Keesokan hari!"Gimana boleh?" Tanya ceci menatap serius ke arah gua. Gua hanya mengangguk tersenyum.
"Yaudah yuk" gua sama ceci menuju mobil hitam. Gua duduk di sebelah pengemudi sedangkan ceci yg menyetir.
"Kak" gua menoleh ke arah ceci.
"Hm" sekilas ceci melihat ke arah gua dan kembali menghadap ke depan.
"Daerah mana rumah kakak sama kak rifal?" Tanya gua menghadap ke arah depan.
"Komplek Purnama Jakarta indah"
(Yee...! author ngarang aja)"Owh gitu" "emm kak kapan kita mau menjalani misi?"
"Emm liat besok deh"
"Memangnya kak mika itu siapa kakak?" Gua melihat ke arah ceci. Ceci tersenyum dan menghelus puncak kepala gua.
"Mika itu dulu teman SMA kakak dan keberuntungan kak mika satu kampus dengan bang Jackson" jelas ceci.
"Emm gitu memangnya yg nyuruh siapa kak?"
"Abang mu"
"Kak rifal?" Ceci mengangguk.
Sesampai di rumah besar, ceci memamirkan mobilnya di garasi rumah itu. Gua dengan ceci pun turun.
"Gilak besar banget" gua mendongak melihat rumah yg besar dan luas. Tanpa berpikir panjang gua dan ceci pun masuk dan melihat isi rumah itu yg sudah terisi dengan perlengkapan barang.Sayangnya di dekat pintu ruang keluarga banyak kotak-kotak yg belum di bersihkan. Segera gua dan ceci pun membersihkan rumah itu.
Gua mengelap keringat yg ada di dahi gua. Gua berdiri dan merenggangkan otot yy terasa sangat pegal.
Krekk!! Krekk!
"Aduh" gua berjalan ke arah belakang dan tiba-tiba mata gua berbinar melihat taman dan kolam berenang di sana. Banyak sekali tumbuhan dan bunga-bunga yg segar. Di pojok ada sebuah ayunan berwarna pelangi.
"Gilak bagus desainnya"
Tiba-tiba ceci berdiri di samping gua sambil merangkul.
"Alhamdullilah ini kak rifal yg ngedesain rumahnya""Wah ternyata kakak gua gk dodol-dodol banget ya" gua berkacak pinggang dan terkekeh.
•••
Di sisi lain
Mama Ita sedang berada di sebuah rumah keluarga ceci yg lagi berbincang-bincang mengenai rumah gua dan Julian.
"Kalau kita menyuruh mereka menginap di sebuah rumah yg berdekatan dengan rifal dan ceci gimana?" Sahut Heri, papa ceci.
"Itu benar dan kompel di situ tidak terlalu jauh dari daerah sini" kini William membuka suara.
"Dan tidak terlalu jauh dari sekolah bangsa" ujar wita, mama Julian dan jackson.
"Baiklah bagaimana kita rayakan pesta untuk keluarga kecil mereka?" Tanya Okta, mama ceci.
"Saya setuju" ucap Heri.
"bagaimana?" Sahut Andre.
"Tapi Dimana kita akan membuat acara itu?" Okta menoleh ke arah suaminya, Heri.
Heri tersenyum dan memegang pundak istrinya, Okta.
"Tenang saja ada rekan bisnis dari perusahaan William yg menyewa tempat""Itu benar" sahut William.
"Tapi Dimana?" Tanya wita pada suaminya, William.
"Di tepi danau dan di sana pemandangannya juga sangat bagus" jawab William melihat ke arah istrinya, wita.