kenapa kok gugup?” Ayman membuka suara setelah Jovin malah terlihat gugup setelah tertangkap basah. “En-nga siapa yang gugup?” balasnya daln mempercepat jalannya.
Ayman yang gemas ikut mempercepat langkahnya dan kembali menahan bahu Jovin.

“Kamu suka dia kan?”

“Kamu cinta dia kan?”

Jovin yang mendengar pertanyaa Ayman menghentikan langkahnya, menolehkan kepalanya dan menelisik wajah Ayaman.

“Dia? Siapa?”

“Ava, kamu mencintai Ava kan?” kali ini Ayman dengan jelas menyebukan dia yang ia maksud.

Jovin hanya diam dan menghadapkan pandangannya ke arah dimana Ava sedang bergandengan tangan dengan Zoya, ia menatap lama punggung Ava, menatap dalam Ava yang hanya tampak belakang, dan ia pun menghela nafas kasar.

“Sejak kapan kamu tahu?” tanya Jovin

“Entahlah” balas Ayman

“Kali ini aku yang tanya, sejak kapan?”  Ayman berbalik tanya kepada Jovin.

“Sejak lama, mungkin” balasnya tersenyum manis dan sedikit miris.

“Kamu tidak yakin?”
Jovin hanya menggidikkan bahunya dan kembali melanjutkan langkahnya yang diikuti oleh Ayman.

“Tak ingin memberi tahunya?”

“Untuk apa?”

“Ya agar dia tahu”

“Lalu apa?”

“Mungkin kalian bisa bersama”

Jovin terkekeh dan menyugar rambutnya ke belakan frustasi. Awalnya ia sepemikiran dengan Ayman, tapi apa mungkin akan berakhir sesuai yang ia mau?

Jawabannya tidak. Karena ia tahu Ava mencintai Yofan.

“Tidak semudah itu disaat masih ada Yofan disana” kali ini Jovin menjawab dengan gurat serius yang tercetak di wajahnya. Ia sangat sensitif dengan nama Yofan sekarang setelah  perbuatan terakhirnya dengan Ava.

Just be QuietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang