Gua LG jalan ke perpustakaan sama dilla. Gua buka sepatu terus masuk. Pertama gua liat ada pak Dede, penjaga perpustakaan. "Pagi pak ganteng" ucap dilla.Pak Dede tersenyum manis menatap dilla dan gua. Gua ke rak novel sedangkan dilla duduk di kursi yg ada di sana. Gua lagi nyari novel China kesukaan gua. Gk lama gua sdh dapat novelnya terus gua duduk di sebelah dilla yg sedang membaca komik.
"Udah dapat?" Tanya dilla. Gua ngangguk.
•••
Sdh berjam-jam gua di perpustakaan sama dilla. Iya, sekarang kami freeClass karna bu eliv gk masuk.
Saat sedang asik-asiknya ngebaca tiba-tiba ada suara keroncongan di perut dilla
"LO lapar?" Tanya salsa. Sedangkan dilla hanya menunjukkan deretan giginya. "Kantin yuk" dan gua ngangguk pelan."Pak kami berdua mau ke kantin dulu tolong jagain komik ini y" kata dilla yg menghampiri pak Dede. Pak Dede tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Kami berdua jalan di koridor yg sepi karna ini masih jam pelajaran. Tak lama kemudian gua sdh duduk di kursi kantin.
Waktu gua mau berdiri lagi buat mesan makanan, tiba-tiba ada laki-laki yg menghampiri kami berdua.
"Ngapain di kantin?"
Gua menoleh ke laki-laki itu. Gua mutari bola mata gua "kenapa?" Tanya gua balik sambil bersedekap.
"Ini masih jam pelajaran" kata laki-laki itu sambil memasang tampang datarnya.
Sedangkan dilla hanya menatap gua sama laki-laki itu bergantian.
"Bukan urusan LO" kata gua meninggalkan Ketos itu dan menarik tangan dilla.
Iya, dia ketua OSIS namanya Julian Wijaya. Keluarga dari "Wijaya" yg satu perusahaan dengan bokap gua. Dia tinggi, putih, dadanya bidang, dan dingin.
"Woi kenapa?" Tanya dilla.
"Gak" jawab gua "kita makan di sini aja" sambung gua yg mulai duduk di kursi pojok kiri kantin.
"Yudah gua pesan dulu" dilla tersenyum dan pergi memesan makanan.
Tak lama kemudian dilla datang dan bawa nampan ditangannya.
"Eh lo baksonya gk pedas kan?" Dan gua ngangguk.Skip aja.
Gua dan dilla sdh selesai makan dan berdiri tak lupa meletakkan uang di atas meja "mak iden" teriak dilla memanggil mak iden untuk memberitahu kami sdh membayarnya. Mak iden tersenyum dan mengangguk di sana."Gua mau ke kelas, LO masih mau ke perpus?" Tanya salsa ke dilla.
"Iya, mau nyelesain bacanya soalnya LG seru banget"
"Ok gua ke kelas y" dilla ngangguk tersenyum.
Waktu dilla sdh sampai di perpus, ada laki-laki yg menghampiri dilla.
"Dimana salsa?" Tanya laki-laki itu dengan wajah datarnya.
Dilla mendongak kepalanya "e-eh kak Julian em a-anu kak" gugup dilla.
"Dimana salsa?" Tanya Julian sekali lagi dan sambil menekan suaranya.
"Eh anu kak di em di kelasnya" jawab dilla.
Tanpa berpikir panjang Julian berjalan meninggalkan dilla
"Dingin banget cuihh" gumam dilla dan melanjutkan membaca
komiknya yg sempat tertunda.•••
Gua sdh di kelas 11 Ipa 2. Gua duduk di pojok kiri sambil membaca novel. Di kelas gua, berisik banget tapi gua tetap santai. Gua ngebuka lembaran novel itu selanjutnya dan tanpa Di sangka dari tadi ada yg manggil nama gua "salsa!" Akhirnya gua noleh ke sumber suara itu. Ternyata rere, teman gua yg suaranya super-super cempreng.
Gua hanya mengangkat dagu gua sekali.
"Ada yg nyariin lo" teriak rere."Heh bakwan" menjitak kepala rere "kalo ngomong jangan teriak-teriak napa sakit kuping gua, sdh tau tu suara cempreng" kata Aldo, ketua kelas.
"Ehh enak aja LO gini-gini suara gua mirip Ariana Grande yee" kata rere gk mau kalah sambil memegang jidatnya yg habis di jitak oleh aldo.
"Ahli banget sih LO kalo ngehalu" ucap Aldo
"Sdh deh LO diam aja, eh sal—" ucap rere berhenti saat melihat kursi salsa yg sdh kosong "buset dah tu anak ke kuntil aja"
"Hahaha kek LO kan" ucap Aldo sambil terkekeh.
"Ihh gk yaa"
•••
Gua keluar dari kelas dan tiba-tiba tanpa ada balasan tangan gua di tarik sana Ketos sialan! Gua sempat berontak tapi apa daya tenaga gua gk sekuat tenaga Julian.
"Heh Ketos ogep LO apa-apaan sih sakit goblok" sedangkan Julian hanya diam tidak merespon atas berontakan gua.