2 9

764 51 3
                                    

Rara kini tengah berada di kantin sekolah bersama putri, setelah bell istirahat berbunyi 5 menit lalu, sambil menunggu kedatangan kakaknya, ia memainkan ponselnya.

Namun disebuah meja tak jauh dari tempat mereka, ada rombongan alif yang menatap mereka dengan senyum sinis, dan selalu menyinggung mreka, Tapi rara ia hanya bodo amat, ia rasa itu hanya angin lalu yang tak harus ditanggapi.

Alif : guys liat deh tuh ( melirik rara )
Keknya ada yang hampir ditikung tuh sama kakaknya sendiri, yah tapi kalo dipikir sih dia emang kalah cantik sama kakaknya sendiri, jadi wajarlah cowoknya berpaling, ( tertawa )

Puput : abisnya sifatnya manja banget gitu, cowok mana coba yang betah sama anak manja ( tersenyum sinis )
Zivana : dassar anak manja ( tertawa diikuti teman2nya)

Rara yang mendengar itu hanya tersenyum tipis dan merasa tidak peduli, toh itu hanya ocehan cabe cabean yang kurang kasih sayang. sedangkan putri dari tadik ia hanya memandang mereka tak suka.

Rara : emang yah put kalo cabe tuh rasanya pedes, pantes aja jadi cabe cabean ( tertawa tapi masih fokus ke hpnya )
Putri : wajarlah ra, cabe kan emang pedes, mana ada sih cabe manis, yang ada bukannya bikin pedes malah bikin muntah ( tersenyum mengejek )

Alif yang memdengar itu, seketika emosinya naik, ia mengepalkan tangannya, lalu menatap rara dan putri dengan tatapan tajam, tapi yang ditatap masih bodo amat, sedangkan putri ia hanya tersenyum, membuat alif semakin emosi.

Alif langsung berdiri lalu berjalan kearah meja rara diikuti puput dan zivana, dan memukul meja rara dengan keras, membuat semua siswa siswi yang ada di kantin kaget dan menatap mereka.

Kini semua mata tertuju ke arah mereka, membuat alif semakin  bersemangat untuk mempermalukan rara,

Alif : dasar anak manja tapi sok belagu ( menatap rara tajam )

Rara masih saja fokus ke hpnya, ia tak memerdulikan keberadaan alif dan teman2nya membuat alif semakin naik pitan.

Puput : keknya harus dikasi pelajaran nih anak, ( menunjuk rara )
Zivana : atau loh mau nasib loh sama kayak kakak loh yang sok kecantikan itu ( menatapnya tak suka)

Rara yang mendengar itu seketika kaget, knpa dengan kakaknya, apa yang sudah mereka lakukan terhadap kakaknya, apa jangan2 kejadian kemarin2 adalah ulah mereka.

Sial, kenapa aku ngk kepikiran kejadian waktu itu ( batin rara kesal )

Rara kemudian menyimpang hpnya terlebih dahulu, lalu beralih menatap alif dengan tak kalah tajam,

Yah kini alif sudah berhasil membangunkan macan yang sedang tertidur, siapapun yang melihat tatapan itu, pasti akan merasakan takut yang luar biasa. seperti macan yang siap menerka mansanya.

Rara : Dasar cabe, emang yah cabe kayak loh itu harus sesekali dikasi pelajaran, biar ngk kelewatan warasnya ( menatapnya sinis )
Alif : loh yah bener bener.....
Rara : etssss sabar neng, tahan atuh emosinya, kita main cantik aja,,,( tersenyum tipis )

Upssss maaf ( menutup mulutnya ) hahaha gw lupa mana ada sih kunti main cantik, yang ada ngk nakutin malah malu maluin ( tertawa puas )
Putri : hahaha benner banget tuh ra, sekali kunti yah tetap kunti, paling bentar lagi jadi nenek sihir ( tertawa kbali)

Emosi alif semakin menjadi jadi, membuat wajahnya memerah, ingin rasanya alif menampar rara dengan keras, tapi ia menahannya, lalu ia menatap rara dengan sedikit tersenyum tipis, hampir tak terlihat.

Alif : Loh ngk usah banyak bacot deh, baru jadi adek kelas tingkahnya udah kayak gini, gimna nanti kalo udah jadi senior, hmkkk bisa ancur negara ( tersenyum meledek )
Puput : hahaha gw aja yang orang tua gw sebagai donasi terbesar sekolah ini ngk belagu belagu banget, lah ini (menatap rara ) baru jadi junior belagunya udah ngk ketulung

Rara : sombong tuh jangan ditanggung tanggung, dan ingat diatas langit masih ada langit ( berjalan kearah meja sebelahnya dan kembali dengan gelas ditangannya )

Dan satu lagi kekayaan ortu loh itu yah kekayaan ortu loh sendiri, bukan kekayaan loh, Loh sebagai anak jngn bikin orang tua loh malu krna sikap sombong loh loh pada yang ngk tau malu ini ( menyiram alif, puput dan zivana dengan air tadik )

Alif semakin emosi dan emosinya sudah diatas ubun ubun, ia menaikkan tangannya dan hendak menampar rara, namun rara langsung menahan tangan itu dan memutarnya membuat alif meringis kesakitan.

Puput dan zivana hendak menolong alif namun langkahnya terhenti krna rara,

Rara : STOP ( suara meninggi )
Kalian berani maju satu langkah lagi, gw jamin mulai besok kalian berdua ngk sekolah disini lagi ( menatapnya sinis )
Puput : siapa loh berani banget ngomong kayak gitu ( ucapnya menantang)

Alif : woee kalian ngapaink sih dengerin omongan dia, ceppet bantuin gw ( tangannya masih dipegang rara )

Puput ingin maju namun lagi lagi rara menghentikan langkahnya, membuat alif semakin geram, Alif hendak melepaskan tangannya membuat rara semakin memutar pergelangan tangannya hingga membuatnya semakin kesakitan.

Rara : loh ngk usah banyak gerak, atau loh mau pulang tanpa tangan ( menatap alif dengan tajam )
Dan loh berdua ( kembali menatap puput dan zivana ) sebenarnya sih gw males ngomong ini ke kalian, karna gw ngk mau pamer, tapi krna kalian maksa, terpaksa deh gw ngomong ( tersenyum ke arah mereka )

Huffff asal kalian tau pemilik gedung yang sekarang kalian tempati buat sekolah ini adalah milik bokap gw, dan kalo gw mau gw bisa keluarin kalian bertiga dari sekolah ini SEKARANG JUGA ( ucapnya dengan penekanan dikalimat2 terakhir )

putri yang mendengar itu seketika membulatkan matanya tak percaya, ia kaget pasalnya ia tak tau masalah ini, rara tak pernah cerita soal kepemilikan bokapnya dalam skolah ini.

Alif jangan ditanya lagi, ia langsung membungkam mulutnya tak percaya, membuat ia langsung kiut dan merasa takut,

sedangkan puput dan zivana mereka berdua langsung mematung di tempat , mereka sudah menjadi patung, membuat rara semakin puas dengan melihat perubahan ekpresi wajah mereka.

Perlahan rara melepaskan tangan alif dan beralih memegang dagu alif dengan kasar, membuat alif tersadar dan meringis kesakitan,

Rara : Jngan pernah berani ganggu kakak gw lagi, kalo sampe gw denger loh pada bikin masalah lagi disekolah ini, gw ngk segen segen bikin loh keluar dari sekolah ini secara tak terhormat ( melepaskannya dengan kasar )

Rara kemudian menarik tangan putri dan keluar dari kantin itu, sedangkan puput dan zivana mereka langsung menarik alif dan kembali kekelas mereka,

Alif : sialll ( ucapnya setelah duduk di kursinya ) berani banget tuh bocah ngancem kita
Puput : keknya dia tadik ngk ngancem deh lif, gw pikir ucapan dia tadi ngk main2,
Zivana : iya gw ngk mau cuman gara gara ini masa depan gw jadi hancur.

Sementara di kelas rara

Putri : Loh kok jahat banget sih ra, ( menatap rara )
Rara : jahat krna apa coba
Putri : loh ngk pernah cerita soal bokap loh itu ( melipat tangannya kesal )

Rara kemudian berfikir dan kembali mengingat ingat kejadian tadi dan  membuat dia tertawa, sedangkan putri ia menjadi bingung dengan sahabatnya itu, apa sahabtnya ini masih waras atau tdak. tadi aja seperti macan yang mengamuk karna anaknya ilang sekarang malah jadi orang gila yang ketawa ketawa sendiri.









Brsambung.........






Rara ketawa karna apa yah? 😒

Jangan lupa vote dan koment

Selamat menanti di cerita selanjutnya 😁

Penyesalan ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang