- WINGS -
AUTHOR POV
Tak terasa matahari sudah tenggelam bersama terbitnya bulan, mereka bertujuh terlihat masih setia duduk di atas pembatas dermaga itu dengan hembusan angin malam yang begitu lembut menerpa tubuh mereka.
"Malam akan semakin dingin sebaiknya kita pulang" ucap seokjin yang membuat keenam namja itu memfokuskan pandangannya pada seokjin.
"Hyung aku masih ingin disini"
"Kau mau tidur di sini?" jungkook mengangguk dengan kedua mata sayunya wajahnya terlihat sangat lelah.
"Tidak tidak, kita harus pulang"
"Tapi hyung perjalanan akan memakan waktu lama sedangkan kita sudah sama sama lelah bagaimana jika terjadi sesuatu saat perjalanan pulang nanti?"
Seokjin diam, yang lain juga ikut diam yang dikatakan taehyung ada benarnya juga.
"Jadi bagaimana?"
"Kita tidur di dalam mobil saja hyung" seru hoseok dengan semangat, ya nyatanya gelapnya malam tak bisa melunturkan senyuman seorang jung hoseok.
"Baiklah, namjon temani aku mengambil mobil di parkiran sana" namjon mengangguk patuh sebelum akhirnya ikut berjalan bersama seokjin.
Suasana kembali hening, mereka berlima terlihat sibuk dengan aktivitas menahan kantuk mereka masing masing.
Di lihat dari ujung sana ada hoseok yang sibuk mengedipkan matanya agar tidak tertidur sedangkan di pundaknya ada taehyung yang bersandar dengan kedua tangan yang mengusap matanya.
Mereka terlihat berbincang sesekali dan memilih diam pada akhirnya, di samping mereka ada yonggi yang sudah terlihat menutup matanya.
Yonggi memang paling tidak bisa menahan kantuk jadi ya begitulah jungkook sendiri heran bagaimana yonggi bisa tidur sangat nyaman dengan posisi duduk di atas pembatas dermaga? tangannya bahkan bersilang di depan perutnya, terlihat keren memang tapi bagaimana jika jatuh?
Saat jungkook sibuk dengan pikirannya kini pandangannya bertemu pada jimin yang juga terlihat menatap ke arahnya.
Matanya terlihat tidak mengantuk sama sekali berbeda dengannya yang sudah menguap beberapa kali.
"Jungkook gwenchana?" tanya jimin yang sempat membuat jungkook tersentak.
"Tentu saja hyung"
"Benarkah?" jungkook diam tapi dia mengangguk sebagai jawaban.
"Entah kenapa aku merasa sangat cemas aku takut sesuatu akan terjadi karna diriku" jimin menundukkan kepalanya dan jika dilihat lebih dekat wajah jimin sudah berhiaskan air mata yang mengalir deras.
Jujur saja dia sudah tidak kuat menahan perasaan ini, dia takut bahkan sangat takut sesuatu terjadi pada jungkook.
Percayalah jimin tidak bisa tenang meskipun jungkook terus mengatakan jika dia baik baik saja karna nyatanya senyuman yang jungkook berikan adalah suatu tanda jika sebenarnya dia tidak baik baik saja, dia lelah dan butuh pertolongan.
Tapi disaat jimin tau semua itu dia tetap tidak bisa berbuat apa apa, dia hanya namja lemah yang juga masih dalam proses merangkak menuju kebahagiaannya.
Dia tidak bisa membantu jungkook yang sudah beberapa kali membantunya, bukankah itu kejam.
Hati jimin terasa tercabik sedari tadi setiap matanya menatap ke arah jungkook yang tersenyum ke arahnya, rasa bersalah berkecambuk di hatinya.
Sakit dan sesak di dadanya terus membuatnya menangis dalam diam, sebenarnya sedari tadi jimin sudah meneteskan air matanya hanya saja dia dengan cepat menghapus jejak itu agar tidak ada yang mengetahuinya termasuk jungkook.