Nyebelin banget sih, gua bergumam.Julian terus narik tangan gua dan akhirnya Julian memberhentikan langkahannya saat kini telah di depan pintu ruang kepala sekolah
"Ngapain LO ngajak gua kesini?" tanya salsa yg menatap tajam ke arah Julian.
Julian tidak menjawab pertanyaan salsa. Julian sekilas menatap manik mata salsa lalu mendorong pintu ruangan itu. Julian melihat Pak Ahmad yg sedang disibuk dengan komputernya.
Salsa yg enggan menatap ke arah Julian lalu melepas tangan Julian dari tangannya.
"Kenapa?" Kini Julian bertanya. Gua natap mata Julian sekilas dengan tatapan tajam. Gua ngelihat ada pak Ahmad di depan gue.
Pak Ahmad? Dia kenal gua siapa dan dia kenal dengan bokap gua. Pak Ahmad menatap gua dengan tersenyum sedangkan gua hanya tersenyum tipis.
"Ada apa salsabilla?" Tanya pak Ahmad dengan suara lembutnya dan setia
tersenyum natap gua."Begini pak" ucap Julian "saat pelajaran kedua saya melihat salsa sedang berada di kantin" jelas Julian.
Pak Ahmad sempat kaget sambil natap gua. Gua cuman berdiri biasa dengan malasnya. Gua mutari bola mata gua. Dasar bocah, ucap gua di dalam hati.
"A-ah begitu y? Apa benar salsabilla?" Tanya pak Ahmad yg masih tersenyum menatap gua.
Gua cuman mengangguk pelan.
"Kalau begitu jangan di ulang kembali ya salsa" sambung pak Ahmad.
Setelah gua dengar ucapan pak Ahmad gua berbalik badan dan meninggalkan pak Ahmad yg setia tersenyum sedangkam Julian yg berubah menatap tajam ke arah pak Ahmad
"Hanya itu?" Julian menatap tajam ke arah pak Ahmad. Pak Ahmad hanya mengangguk.
Julian sedikit mendekati pak Ahmad dan berbicara pelan "walaupun sekolah ini punya ayahnya salsa tapi dia berhak mendapatkan hukuman atas perbuatannya" kata Julian dan meninggalkan pak Ahmad yg merasa dilema.
•••
Beberapa menit kemudian, pak Ahmad masih memikirkan dari perkataan Julian sebelumnnya
"Aturan sekolah wajib di laksanakan tapi di sisi lain saya hanya takut di buang masa jabatan saya"
Di sisi lain, gua masuk kekelas yg sudah ada dilla di sana. Gua berjalan ke arah bangku gua.
"LO gpp?" Tanya dilla menatap gua khawatir. Gua ngangguk "LO di cariin sama kak ju—" ucap dilla terpotong.
"Tau" gua jawab dan langsung duduk di samping dilla, bangku gua.
Tak lama kemudia bel berbunyi pelajaran ke tiga di mulai, bahasa Inggris.
Waktu sedang ributnya kelas gua tiba-tiba semua menjadi terdiam saat pak Arya memasuki kelas gua. Pak Arya berjalan ke arah meja guru dengan membawa banyak kertas putih ditangannya.
"Kita ujian" tegas pak Arya yg mendadak membuat para murid 11 ipa 2 membelokkan matanya.
"Bapak bercanda kan?" Tanya salah satu murid di kelas gua.