Bagian 3 : Dejavu

91 10 5
                                    

- WINGS -

Perlahan kelopak mata namja itu terbuka diiringi sebuah cahaya yang mulai masuk melalui cela matanya beberapa saat lalu.

Kini kedua bola matanya terlihat menyusuri sudut demi sudut ruangan yang di dominasi oleh warna biru muda dengan beberapa bingkai foto yang tergantung indah di beberapa sudut.

Tempat ini tidak asing.

Namja itu benar benar mengenal tempat dia tertidur saat ini, hembusan nafas perlahan terdengar dari cela bibirnya.

Perlahan perasaan legah itu muncul, tentu saja dia senang ternyata kejadian yang ia alami malam itu hanyalah sebuah mimpi.

Kini tangannya mulai tergerak untuk menyentuh perutnya yang jika di dalam mimpi perutnya di tusuk oleh kuku iblis hingga tembus dan mengeluarkan cairan merah pekat yang sangat di bencinya itu.

"Tidak ada" gumamnya sembari tersenyum puas, itu berarti semuanya benar benar hanya mimpi.

Perlahan namja itu mulai mendudukkan dirinya dan meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama tapi dia berhasil.

Saat tadinya dia bisa bernafas lega tiba tiba sesuatu mulai membuat senyumannya itu luntur, ya indra penglihatannya menangkap sebuah seragam sekolah yang masih melekat pada tubuh atletisnya itu.

"A-apa ini? kenapa aku tidur dengan menggunakan seragamku"

Saat fikiran itu memenuhi otaknya, tiba tiba seseorang mulai membuka pintu kamarnya hingga membuat cahaya menyeruak masuk ke dalam ruangan yang tampak gelap ini.

"Jungkook kau sudah bangun sayang?"

"Eomma?" lirihnya sembari mencoba bergerak turun dari atas kasur itu namun tertahan oleh eomma nya yang sudah lebih dulu sampai di hadapannya.

Yeoja paru baya itu perlahan meletakkan nampan berisi semangkuk bubur dan segelas air di atas meja sebelum akhirnya duduk di sisi ranjang milik putra tunggalnya itu lengkap dengan senyuman lembut yang sangat namja itu rindukan.

"Apa kepalamu terasa sakit sayang?"

"Sedikit, memangnya apa yang terjadi
padaku eomma kenapa aku tidur dengan menggunakan seragam sekolahku?" ucapnya yang membuat sang ibu menghela nafasnya pelan.

"Seharusnya eomma yang bertanya padamu kenapa semalam kau ditemukan pingsan di dekat rumah oleh salah satu namja yang mengaku temanmu kau membuat eomma khawatir" lirih sang ibu yang membuat hati jungkook terasa perih dia benar benar merasa bersalah atas kejadian ini.

"Mianhae eomma, aku berjanji
akan lebih hati hati tapi-"

Namja itu terlihat memberi jeda dengan perkataan yang akan di ucapkannya.

Bagaimana bisa aku pingsan? dan siapa yang mengaku sebagai temanku? jika itu adalah salah satu hyungku eomma pasti akan langsung menyebut nama mereka bukannya menyebut jika namja itu mengaku adalah temanku.

"Ada apa?"

Tanya sang ibu yang membuat
lamunannya buyar.

"Ah aniyeo eomma, aku hanya lapar apa eomma bisa menyuapiku bubur itu?" ucap nya sembari melirik kearah semangkuk bubur yang di buatkan eommanya untuknya.

"Kenapa tidak makan sendiri?" ucap sang ibu yang masih tetap mengambil mangkuk berisi bubur milik putranya itu.

"Eomma tau? rasanya akan lebih
enak jika eomma yang menyuapiku"

Sang ibu hanya menggeleng pelan sebelum akhirnya mulai menyuapi namja itu dengan bubur buatannya.

Saat bubur itu telah habis yeoja paru baya itu akhirnya menyuruh sang putra untuk membersihkan dirinya sebelum kembali beristirahat, ya dia mengatakan jika jungkook tidak perlu pergi ke sekolah hari ini itu semua karna kejadian tadi malam.

Wings || BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang