- WINGS -
Seokjin berlari saat kedua bola matanya menangkap tubuh mungil seorang namja yang sedang berusaha untuk duduk di atas ranjangnya.
"Jimin!"
Mendengar itu tubuh jimin membeku, dia bahkan kembali ke posisi semula saat kedua matanya menangkap tiga namja yang seolah akan menyerbunya.
"Jimin gwenchana?" hoseok yang lebih dulu sampai langsung menangkup kedua pipi jimin membuat namja mungil itu lagi lagi tersetak, tentu saja dia terkejut dengan apa yang dia lihat sekarang mengingat hubungan antara dia dan ketiga namja ini sedang tidak baik saat terakhir kali mereka bertemu.
"Hei jimin kenapa kau melamun?"
Jimin menggeleng pelan rasa tidak percaya itu membuat detak jantungnya tiba tiba terasa asing dia sama sekali tidak mengerti dengan situasi ini, apa dia sedang bermimpi?
"Ya!! apa yang kau lakukan!" teriak seorang namja saat jimin berusaha untuk mencakar tubuhnya guna mencari tahu jika saat ini dia sedang bermimpi atau tidak.
"Kau mau melukai dirimu sendiri eoh?!" tanya namja itu dengan nada tinggi membuat jimin bungkam, dia bahkan terlihat menunduk tidak berani menatap ke arah namja yang di ketahui adalah minyonggi itu.
"Mianhae hyung" lirihnya yang hanya mampu di dengar oleh yonggi sedangkan seokjin, hoseok dan namjon hanya bisa saling pandang.
"Lebih baik kau istirahat jangan lakukan apapun yang akan membuat dirimu terluka"
Setelah mengatakan itu yonggi pergi meninggalakan ruang rawat ini hingga suasana mendadak kembali hening.
"Jimin maafkan kami" ucap seokjin sembari berjalan menuju ranjang jimin dan mendekap tubuh yang lebih muda kedalam pelukannya.
Jimin sendiri sama sekali tidak menolak pelukan itu dia bahkan terlihat menangis disana, ya jujur saja dia masih tidak percaya dengan semua ini tapi dekapan hangat dari seokjin membuatnya sadar jika ini bukanlah mimpi.
Tak lama dari itu namjon dan hoseok juga ikut memeluknya membuatnya tak mampu lagi menahan semua rasa sesak yang selama ini di pendamnya sendirian.
"Hei apa ini"
Suara itu membuat pelukan mereka terlepas dan di sana, tepat di ambang pintu sosok kim taehyung berdiri dengan dua bungkus makanan ringan yang baru saja dia beli di supermarket terdekat.
"Jimin!!" pekiknya saat mendapati sosok jimim yang sudah membuka mata sekaligus tersenyum lemah ke arahnya.
Kini taehyung dengan cepat berlari menuju ke arah ranjang jimin dan memeluk tubuh mungil sahabatnya itu dengan erat, sangkin senangnya dia bahkan tidak peduli lagi dengan bungkusan makanan yang sekarang tergeletak di lantai begitu saja.
"Aku senang kau baik baik saja" pekiknya lagi yang membuat jimin tersenyum dengan air mata yang terus saja berebut keluar dari kelopak matanya.
Tak berselang lama taehyung mulai melepaskan pelukannya, hal itu membuat mata sipit jimin langsung tertuju ke arah seorang namja yang tengah menutup kedua matanya dengan tenang di atas ranjang yang hanya berjarak beberapa meter dari tempat jimin berada, melihat itu hatinya tiba tiba saja terasa sakit.
Air matanya bahkan jatuh begitu saja saat kedua matanya melihat betapa banyaknya alat yang terpasang di tubuh namja itu.
"J-jungkook" lirihnya yang membuat kelima namja itu termasuk yonggi menoleh ke arah dimana jungkook tengah terbaring lemah disana, ya jimin terlihat tidak kuasa menahan rasa sesak yang bergejolak di hatinya saat melihat wajah pucat namja kelinci itu.