- WINGS -
Seorang namja terlihat membuka matanya dengan nafas yang memburu, keringat yang sebesar bulir jagung juga terlihat membasahi keningnya.
Tenggorokkannya terasa sangat kering, jantungnya berdetak dengan cepat netranya yang masih buram menangkap beberapa namja yang berlarian keluar untuk memanggil seseorang sebelum akhirnya kini ruangan itu tertutup menyisahkan dirinya dengan seorang namja paruh baya yang berpakaian serba putih.
Namja itu menyorotkan senter kecil ke matanya membuatnya harus diam beberapa saat sebelum akhirnya kembali menutup mata.
"Kookie-ya"
Suara lirih itu membuatnya terbangun, netranya perlahan menangkap pasangan paruh baya yang sedang mengelus pelan surai hitam pekatnya membuatnya sedikit merasa nyaman.
"Appa? eomma?" suara serak itu berhasil keluar dari bibir pucatnya, butuh waktu lama memang tapi akhirnya dia bisa.
"Kau baik baik saja? apa ada yang terasa sakit?" ucap yeoja paruh baya itu yang di balas gelengan pelan olehnya.
"Eomma bagaimana bisa aku disini? bukankah aku sudah pergi?" kata kata itu membuat kedua hati sepasang suami istri itu mencelos, mereka benar benar tidak tau apa yang lebih buruk jika harus kehilangan putra tunggalnya ini.
"Kenapa kau berkata seperti itu, kau masih ada disini kau tidak akan pergi kemanapun" namja paruh baya itu terlihat menghela nafasnya pelan sebelum akhirnya menatap sang putra lebih dalam.
"Kau hanya koma selama hampir 8 bulan" sontak kata kata itu membuat jungkook tersentak, apa maksudnya itu?
"Aniyeo appa aku tidak koma aku-" kata kata jungkook terpotong dengan kehadiran beberapa namja yang mulai masuk satu persatu ke dalam ruang rawatnya.
"Permisi"
"Hyung?" jungkook memekik dari ranjangnya matanya berkedip beberapa kali, detak jantungnya bahkan terasa berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.
"Eoh? jungkook kau sudah sadar" kelima namja itu terlihat berhambur mengelilingi ranjang jungkook, terlihat beberapa namja yang bahkan meneteskan air mata saat melihat jungkook sudah membuka matanya.
"Hyung bagaimana bisa aku disini? dan-" jungkook menyusuri setiap wajah hyungnya tapi netranya tidak menemukan satu namja pemilik senyuman bulan sabit itu.
"Dimana jimin hyung?"
Mendengar itu mereka malah saling pandang. raut wajah bingung terlihat jelas menghiasi wajah tampan mereka.
"Siapa jimin?" tanya taehyung dengan salah satu alis yang naik ke atas, tatapannya mengatakan jika dia tidak mengerti apa yang di katakan jungkook barusan.
"Jangan bercanda hyung, ini sungguh tidak lucu" ucap jungkook yang lagi lagi membuat mereka khususnya taehyung tersentak.
"Tunggu? kau memanggil ku apa? hyung?" mendengar itu jungkook yang malah menaikkan salah satu alisnya.
"Memangnya kenapa? aku memang memanggilmu hyung kan?"
Taehyung menggeleng dan itu membuat jungkook sedikit waswas dengan apa yang akan taehyung katakan.
"Selama ini kau selalu enggan
memanggilku hyung""Mwo?"
Kepala jungkook tiba tiba terasa sakit, ya informasi yang masuk melalui telinganya itu terasa sangat mendadak sedangkan otaknya masih belum siap sama sekali.
"Taehyung jangan terlalu menekannya dia baru saja sadar" ucap seokjin yang membuat taehyung mengangguk pelan, dia menyesal.
"Jungkook sekarang istirahatlah kita akan bertemu lagi nanti" saat seokjin mengelus lembut rambutnya, namja berparas kelinci itu buru buru menanhan tangan seokjin dan menatapnya intens.