PART 31

434 17 0
                                    



Kini gua sama Julian sedang duduk di tepi danau sambil menikmati udara sejuk dan di hiasin bintang yang bertebaran. Gua merasa hangat di tangan gua saat Julian menggenggamnya. Gua tersenyum lembut dan mengusap punggung tangan Julian.

Tak lama kemudain gua berdiri dan berjalan ke arah jembatan yang berguru indah karena banyak lampu neon di sana dan di tambah lagi hiasan bunga yg di gantung. Tangan gua menyandar di pegangan jembatan dan di ikuti oleh Julian.

Hingga mata gua berbinar melihat dua buah bintang jatuh dan langsung menepuk lengan Julian.

"Wahh kak kalo ada bintang jatuh berarti kita bisa meminta sesuatu loh yang bisa terwujud" serta senyuman manis yang melengkung di bibir gua.

Julian mengangguk dan memegang tangan gua.

"Gimana?" Tanya Julian mengusap tangan gua.

"Kita berdoa di dalam hati ap yg kita pinta dengan memejamkan mata" jelas gua yg setia tersenyum.

"Kalo begitu ayo"

Gua dan Julian pun memejamkan mata dan menghayati suara udara segar di telinga.

Jikalau hanya dia yang aku cinta? Ku mohon jangan pisahkan kita berdua, ucap gua di dalam hati.

Jangan pusahkan istri kecilku ini, Ucap Julian di dalam hati dengan mengeratkan genggaman itu.

Gua dan Julian bersama membuka mata dan saling tatap menatap. Begitu hangat tatapan Julian yg di lihat gua. Gua tersenyum malu saat julian memainkan alisnya.

Julian menutupkan matanya dan menarik pinggang kecil gua. Gua hanya tersenyum melihat Julian seperti itu.

Julian sedikit membuka mata dan memanyunkan bibirnya. Gua mengernyit heran.

"Kenapa?" Tanya gua.

Julian memutar bola matanya dan mendorong lidah dari dalam pipinya. Gua menaiki satu alis dan sedikit memiringkan kepala.

"Ada apa?" Tanya gua sekali lagi.

"Bisakah kau menciumku" ucap Julian kesal. Seketika pipi gua merah merona "tidak mau? Ya udah" Julian ingin melepas tangannya dari pinggang gua tapi ia urungkan saat gua mencium sekilas pipinya.

"Kau tidak makan?"

"Sudah tadi sana Anna" ucap gua mengalungkan tangan di leher Julian.

"Sal"

"Iya?"

"Aku mau nanya" Julian menatap gua intens.

"Apa?"

"Waktu aku liat kamu pergi sama dilla, aku liat kamu di rumah sakit? Kau sakit apa?" Tanya Julian. Mata gua membulat sempurna. Gua mengalih pandangan dengan gugup.

"Jawab salsabilla" ucap Julian penekanan dengan menatap gua tajam.

"Kayaknya udara semakin dingin kita ke tenda yuk"

"Aku gk suka orang yang mengalih pembicaraanku" Julian memajukan wajahnya dengan tatapan cukup tajam.

Gua menelan ludah susah payah.
"Bu-bukan apa-apa" tangan gua melepas dari leher Julian.

"Lalu? Kenapa kau di donorin darah? Siapa orang itu?" Julian menyipitkan matanya. Gua berusaha untuk tersenyum. Hingga tatapan kami hilang saat gua melihat ke arah kiri karena takut melihat Julian.

"Jawab!!" Gua sempat terkejut saat bentakan Julian dengan mengunci pergerakan gua. Gua menunduk dan menangis "maaf" Julian memegang pipi gua dan mengangkat "katakan apa yg terjadi?"

MY IGNORANT KETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang