Bagian 20 : Sebuah pilihan

52 7 6
                                    

- WINGS -

Seorang namja terlihat berjalan limbung ke arah pintu bercat putih yang ada di hadapannya, matanya terlihat sayu tubuhnya sangat kurus di tambah dia sekarang mengeluarkan senyuman yang sangat memilukan.

Siapa sangka semuanya akan berakhir seperti ini? semua yang awalnya hanya impian seorang namja muda untuk mendapatkan setitik kebahagiaan yang bahkan sudah leyap saat dia lahir.

Perasaan sesak kini sudah membuatnya perlahan berhenti bernafas dia bahkan terlihat tidak hidup tapi kenyataannya dia juga belum mati.

Tubuhnya terus di rantai karna sebuah alasan dan hal itu membuatnya semakin tersesat dalam dunia yang rumit tanpa bisa keluar.

Berusaha bertahan dalam rasa sakit dan juga kesendirian sangatlah sulit belum lagi kini hari harinya terasa sangat perih dan menyakitkan.

Rasa takut selalu saja menghantuinya di setiap detik hingga membuat raganya perlahan lahan hancur.

Tidak ada cara untuk berhenti karna apa yang telah ia alami adalah kehidupan seperti labirin yang akan mengurungnya hingga pada waktu yang tepat dia bisa keluar.

Keluar dalam artian memulai
hari baru atau mati.

Kini namja itu terlihat mendekatkan dirinya di depan sebuah cermin yang menampakkan dengan jelas wajahnya yang penuh dengan luka baik itu luka lebam ataupun luka sayatan yang pelakunya adalah dirinya sendiri.

Perlahan dia mulai membasuh wajahnya dengan air yang mengalir dan entah kenapa semakin banyak air itu mengenai wajahnya maka semakin banyak pula cairan berwarna merah pekat keluar dari kelopak matanya.

Melihat cairan itu bertambah banyak membuatnya malah tersenyum tipis, perlahan tangannya terulur untuk mengambil sebuah silet yang dia temukan di dekat ranjangnya.

Darah kembali jatuh dari salah satu kelopak matanya diiringi senyuman yang mengisyaratkan kepedihan.

Kini tanpa rasa takut dia mulai menggoreskan silet itu ke arah nadinya, wajahnya sama sekali tidak memperlihatkan rasa sakit atau perih dari kulitnya.

Karna hal ini sudah biasa dia lakukan dan hasilnya dia masih akan hidup meskipun nadinya sudah terputus.

Entahlah mungkin iblis yang ada di dalam tubuhnya masih ingin menggunakannya sebagai boneka untuk menghasut orang orang yang tengah dalam keputusasaan seperti dia.

Perlahan tubuhnya mulai runtuh diikuti tangan kirinya yang tidak sengaja menghidupkan kran shower hingga air mulai berjatuhan di atas kepala namja itu.

Dingin.

Takut.

Dan kesepian.

Itulah yang ia rasakan saat guyuran air itu mulai membuatnya seolah tenggelam di lautan dan menghilang.

Tubuh mungilnya kini mulai meringkuk akibat guyuran air yang bercampur dengan cairan merah pekat yang terus saja mengalir dari kedua mata dan juga lengannya.

"Maaf"

Kini namja itu terlihat sangat lemah akibat air dingin yang terus saja mengguyur tubuhnya tanpa ampun.

"Hentikan aku"

"Bimbing aku"

"Biarkan aku bernafas"

Perlahan matanya mulai tertutup dengan sekujur tubuh yang berubah sepucat mayat.

Atau mungkin sekarang dia
sudah menjadi mayat?

Wings || BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang