IV : Hurry Up

272 32 4
                                    

"Kamu berangkat ke Seoul kapan?"

"Hmm kayanya sekitar tiga hari lagi. Aku juga udah libur sekolah"

Aku, ibu dan ayah sekarang sedang berada diruang tamu. Yaaa, sekedar santai-santai kumpul keluarga sambil menonton acara di tv.

Dan tadi itu ayahku yang bertanya. Aku memang sudah memberi tahun mereka bahwa aku dapat tiket fansign ke Korea Selatan. Mereka mengizinkanku pergi, karena berhubung bibiku juga tinggal disana bersama suaminya.

"Kamu nginep dirumahnya tante Nita nanti?"

"Ya iya lah yah aku pasti nginepnya disana. Aku sih bisa aja nyewa hotel atau apartemen, tapi ngga ah. Buang-buang duit"

"Nah bagus kalo kamu punya pikiran kaya gitu" Ayahku mengangguk tanda setuju yang dilanjut dengan celetukan ibuku.

Aku melirik jam tangan yang melingkar ditanganku. Ah, sekarang sudah jam setengah tiga sore. Setengah jam lagi aku ada janji dengan teman-temanku untuk menemani aku beli mantel hangat dan long coat untuk dipakai saat di Korea nanti. Katanya disana baru turun salju pertama.

"Yah, bu, aku ke kamar ya mau siap-siap"

Ibuku menoleh. "Mau kemana kamu? Main mulu"

Aku memutar bola mataku dan mendengus malas "Ck, main apaan sih bu, orang aku mau beli mantel sama long coat buat dipake nanti pas aku di Korea. Aku udah janji sama temen-temen aku"

Aku berdiri dari dudukku dan beranjak menuju kamarku.

Segera aku ganti baju, merapikan rambut, sedikit berdandan, dan selesai.

Tring!

Bianca

|lo dmna?
|cptan dandannya, gue sma yg lain
  udh dibawah
|lm gue tinggal.

Nadifa

OTW BU BOS!|

Aku segera turun ke bawah dan berlari ke arah pintu masuk.

Aku melirik ke arah ruang tamu, niatnya mau pamit. Tapi yang kutemukan malah ayahku dan ibuku yang sedang tertidur sambil memeluk satu sama lain. Cih dasar.

.

"Itu lucu banget gak sih? Mau beli~"

Aku tak habis pikir dengan Dara yang sedari tadi terus menunjuk barang-barang ditoko yang ada di mall. Entah itu baju, aksesoris, sepatu, tas atau bahkan mainan anak kecil.

"Beli Dar, jangan kaya orang susah" aku menjitak keningnya lalu menarik ia agar menjauh dari pintu masuk toko-toko itu.

"Kan gue emang orang susah" Ia mengerucutkan bibirnya dan mengelus keningnya yang tadi bekas tempatku menjitaknya.

"Ah iya, lo kan emang misqueen!"

"Biadab lo!"


Saat aku sedang asyik beradu argumen dengan si Dara ini. Tiba-tiba Dinda berteriak dari arah depan sana.


"Woy! Lo berdua jangan adu bacot mulu! Si Bianca mau traktir kita katanya! gc kesini keburu si bu bos berubah pikiran!!!"

Aku dan Dara tercengang ditempat. Dinda berteriak. Di dalam mall. Yang ramai. Dan hal yang lebih memalukan adalah, ucapannya.

For 14 Days | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang