4 2

904 70 11
                                    




Setelah kepergian Ridwan dkk, Rara dipindahkan keruang rawat, Dewi terus saja melamung entah apa yang ada difikirannya, irfan yang melihat itu menjadi bingung, ia kemudian menghampiri dewi yang terduddk di samping brangkar rara dengan pndangan kosong.

Irfan : ma mama kenapa ? (memegang pundak dewi )
Dewi : eh papa hmkk mama ngk apa2 kok pa,
Irfan : mama ngk usah boong sama papa, pasti mama lagi mikirin sesuatu kan mah, atau mama lagi kepikiran selfi ( tanyanya hati hati )

Dewi menoleh ke arah irfan, ia kaget kenapa irfan bisa tau dengan fikirannya, yah memang semenjak kepergian ridwan dewi selalu kepikiran dengan selfi, entah kenapa ia jadi sangat khawatir dengan keadaan selfi, ia merasa hatinya mulai terikat dengan selfi, ia merasa selfi tak seharusnya mendapatkan ini semua, selfi tidak tau soal menau masalah ini, jadi sepatutnya bukan dia yang harus menerimanya.

Karna sebenarnya selfi juga tidak mau ada dalam posisi ini, tapi bagaimna lagi Takdir Tuhan tidak ada yang tau, kita hanya bisa pasrah dan jalani sepenuh hati,

Dewi terdiam, perlahan air matanya menetes, setetes demi setetes, hingga kini ia tak bisa lagi membendungnya hingga pecah sudah, dewi menangis lalu memeluk irfan erat,

Dewi : maafkan mama selfi maafkan mama, mama minta maaf, maafkan mama, ( dewi terus saja mengulang kata kata itu )
Irfan : mah kamu yang tenang yah, pasti selfi pasti dia memaafkan mama, karna selfi sangat menyayangi mama, mama jngan nangis yah selfi pasti baik baik saja,

Rani , putri dan Lesti yang sedari tadi duduk di sofa, mereka ikut menitihkn air mata, wanita yang sebelumnya mereka anggap galak dan pemarah, ternyata bisa serapuh ini, wanita yang dulu sangat benci dengan selfi kini wanita itu sangat menghwatirkan keadaan selfi,

Kasih sayang seorang ibu memang sangat luar biasa, sekuat apapun tenaga ibu untuk membenci putrinya, itu hanya akan sia sia, karna nyatanya tali kasih seorang anak dan ibu tidak akan putus sampai kapan pun.

Sementara itu dirumah kediaman irfan, Ridwan dkk kini sedang mencari keberadaan selfi tapi hasilnya nihil mereka tak menemukan selfi disana, ridwan terduduk di tepi kasur selfi dengan perasaan cemas, pikirannya semakin tidak karuan, ia mengacak rambutnya frustasi, ia menenggelamkan wajahnya dibalik tangannya.

Randa jangan ditanya lagi dengan dia, hatinya begitu sesak fikirannya melayang jauh, ia jadi teringat akan kebersamaannya dengan selfi pada hari itu. lalu kemudian ia merogoh saku celananya lalu menghubungi selfi untuk yang kesekian kalinya tapi jawabannya tetap sama tdak ada jawaban dari selfi, ia mengirim pesan lagi tapi tak kunjung ada balasan, randa semakin kalut ia berjalan menyusuri setiap sudut kamar selfi.

Hingga pandanga matanya menuju ke arah sebuah buku yang berada di atas meja, ia bergegas mengambilnya lalu perlahan ia membuka demi lembar hingga pada lembar ketiga sebuah tulisan disana yang kini sudah memudar munkin akibat air mata,

Maafkan aku, aku menyayangimu sampai kapanpun ( gumam randa membaca tulisan itu )

Randa kembali membuka lembar berikutnya tapi sudah tidak ada tulisan disana yang ada hanyalah bekas robekan, ia berjalan ke arah ridwan lalu menyodorkan buku itu ke ridwan membuat ridwan menatapnya bingung.

Randa : Baca saja ( ucapnya datar )

Ridwan mengambil buku itu lalu membaca tulisan dibuku itu, hatinya seakan bergemuruh ada sesuatu yang memberontak disana, ia yakin tulisan itu selfi tujukan untuk mamanya sendiri, mama yang selalu selfi sayangi, walaupun mama itu pula yang sering menyakiti hati dan fisiknya, namun itu tdak akan mampu mengurangi rasa sayang selfi untuk mamanya.

Penyesalan ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang