3 2

782 56 6
                                    



Maaf ceritanya baru di up

Selamat Membaca
...


Selfi : mama tunggu ( teriaknya dengan keras membuat dewi berbalik dan menatapnya datar )

Selfi perlahan mendekati dewi dan langsung memeluknya, namun dewi sama sekali tak berniat membalas pelukan itu, malah ia mendorong tubuh selfi hingga pelukan itu terlepas.

Kecewa itu yang dirasakan selfi saat ini, hatinya sesak, air matanya memberontak ingin keluar, namun sebisa munkin selfi menahan semua itu, ia kembali tersenyum ke arah mamanya, berusaha terlihat baik baik saja.

Selfi : mama mau istirahat yah, selfi malam ini tidur yah sama mama, selfi kangn sama mama, selfi mau tidur sambil meluk mama, hmkk selfi juga pengen cerita banyak sama mama, selfi hmkk boleh kan ma ( tersenyum manis )

Dewi : ngk bisa, mama lagi capek, kamu tidurnya sama rara aja, kan biasanya juga kayk gitu, ngk usah manja gitu sama mama, kamu nih udah besar, kamu harus belajar mandiri, jangan nyusahin orang tua mulu ( jawabnya datar )

Degggg setelah medengar perkataan dewi perlahan selfi mundur hingga ia hampir saja terjatuh karna menabrak meja, namun untung saja rara berhasil memegang tubuhnga hingga tak sampai jatuh.

Selfi perlahan menatap rara sekilas, membuat rara juga menatapnya, hingga tatapan itu saling bertemu, rara jelas bisa melihat tatapan selfi, tatapan yang penuh kesedihan, mata yang sudah berkaca kaca, namun senyum yang masih terlihat walau hanya tipis sekali hampir tak terlihat.

Rara : senyum kakak, kenapa senyum itu terlihat palsu, ( batin rara )

selfi : emangnya selfi nyusahin mama yah ( lirih selfi )
Rara : suttsss kakak jangn ngomong gitu, kakak ngk pernah nyusahin mama kok ( menatap selfi )

Selfi hanya tersenyum dan kembali menatap dewi yang sejak tadi berdiri di depan pintu kamarnya, dewi hanya memandang mereka tanpa ekspresi sedikitpun, Selfi perlahan mendekati dewi dan meraih tangannya.

Selfi : ma apa selfi nyusahin mama ( memegang tangan dewi )
Dewi : ( terdiam dan melepas tangannya dengan kasar )

Selfi : ma jawab ma, selfi butuh jawaban,( lirih selfi ) dan kalo iya selfi cuman nyusahin mama, sekarang selfi tanya  sejak kapan selfi nyusahin mama, kenapa mama ngk pernah ngomong sama selfi, kenapa ma, kenapa mama ngk ngomong ( menatap dewi dengan berlinang air mata ),

Apa mama tau, apa mama tau selama ini selfi selalu berharap mama bakal kesini, selfi berharap kalo mama disini, selfi bakal cerita banyak sama mama, selfi bakal meluk mama sepuasnya, selfi bakal jalan2 sama mama, tapi apa yang selfi dapat ma, selfi bahkan ngk tau selfi bahkan ngk tau apa yang terjadi sama mama sampe mama bersikap kek gini sama selfi.

Kini selfi sudah menangis sejadi jadinya, air matanya sudah tak terbendung lagi

Perlahan selfi mendekat dan memegang kedua bahu dewi, dengan keadaan yang menangis pilu

apa selfi seburuk ini mah, apa selfi seburuk ini mah ( mengguncang tubuh dewi ) JAWAB MA ( bentak selfi )

Plakkk

Yah dewi baru saja menampar selfi membuat selfi langsung memegang pipinya yang memanas, sedangkan rara dan ridwan, mereka hanya terdiam membeku, seakan lidahnya kelu, mereka tak percaya akan sikap mamanya yang berubah drastis setelah pulang dari luar negeri.

Irfan, jangan ditanya lagi soal irfan, dia hanya diam menunduk tak berani menjawab, bahkan dia sama sekali tak berani berkutik sekalipun, membuat siapa saja yang melihat itu geram akan sikap irfan itu,

Dewi : kamu makin kurang ajar yah sama mama, apa ini ajaran yang selama ini kamu dapat dari mama( bentak dewi )
Selfi : mama yang buat aku sampe ngomong kayak tadi, mama yang udah bikin aku kayak gini, ( terduduk di lantai )

Apa mama tau, apa mama tau selfi cuman mau kayak temen temen selfi ma, selfi pengen mama yang sayang sama selfi, mama yang slalu ada buat selfi, mama yang selalu nurutin kemauan selfi, mama yang ngk pernah kasar sama selfi, dan mama yang selalu care sama selfi, Tapi apa mah, bahkan dulu saat selfi sakit mama ngk ada buat selfi, dan bahkan selfi sampe kritis ma, selfi kristis ma, kristis ma, Tapi mama ngk datang waktu itu, mama hanya peduli soal kerjaan mama, hanya kerja kerja dan kerja yang selalu dinomor satukan.

Selfi terus saja mencurahkan isi hatinya, membuat dewi menatapnya, kini selfi hanya memeluk kedua kakinya erat dengan deraian air mata yang truss saja mengalir tanpa ampun.

Yah selfi akui, waktu selfi sama rara tinggal di luar negeri sama mama dan papa, kebutuhan kita emang terpenuhi ma, bahkam kita hidup sangat berkecukupan, tapi apa mama tau, walaupun kita hidup mewah, tapi kita tetap butuh kasih sayang mama, butuh perhatian mama,

Selfi terus saja berbicara dengan diiringi isak tangisnya membuat semua orang ikut menangis kecuali dewi, ia hanya diam mematung.

Dan yang buat selfi sedih lagi ma, saat mama sampe disini, kenapa mama seakan menjauh dari selfi ma, apa mama takut akan penyakit selfi, apa mama udah ngk mau sentuh tubuh selfi yang penyakitan ini,( ucapnya lagi )

Deggg hati ridwan seakan teriris mendengar ucapan selfi, ia menatap selfi dengan berlinang air mata, ia berjalan dan langsung mendekap selfi ke pelukannya membuat selfi semakin menangis.

Nmun tak berselang lama, selfi melepas pelukan itu dan menghapus air matanya dengan kasar, Ia tersenyum pahit membuat hati siapa saja yang melihat itu, seakan hatinya tercambuk.

Ridwan ingin memeluknya kembali namun langsung di halang oleh kedua tangan selfi, membuatnya bingung.

Selfi : jangan dekat dekat sama tubuh ini bang, tubuh yang sudah tak sehat ini, tubuh yang sudah terkena penyakit yang mematikan, dan tubuh yang sudah dibenci oleh siapa saja, bahkan mamaq sendiri tak menginginkannya lagi.( ucapnya dengan pandangan kosong )

Hahaha selfi dasar bodoh, siapa yang suka dengan anak yang penyakitan, yang hanya bisa menghabiskan uang orang tua loh cuman untuk biaya pengobatan loh yang belom tentu bisa buat loh sembuh ( berbicara sendiri dengan sedikit tertawa )

Selfi perlahan berdiri dan mengusap wajahnya dengan kasar, lalu beralih menatap semua orang

Selfi : selfi ngk akan ikut kemo lagi, dan selfi juga ngk akan berobat keluar negeri, selfi cuman mau menghabiskan sisa hidup selfi dirumah ini bersama kalian, masalah ajal, biar Tuhan yang nentuin, apa akan tetep biarkan selfi masih tetap bertahan, atau malah sebaliknya ( ucapnya mantap )

Ridwan : Tapi dek....
Selfi : stop ( mengangkat tangannya )
Ini udh keputusan selfi, dan ngk akan ada yang bisa mengubahnya.
Rara : kakak jngn kayak gini, rara ngk mau kehilangan kk ceppy ( menangis memeluk selfi )

Selfi membalas pelukan rara dan menampilkan senyumnya walau masih dengan mata yg trus saja mengeluarkan air.

Selfi : ngk ada yang akan ninggalin dan ngk akan ada yang akan ditinggalin, percaya sama kakak Takdir Tuhan pasti yang terbaik buat kita ( tersenyum )

Dewi : baguslah kalo kamu nyadar, jadi kita ngk perlu keluarin duit buat berobat kamu itu, ( tersenyum sinis )
Irfan : mah jaga ucapan mama, selfi itu anak kita ( bentak irfan yang sudah emosi )
Dewi : anak papa kali ( menatap irfan tajam dan berjaln masuk ke kamar )

Selfi yang mendengar itu merasa sakit hati, ia langsung berlari ke arah kamarnya dan mengunci kamar itu, dan tangisnya seketika pecah, ia berjlan masuk ke kamar mandi dan menyalakan keran air dan duduk dibawah keran itu, hingga kini tubuhnya sudah basah, membuat dia semakin menangis.

Sedangkan Ridwan ia menatap irfan dengan tatapan tanda tanya, ia bingung akan ucapan mamanya barusan,

Ridwan : pa maksud mama tadi apa ( menatap irfan serius )
Irfan : a hmkk bukan apa2 kok, papa ke kmar dulu, kalian tidur gih ( berjaln meninggalkan rara dan Ridwan )



Bersambung ........











Jangan lupa vote dan koment
Selalu jaga kesehatan 😉

Terimah kasih sudah membaca

Tunggu part selanjutnya 😊😊

Penyesalan ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang