3 5

871 66 10
                                    

Sementara dijalan Randa selalu saja terbayang akan selfi, tak sengaja pandangannya tertuju pada sebuah ponsel yang ada dikursi sebelahnya.

Randa : astaga selfi, ini pasti ponselnya dia, hmkk aku balikin dulu deh

Randa memutar arah mobilnya kembali menuju rumah selfi.

Ridwan dan Rara yang mendengar suara tamparan itu, seketika matanya membulat kaget, mereka langsung berbalik untuk melihat siapa yang tertampar, alangkah terkejutnya mereka saat melihat selfi yang sudah terjatuh di lantai dengan sudut bibir yang berdarah.

Rara langsung saja berlari dan memeluk selfi erat dengan air mata yang mengalir deras. Sedangkan ridwan ia mengambil tisu dan membersihkan darah itu.

Irfan : selfi maaf kan papa sayang papa ngk sengaja, papa emosi ( mendekat ke arah selfi )
Selfi : ngk ap2 kok pa, ( lirihnya )

Dewi : baguslah kamu sudah ada disini, jadi kamu bisa tau alasan saya, kenapa saya tdak suka sama kamu, ( menatap selfi tajam )
Irfan : cukup mah, papa bilang cukup jangan memperkeru suasana ( bentak irfan )

Selfi : ada apa sih sebenarnya, kenapa mama sama papa malah berantem kayak gini ( menatap keduanya )
Dewi : ini semua gara gara kamu dan wanita itu ( bentak dewi )
Selfi : wanita ? siapa maksud mama

Irfan : sayang kamu jangan dengerin omongan mama, saat ini mama kalian sedang emosi, lebih baik kalian masuk ke dalam kamar
Dewi : kenapa pah, papa takut kalo rahasia papa terbongkar ( menatap irfan sinis )

Irfan : sudahlah ma, ridwan bawa adik adik kamu masuk ke kamar ( perintahnya )
Selfi : tidak pa selfi ngk mau, selfi ingin tau siapa wanita itu, selfi udah bessar pa selfi ngk mau ada yang ditutup tutupin lagi dari selfi, selfi pengen tau semuanya
Irfan : tapi nak....

Dewi : sudahlah pa, kalo memang dia ingin tau, kenapa ngk dikasi tau aja sih pa, mama juga udah capek terus terusan nyembunyiin luka mama hanya krna keegoisan papa, mama udah muak liat wajah dia ( menunjuk selfi ) setiap mama lihat wajah anak ini, luka mama seakan terbuka lagi pa,

Selfi : ma maksud mama ( ucapnya gugup )
Dewi : kamu pengen tau semuanya, Kmu mau tau kenapa saya ngk mau dekat dekat lagi sama kamu, kamu pengen tau kan ( bentaknya ) Tpi saya tidak yakin kalo kamu bakal kuat mendengar kenyataan ini yang akan bikin hati kamu hancur sehancur hancurnya,

tapi sakit yang kamu rasakan itu tak seberapa dibanding sakit hati saya saat melihat wajah kamu yang akan mengingatkan saya dengan wajah mama kamu, wajah wanita yang sudah dengan teganya merusak hati saya, merusak kehidupan saya, dan merusak semua kebahagiaan saya. ( Memegang dagu selfi kasar, dan melepasnya kembali )

Selfi : mama selfi, ( menatap dewi dengan berkaca kaca )

Dewi : yah kamu bukan anak saya, kamu bukan darah daging saya, kamu hanya anak dari wanita yang sudah menghancurkan rumah tangga saya, kamu anak dari wanita yang sudah membuat saya hampir gila, kamu anak dari wanita yang sudah membuat hati saya hancur berkeping keping ( suara meninggi )

Syok, kaget itulah yang dirasakan selfi, air matanya sudah tak terbendung lagi, kini ia menangis sejadi jadinya, hatinya begitu sesak, sakit sekali, hingga ia tak sanggup lagi menopang tubuhnya, ia ambruk terjatuh kembali ke lantai, membuat rara langsung mendekapnya.

Sakit bukan, tapi itu tak seberapa dibanding penderitaan saya selama ini, saya masih berbaik hati ingin menerima kamu dalam keluarga saya hanya karna permintaan sahabt saya itu, haha bukan sahabat sih lebih tepatnya mantan sahabat saya yang sudah dengan teganya menghancurkan semuanya. ( Ucapnya lagi yang sesekali menekan sudut matanya agar tidak menangis )

Rara jangan ditanya lagi, hatinya juga merasa syok, selama ini ia tak pernah tau masalah sebesar ini, ia sekarang tau dibalik sikap cuek mamanya kepada kakaknya, ternyata ini alasan sebenarnya, ia tak percaya ia pikir hubungn mama dan papanya baik baik saja, tapi ternyata ada luka yang sangat dalam di rasakan mamanya.

Irfan, ia menangis sejadi jadinya, ia terduduk di sofa dengan berlinang air mata, dengan ridwan di sampingnya yang terus menenangkannya, sejujurnya hati ridwan juga merasa sakit, bukan krna ia kecewa terhadap keadaan ini, ia kecewa karna selama ini ia tak pernah tau tentang masalah sebesar ini.

Hanya suara isak tangis yang terdengar di ruangan itu, Randa yang entah sejak kapank berada di balik pintu, ia menitihkan air mata melihat semua kejadian tadi, hatinya sakit melihat selfi yang sangat rapuh, hatinya sakit melihat air mata selfi yang terus saja mengalir.

Ia berniat melangkah masuk namun langkahnya terhenti, ia kembali bersandar di balik tembok, krna melihat selfi kembali berdiri.

Selfi berdiri dengan sekuat tenaga berusaha tenang, ia berjalan mendekati irfan dan bersimpuh di kakinya dengan tangis yang kembali pecah.

Selfi : pa katakan katakan kalo semua ucapan mama itu salah pa, pa katakan kalo semua itu semua itu hanya krna mama emosi pa, pah selfi anak mama sma papa kan, selfi bukan anak wanita itu selfi selfi bukan anak dari wanita itu kan pa, selfi ini anak mama dan papa, selfi cuman anak kalian, ( bersujud dikaki irfan )

Irfan hanya menangis melihat keruntuhan selfi, ia merasa hatinya tertusuk seribu pisau, hatinya benar benar hancur melihat selfi yang kini bersujud di kakinya.

Pa jawab pa, selfi anak papa kan, selfi selfi ini bukan anak wanita itu kan pa ( menangis sejadi jadinya )

Dewi : percuma kamu sujud dikaki papa kamu, papa kamu ngk akan pernah berani ngomong dengan apa yang kamu ingin dengar, walau kamu menangis darah sekalipun, semua tak akan berubah seperti apa yang kamu inginkan, karna nyatanya kamu itu anak dari wanita itu dan suami saya,
KAMU ANAK WANITA ITU, ANAK WANITA ITU, WANITA YANG MENGHANCURKAN RUMAH TANGGA SAYA ( ucapnya dengan lantang di kalimat kalimat terakhir )


Hati selfi sudah hancur berkeping keping, ia tak sanggup lagi mendengar semua ini, ia langsung berlari keluar rumah dengan air mata yang setia di pipinya,

Rara dia kaget melihat kakaknya pergi, dengan cepat rara mengejar selfi.

Dewi : rara kamu mau kemana ( teriaknya melihat rara keluar rumah )

Namun rara tak mempedulikan teriakan mamanya, ia terus saja berlari mengejar selfi hingga kini ia melihat selfi yang terdiam di tengah jalan, ia Lega melihat selfi sudah tdak berlari lagi, namun ekpresinya langsung berubah saat melihat mobil yang melaju cepat ke arah selfi.

Selfi yang terus saja menangis, tdak melihat kalo ada mobil yang melaju ke arahnya, ia hanya menunduk, tak memperdulikan suara rara yang terus saja memanggilnya. Hingga

Brughhh

Mobil itu menabrak seseorang.














Bersambung.......









Jangan lupa vote dan koment
Jaga kesehatan
Tungguin di part selanjutnya
......

Penyesalan ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang