"Salsaa!!"Gua menoleh ke sumber suara itu. Seketika gadis itu memelukku erat.
"Dil gua gk bisa napas bago" dilla melepas pelukan itu dan menunjukkan deretan giginy.
"Hehee abisnya gua kangen sama LO" dilla memajukan bibirnya "LO kenapa gk masuk sih?" Dilla memegang lengan gua.
"Haduh... gua kan ada acara keluarga" gua pun menepuk jidat lalu memutar bola mata malas.
"Oh Iya gua lupa" dilla pun duduk di samping gua dan melepas ranselnya
Dukk...!!"asal LO tau, kak selly nyariin LO beberapa hari yg lalu" dilla menatap gua serius.
"Ya gk usah mukul meja juga kali" "memang kenapa kak selly?" Sambung gua.
Dilla mengangkat bahu yy artinya ia tidak tau. Gua membuang napas kasar dan membuka tas untuk mengambil novel.
Seketika kepala gua terasa sangat pusing. Dilla yg melihat itu langsung panik. Gua memegang sudut mata yg sangat pusing.
"Eh sal LO kenapa?" Tanya dilla khawatir dengan menahan tubuh gua yg seperti tidak bertenaga.
"Sal??? Aduhhhh gimana ni? LO bawa obat gk?" Tak ada respon ada salsa. Salsa menyipitkan matanya dan lama-lama matanya gelap.
Brukk..!!
Braakkk!!
"Salsaaa!!" Dilla menoleh ke laki-laki itu "salsa" laki-laki itu mengangkat kepala salsa dan menepuk pipi Salsa.
"Kak mending bawa ke UKS" segara laki-laki itu menggendong tubuh mungil salsa dan membawanya ke UKS.
Dilla mengikuti laki-laki itu dari belakang dengan wajah panik pluss khawatir.
Di sepanjang koridor banyak murid bangsa yg melihat si ketua osis menggendong salsa. Salsa menjadi sorotan mata para kaum hawa.
"Ckk, alasan"
"Dasar modus"
"Genit banget sih"
"Mencari kesempatan dalam kesempitan"
"Ckk Julian itu punya gua!"
Begitulah komentar dari para murid bangsa. Lebih tepatnya semua perempuan di sana yg mengomentari salsa.
Tapi Julian mengabaikan gosipan itu. Ia lebih mementingkan seorang gadis mungil yg pingsan.
Sesampai UKS Julian menidurkan salsa di atas ranjang. Julian celingak-celinguk. Ia tidak melihat petugas PMR dia sana.
Hingga ada seorang perempuan memasuki UKS tersebut. Yah! Dia sisi... ketua PMR.
"Lama banget sih!" Sedikit Julian menegaskan ucapannya. Sisi yg takut langsung memeriksa kondisi salsa yg terbaring pucat.
Dilla melihat itu hanya bisa diam. Aduh kalo salsa ketahuan punya penyakit, gimana nih, batin dilla.
"Kak Julian, mending kakak keluar dulu biar dilla yg nungguin di sini" ucap dilla melihat julian yg panik. Dilla sempat merasa aneh, kenapa Julian begitu khawatir pada salsa? Apa Julian suka sama salsa? Mereka jadian?, itulah yg muncul di benak dilla. Tetapi dilla berusaha untuk berpikir positif, mungkin saja Julian itu seorang ketua osis jadi, dia harus menjaga murid di sekolah ini.
Julian mengangguk dan berjalan ke arah pintu UKS. Dilla bernapas lega lalu menghampiri sisi yg masih mengecek kondisi salsa.
"Gimana kak?"tanya dilla pada sisi. Sisi menghadap ke arah dilla dengan wajah aneh.