Gua lagi jalan di koridor menuju kantin. Saat gua lagi tengah berjalan tiba-tiba ada yg menahan tangan gua. Sontak gua langsung menoleh ke orang tersebut.
"Apa?" Gua liat Julian dengan wajah datar."Lo gpp?" Tanya Julian yg tak kalah datarnya. Gua menatap mata Julian dan memberi jawaban dari tatapan itu. "Syukurlah"
"Gua mau ke kantin"
"Gk!" "Ini jam belajar, gua blm ngehukum Lo"jelas Julian yg mempererat genggamannya.
"Huffh eh kodok balango! Gua lapar kak"
"Lo pikir semua murid di sini gk lapar?" Julian mendekati wajah gua "ikut gua" Sedikit menekan suara segera Julian menarik tangan salsa.
Gua cuman diam menerima tangan gua yg terus di tarik sama Julian. Percuma, gua berontak dia tetap keras kepala.
Kini Julian sdh di depan pintu UKS dan memasukinya.
"Ngapain kakak ngajak gue ke UKS?" Gua menaiki satu alis.
"Duduk" Julian menunjuk ke arah kasur UKS. Dan gua nurut. Gua liat Julian sedang mengambil baskom kecil dan sedikit ada es batu. Gua makin mengerutkan dahi gua.
"Untuk apa kak?"Julian mengsejajari tubuhnya dengan tubuh gua yg duduk di tepi kasur. Julian mengambil es batu itu dan mengusap di pipi kiri gua. Gua terkejut atas ulah Julian yg sangat aneh.
Seketika di titik sakit gua, gua meringis ke Sakitan.
"Auw""Sorry" Julian terus mengusap lembut hingga es tersebut sdh mencair hingga tangan Julian mengusap pipi kiri gua dengan lembut.
Gua menatap mata Julian dengan serius. Mata Julian yg beralih menatap mata gua setelah melihat pipi gua. Gua kaget di tatap sama Julian tapi gua ngerasa tatapan dekat ini memiliki rasa nyaman.
Julian menatapku sangat dalam begitu pula dengan gua.
Setelah beberapa menit kami saling tatapan dekat, gua tersadar dan langsung membuang buka sedangkan Julian dia tersenyum kecil yg masih memegang pipi kiri gua.
"Gimana?" Tanya Julian.
"Em?" Gue menoleh ke arah Julian dengan berpas-pasan yg sangat dekat "eh? Gimana, gimananya?" Tanya gua mulai gugup.
"Pipi LO masih sakit?" Tanya Julian sambil menghelus pipi kiri gua tanpa es batu di tangannya. Gua menggeleng tersenyum.
Julian merasa tangannya menyentuh pipi salsa sangat lembut dan halus. Julian sedikit menyipitkan matanya lalu sedikit mendekati wajah salsa.
Salsa? Dia tidak mengetahui itu. Karna dia yg masih nyaman menatap wajah Julian.
Kini Julian sudah merasakan derung napas salsa. Julian tersenyum kecil dan menambah mendekati.
Gua yg tiba-tiba sadar saat Julian menatap bibir gua langsung mendorong pelan dada Julian.
Julian kembali menatap mata salsa dan menaiki satu alis.
"Kenapa?" Tanya Julian lembut. Gua menggeleng tersenyum."kakak Jadi gk ngehukum gua?" Tanya gua dengan menaiki kedua alis dan sedikit tersenyum.
Julian menghembus napas dan tertawa tanpa suara "iya jadi tapi hukumannya di ganti" kata Julian yg kembali menghelus pipi kiri gua.
"Apa kak?" Tanya gua.
Julian mendekati wajahnya membuat gua membelakkan mata. Gua mendorong pelan dada bidang Julian tetapi tetap saja badannya sama sekali tidak bergerak.
Gua pun sedikit memundurkan badan gua. Julian memegang Pundak gua dan mendorong pelan membuat gua terbaring di kasur.
Julian berada di atas gua yg masih menghelus pipi gua. Gua yg mulai ke takutan langsung angkat bicara.
"Kakak mau a-apa?"Julian tidak merespon salsa dan terus mendekati wajah salsa dan menatap bibir salsa. Salsa yg mengerti saat Julian sedikit memiringkan wajahnya langsung memalingkan wajahnya.
"Kenapa?" Tanya Julian lembut."Kak ini di sekolah"
"Trs?"
"Nanti ketahuan guru"
Julian beranjak dari kasur menuju pintu. Gua membelakkan mata saat Julian menutup pintu lalu menguncinya dan kembali mendekati gua.
"Kak kok dia kun—"Cupp
Sekali kecupan di pipi kiri gua. Gua membelakkan mata dan memegang pipi kiri gua yg habis di cium oleh Julian.
Julian tersenyum saat melihat kedua pipi salsa memerah.
"Merah tuh pipinya" ujar Julian.Gua mukul lengan Julian sedikit keras "kakak!! Ya ampun pipi gua gk suci lagi! Anjir lu kak!" Kata gua sambil memukul beberapa kali lengan Julian.
"Aw aw aw iya-iya maaf" Julian memegang tangan gua. "Kalo mukul lagi bibir Lo gk akan suci lagi"
Gua terdiam dan menarik tangan gua yg di pegang dengan Julian.
"Dasar! Mesum!"Sedangkan Julian hanya terkekeh melihat salsa yg memajukan bibirnya
"Itu bibir mau mintak gua cium? Hm?""Enak aja! Gk! Awas!" Gua beranjak dari kasur dan berjalan ke arah pintu dan membuka kunci.
Julian melihat itu timbul senyuman kecil di bibirnya.