Gua lagi di kamar dan gua sekarang sedang membaca novel. Gua gk sadar sekarang sudah jam 22 lebih. Gua gk ngantuk hanya badan gua pada pegal. Gua pun mematikan lampu dan mengambil ponsel lalu duduk di bibir kasur dengan menyenteri novel itu dengan ponsel gua. Sebenarnya rifal pernah melarang gua dengan dengan gaya membaca seperti ini karena tidak baik untuk kesehatan mata. Tapi mau bagaimana lagi? Gua sdh terbiasa dengan membaca seperti ini.Novel yg kini gua baca sedang ada konflik, jadi gua ngebaca novel itu tanpa berhenti. Tanpa gua sadar gua sdh berjam-jam membacanya. Tapi tetap saja mata gua tidak ingin menutup.
•••
Sudah 40 lebih chapter gua lewati. Gua pun mulai menguap dan meletakkan ponsel dan novel gua di atas meja kecil dan gua berbaring di kasur.
Gua ngerasa ada suara azan subuh yg berkumandang. Gua pun membuka mata sebentar lalu menutupinya kembali.
Selang beberapa menit gua ngedengar suara ketokan pintu membuat gua terbangun kembali.
"Apa?" Suara teriakan gua khas orang yg m baru bangun tidur."Wudhu terus sholat, dek" kata rifal yg sedikit berteriak dari luar kamar salsa.
"Iya" gua pun dengan lemas berjalan ke arah kamar mandi dan mengambil wudhu.
•••
Setelah gua sholat subuh, gua beranjak ke arah lemari untuk mengambil seragam sekolah gua. Waktu gua liat seragam gua, gua langsung membelakkan mata gua karena seragam itu lupa gua gosok bahkan gua menoleh ke arah gantungan tas dan melihat buku belum siap di susun.
Segera gua gosok dan menyusun buku untuk mata pelajaran hari ini. Gua bernapas lega lalu menoleh ke arah jam dinding yg menunjuk pukul 06.35 gua pun terkejut dan langsung berlari ke arah kamar mandi.
Tak lama kemudian kini gua sdh memakai seragam yg tadi sempat gua gosok. Tiba-tiba gua dengar teriakan dari bawah
"Adek, cepat nanti telat""Iya kak, sebentar" teriak gua balik. Tanpa ba-bi-bu-be-bo gua langsung merangkul tas hitam gua dan menuju ke bawah tanpa ada menyisir rambut ataupun sedikit memakai bedak powder.
Setelah gua sampai di bawah, rifal melihat gua dari bawah sampai atas dengan menggelengkan kepala.
"Pasti Adek baca novel sampai subuh! Iya!" Sedikit rifal berbicara tegas di hadapan gua.Gua yg ketakutan hanya mengangguk kecil lalu menundukkan kepala.
"Maaf kak""Sudah berapa kali kakak bilang, jangan ngebaca novel dengan suasana gelap apa lagi di kasih senter, lihat mata Adek kaya panda" "boleh baca novel tapi ada waktunya" rifal menegaskan lagi suara itu membuat gua berjibun-jibun ketakutan. Sedangkan gua hanya mengangguk tak berani menatap wajah rifal.
"Ya sudah, kalau Adek ngulangi sekali lagi semua novel Adek kakak buang"
Gua pun mendongak dan langsung membelakkan mata "sayang dong kak" gua pun bermohon dengan rifal agar tidak melakukan seperti itu.
Rifal hanya menggelengkan kepalanya "kalau gk mau kakak buang, jangan di ulangi lagi" gua pun kembali menundukkan dan mengangguk.
"Iya, maaf kak"
Rifal mendekat dan memeluk gua lembut "ya udah sarapan sana, sudah kakak buatin" gua mengangguk tersenyum dan berjalan ke arah dapur.
•••
"Assalammualaikum kak" gua salam dengan rifal.
"Waalaikumsallam nanti kakak yg jemput ya" gua ngangguk tersenyum "belajar yg rajin" rifal mengacak poni gua sedangkan gua hanya mendengus kesal. Rambut gua sdh berantakan malah di di berantakin lagi.
"Kenapa gk di ikat rambutnya?" "Nanti kena marah sama OSIS LO" kata rifal bingung.
"Gk sempat, ya udah salsa masuk dulu kak, bye hati-hati kak" gua melambaikan tangan gua. Rifal tersenyum dan kembali menghidupkan mobil.
"Mana sih salsa" dilla sedang celingak-celinguk di koridor.
"Nyari siapa?" Seorang laki-laki menghampiri dilla.
"Eh Dewa, em gua lagi nunggu salsa ni Tumben dia blm datang" dilla cukup gugup menatap mata dewa.
Dewa? Dia sekelas dengan gua dan dilla. Dia baik, sopan, ramah, putih, tinggi. Sempat dilla bercerita sama gua kalau dilla itu suka sama dewa. Itu sudah lama.
Dewa tersenyum menambah kegugupan dilla "mungkin aja di jalan ke macet" jelas dewa. Dilla tersenyum kikuk dan menggguk.
Gua liat di depan gua ada dilla sama dewa yg lagi asik tertawa. Gua tersenyum tipis menatap sahabat gua yg akhirnya di tegur pada orang yg dia sukai. Gua melewati mereka dengan godaan gua.
"Pagi-pagi sudah pacaran aja nih, PJ dong" gua menyenggol lengan dilla.Dilla hanya tersenyum malu "gua gk pacaran kok" ucap dilla sedikit melihat dewa.
"Tuh kode kerasnya si dilla mau jadi pacar lu" kata gua yg menahan tawa. Sedangkan dewa Hanya terkekeh menggelengkan kepalanya.
"iih apaan sih sal datang-datang sdh nyebelin aja" dilla memukul lenganku.
"Oh LO mau gua tembak, gitu" dewa mencolek dagu dilla. Tubuh dilla menegang.
"Eh dill pipi LO kok merah sih" gua akhirnya tertawa melihat pipi dilla yg memerah.
"iihh kalian nyeselin banget sih" dilla menutup wajahnya dengan tangannya. Dilla yg tak tahan lagi dengan malunya berbalik badan dan memasuki kelasnya.
Sedangkan gua dan dewa hanya terkekeh melihat dilla seperti anak-anak.
"Lucu" gumam dewa.
Gua menoleh ke arah dewa
"Kalo LO suka gebet aja, dia juga suka sama LO" gua menyenggol lengan dewa dengan bersedekap."Iya gua coba" dewa tersenyum tipis.
"Sukses bro" gua pun memasuki kelas dan melihat dilla yg terduduk sambil menutup wajahnya dengan tangan.
Gua pun duduk di sebelah dilla "yaelah gini aja lu sudah malu"
"His sal jangan gitu dong, nanti ketahuan gua suka sama dewa" dilla membuka kedua tangannya dan memajukan bibirnya.
"Telat, dia sdh tau" kata gua dengan santai sambil melihat kuku gua.
"What!"
"Apaan sih sakit ni kuping gua" gua menghelus kuping gua yg habis mendengar teriakan dilla.
"Aduhh sal LO goblok atau gimana sih" ucap dilla gugup.
"Gua gk goblok kok" "gua waras" ucap gua dengan santai melihat Wajah dilla yg memerah.
"ih sal kalo dia iLfil sana gua gimana?"
"Gk akan, LO percaya aja deh sama gua" salsa tersenyum tipis dan memegang tangan dilla yg begitu gugup. "Santai aja" sambung gua.
"Eh Btw Lu kenapa telat? Dan penampilan LO gk kaya biasa"
"Gua kesiangan" dilla hanya mengangguk mengerti.