4 1

954 72 15
                                    


Dewi masuk ke dalam ruangan rara, disana sudah ada irfan, namun dewi tak menemukan sosok selfi, ia ingin bertanya ke irfan tentang keberadaan selfi tapi ia urungkan, ia memilih duduk di samping brangkar rara.

Dewi : bagaimna dengan operasi rara pah, kapan operasi itu dilaksanakan ( menatap irfan sekilas )
Irfan : munkin sebentar lagi pah, dokter sedang menunggu kedatangn pendonor itu mah

Dewi mengangguk sebagai jawaban, ia beralih menatap wajah putrinya, wajah yang pucat, hatinya sakit melihat kondisi rara saat ini, dan entah kenapa fikirannya selalu menuju ke sessorang, seseorang yang slama ini ia benci.

Dewi : sayang kamu jangan pernah tinggalin mama yah, mama ngk mau kehilangan kamu, mama sayang sama kamu, dan hanya karna kamu dan abang kamu, mama masih bisa sekuat ini, setegar ini, dan masih bertahan sampai sekarang. ( Batin dewi lirih )

Dan mama janji mama janji akan menghapus kenangan buruk itu, mama janji akan mengubur dalam dalam luka hati mama selama ini, mama akan berusaha menyayangi kalian semua tanpa terkecuali, dan mama akan mencoba menyayangi kakak kamu sayang, jadi mama mohon kamu bertahan yah, kamu mau kan bantu mama buat sayang sama kakak, kita akan hidup bahagia sayang seperti keluarga lainnya. ( Batinnya lagi lalu mengecup kedua tangan rara )

Tanpa sadar air mata dewi menetes, dengan cepat ia mengusap wajahnya, menghapus sisa jejak air matanya.


Sementara di tempat lain seseorang masuk ke dalam suatu ruangan, dan disana terdapat suster dan dokter yang sudah menunggu kedatangannya.

Dokter : bagaimna kamu sudah siap dengan operasi ini ( menatapnya serius )

Seseorang itu hanya mengangguk dan tersenyum, lalu kemudian ia mengikuti suster untuk menuju keruang operasi, sedangkan dokter dan suster lainnya menuju keruangan rara.

Dokter masuk ke dalam ruangan rara lalu ia menyuruh suster itu untuk membawa brangkar rara menuju ruang operasi dengan diikuti orang tua rara.

sudah beberapa jam operasi itu dilakukan tapi blom ada tanda tanda dokter keluar dari ruangan itu, membuat dewi dan irfan semakin khawatir, irfan selalu memeluk dewi untuk memberikan ketenangan, dan dewi meresponnya dengan baik, membuat irfan bingung sekaligus bersyukur dengan perubahan sikap dewi yang sudah tidak dingin lagi.

Hingga suara seseorang membuat mereka kaget dan langsung berdiri.

Ridwan : mah pah gimana operasinya ( tanya ridwan yang bru saja sampai bersama teman2nya )
Irfan : papa blom tau bang, dokter juga blom keluar, mnkin sebentar lagi
Dewi : pah mama takut pah mama takut rara kenapa napa, mama ngk mau kehilangan rara pah, mama ngk mau ( memeluk irfan )

Irfan : mah mama tenang yah, rara anak yang kuat, pasti rara bisa lewati ini semua kita tinggal bantu dengan doa yah, semoga operasinya berjalan lancar ( memeluk dewi erat )
Rani : iya tan tante yang tenang yah, insyaalh operasinya berjalan lancar kok tan ( membawa dewi untuk duduk )
Lesti : tante jangan nangis lagi yah, nanti rara juga ikut sedih kalo lihat tante nangis ( duduk disamping dewi )

irfan : ow iya kok kalian disini bukannya jam pulang sekolah belom tiba yah
Irwan : disekolah sedang ada rapat om, jadi semua siswa dipulangkan.

Irfan menangguk lalu duduk dikursi tunggu, ia menatap pintu ruang operasi itu, berharap pintu itu segera terbuka. Mereka semua ikut duduk dengan perasaan cemas plus khawtr, Ridwan perasaannya sudah tidak karuan, tapi tiba tiba ia teringat akan seseuatu, lalu ia memandang ke semua penjuru rumah sakit, ia mencari seseorang, namun orang itu tdak ada, membuatnya semakin khawatir.

Penyesalan ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang