Dini demi hari.... Gua lagi di kamar serba pink. Iya! Gua dan Julian sudah mempunyai rumah dan rumah itu tidak terlalu jauh dari rumah rifal dan ceci.Kembali seperti biasa, gua sudah bangun sangat pagi. Gua beranjak dari kasur menuju kamar mandi. Untungnya semalam gua bisa menyiapkan perlengkapan sekolah.
Sempat Julian pagi tadi, dia menuju kamar gua. Dia pergi terlebih dahulu karena ada rapat osis.
Setelah bersiap-siap, gua turun dan berjalan ke arah dapur hingga gua melihat ada sebuah roti dan segelas susu. Mata gua terhenti saat melihat kertas kecil berwarna putih di sebelah roti. Gua menyatukan alis lalu mengambil kertas itu.
Pagi...
Gua sdh buat sarapan
LO habisin ya
Gua duluan bye!—Julian
Seketika kedua ujung bibir gua tertarik. Gua tersenyum dan melihat sarapan itu yy di buat oleh Julian.
"Makasih kak"Selesai gua sarapan, gua melihat jam yg masih pukul 06.02 itu masih terlalu pagi untuk berangkat. Gua menoleh ke arah mejikom nasi yg masih banyak. Sebentar gua berpikir lalu memasak nasi itu menjadi nasi goreng. Gua menaroh nasi goreng tersebut di kotak bekal.
Sudah menghabiskan waktu sedikit. Gua merangkul tas dan memakai sepatu.
•••
Gua berjalan di koridor yg masih sangat sepi. Hanya ada anggota osis yg sedang berjalan. Berhubungan kelas gua melewati ruang osis, gua sedikit melirik ke dalam yg kosong melompong. Gua menjinjit sedikit dan kedua tangan gua memegang sudut jendela. Sedikit dagu gua di naikkan. Sama saja gua tidak melihat satu orang pun di sana. Hingga ada seorang laki-laki yg bersedekap di samping gua. Gua terkejut dan menoleh ke arah laki-laki itu.
"Nyari siapa?" Tanya laki-laki itu dengan wajah datarnya sedangkan gua hanya memamerkan deretan gigi gua.
"Hehee emm anu kak.... ,gu-gua cuman mau ngasih bekal ke kakak doang" "nih" gua menyondorkan sebuah kotak bekal ke arah laki-laki itu.
"Dalam rangka?" Laki-laki itu menaikkan satu alis.
Susah payah gua menelan ludah.
"Yaa kakak sudah buatin gua sarapan" jawab gua dengan menundukkan kepala."Makasih"
"Nih" gua mendongak dan menyondorkan bekal itu lagi dan di ambil oleh Julian.
"Yaudah kak gua ke kelas dulu bye" gua berbalik badan dan ingin pergi dari sana. Tetapi tangan gua di tahan oleh Julian.
"Iya—" belum selesai gua menyelesaikan bicara tangan gua sdh di tarik oleh Julian. Gua gk berontak karena tarikan itu tidak sakit melainkan tarikan itu sambil menggenggam tangan gua erat. Gua tersenyum malu dan memalingkan wajah.
Sekarang gua sdh berada di titik anak tangga terakhir. Julian mendorong pintu rofftop itu dan tampak indah kota Jakarta saat pagi ini. Hembusan angin pagi yg sejuk mengibas rambut coklat gua. Gua memejamkan mata untuk menikmati udara segar ini. Kembali gua membuka mata saat kedua tangan gua di genggam oleh Julian.
"Gk dingin?" Tanya Julian.
Gua menggeleng tersenyum
"Gk kok kak" ucap gua melihat Julian yg sadari tadi menatap gua intens "kakak sudah rapat osis ny?" Sambung gua.