Tiba-tiba gua dengar suara bel berbunyi di seluruh penjuru sekolah ini.Sekarang gua sdh ada di kelas sama dilla. Sekarang kelas gua freeClass karena bu Tutik lg ada rapat. Eh? Bukan cuman kelas gua dong tapi semua kelas di sekolah ini FreeClass lebih tepatnya semua guru mengadakan rapat di dinas.
Gua liat ada seorang perempuan yg memasuki kelas gua dengan bergacak gaya. Ya, dia selly, kakak kelas gua yg super-super cabe. Lihat aja di mukanya ada lapisan make up yg sangat tebal di tambah lagi dengan liptin merah dan baju yg ketat lalu rok yg di atas lutut.
Gua yg lihat itu hanya memutarkan bola mata gua.
"Permisi Adek-Adek di sini kakak mau ngasih pengumuman atas rapat osis kami—" ucap selly terpotong.
"Udah lah cepetan lama banget si!" Ujar seorang perempuan di kelas gua.
"Heh! LO bisa diam gk sih! LO itu adik kelas harusnya sopan!" Kata selly menatap tajam ke arah perempuan itu.
"Ngaca dong! Kakak juga harus sopan dalam berpakaian apa lagi di sekolahan! Gk punya uang buat beli seragam! Tapi bisa beli make up segunung!" Kata perempuan itu membuat selly memanas.
"Hahahhaahaa" teriakan murid 11 IPA 2.
"HEH YG SOPAN LO!! DASAR CABE-CABEAN!" Kata selly yg membanting kertas putih.
"Kak dari pada banyak bacot mending lanjutin aja!!" Kata rere tak mau kalah.
"Huffh gua di sini cuman mau ngajak kalian ikut naik gunung. Jadi kelas 11 dan 12 wajib untuk mengikuti karena ini sangkut pautan dengan nilai kalian. Acara ini akan datang kemudian lusa. Di sana kita hanya menempati 3 hari" jelas muti di samping selly yg termasuk anggota osis.
"Ada yg ingin bertanya?" Tanya muti sedangkan selly hanya berdecak kesal.
Gua mengangkat tangan kanan "pengajaran?"
"Di sana kita akan belajar mandiri dan di beri tantangan dan permainan" jelas muti lagi.
Kringgg
Gua langsung merangkul tas lalu pergi dari kelas itu. Waktu gua berjalan di koridor, ada yg menghampiri gua. Siapa lagi kalau bukan dilla.
"Eh sal bareng gua yuk" ajak dilla dengan menunjuk giginya."Gk"
"Tumben? Kenapa? LO di jemput?" Gua mengangguk. Dilla yg tadi tersenyum berubah menjadi tersenyum masam. "Ok lh gua duluan ya" "bye"
Gua pun menunggu di halte sambil memainkan ponsel. Tiba-tiba ada suara klakson motor di depan gua. Gua pun langsung mendongak dan melihat Julian yg di atas motor ninja.
Tanpa ba-bi-bu-be-bo gua langsung naik ke motor Julian itu.
Saat di jalan gua mengerutkan dahi.
"Eh kak itu bukan arah jalan ke rumah gua" gua sedikit memukul pundak Julian. Julian tidak merespon dan hanya fokus ke arah yg ia tuju.Sekarang gua sdh di depan rumah besar. Ternyata itu rumah punya keluarga Wijaya termasuk Julian Wijaya.
"Kakak kenapa ngajak gua ke rumah kakak?" Tanya gua yg turun dari motor.
Julian membuka helm dan turun dari motornya langsung menggandeng tangan gua.
Gua yg di perilaku seperti ini semakin bingung.
"Assalammualaikum bang" salam Julian begitu pula dengan gua.
Gua liat di ruang tamu itu ada Jackson yg sedang memainkan ponselnya.
"Eh salsa duduk sini" ajak Jackson sambil menepuk sofa di sampingnya.Gua menghampiri Jackson lalu menyalaminya.
"Ada apa kak?" Tanya gua ke Jackson.
"Kak rifal nitipin LO ke sini" jawab Jackson tersenyum.
"Untuk?"
"Kalo sendirian di rumah takutnya LO kenapa-kenapa" kata Julian yg tiba-tiba datang dengan menegang secangkir air putih. Gua cuman ngangguk.
"LO ikut?" Tanya Julian yg duduk di samping gua.
"Ikut apa?" Gua pun menoleh ke arah Julian.
"Naik gunung"
"Blm tau" gua menundukkan kepala.
"Kenapa?"
"Gua cuman takut mama papa gk boleh" jawab gua dan mendongak menatap Julian kembali dengan tatapan sendu.
"Gua yg bilang ke tante Ita" ujar Julian dengan memegang pipi gua. Gua pun terkejut atas ulah Julian. Bukan karena gua jantungan tapi di sini ada kakaknya Julian yg terus menatap gua dengan menahan tawanya.
"Ehemm" Julian pun melepaskan tangannya dari pipi gua saat Jackson menghancurkan suasana "jadian aja kali"
"Gk payah!" Kata Julian cepat.
"Hahhaa yaudah kakak mau ke kamar dulu" Jackson pun berdiri dan meninggalkan gua dan Julian berdua.
"Maksud kak Jackson apa kak?" Tanya gua kembali menoleh ke arah Julian.
Julian hanya terkekeh pelan lalu kembali memegang pipi gua.
"Kakak kenapa sih? Bingung gua" Julian menggeleng dan sedikit tersenyum kecil.
"Suka banget sih megang pipi gua" gumam gua yg di dengar oleh Julian. Julian senyum terkekeh mendengar ucapan gua dan sesekali menghelus pipi gua.
Hening!!
"Om William Dimana kak?" Tanya gua untuk memecahkan hening.
Julian sadari-tadi hanya menatap gua sambil menghelus pipi gua langsung membuka suara
"Bukannya ikut ke Bandung sama mama papa LO?" Tanya balik Julian tanpa melepas tangan dari pipi gua."Oh gitu ya" Julian mengangguk "kakak"
"Hm" Julian yg terus mantap mata gua.
"Kak selly memang gitu ya orangnya?"
"Iya, biarin aja"
"Hmm ok"
"Kalau LO di apa-apain sama dia bilang ke gua" ujar Julian dengan tersenyum kecil.
"Memang kenapa?"
"Itu hak gua" kata Julian membuat gua mengerutkan dahi.
"Hak? Hak apa?" Gua memegang tangan Julian yg di pipi gua.
Julian tersenyum kecil saat melihat tangannya di pegang oleh salsa "gpp"
Hangat, batin Julian.