Vote coment nya jusseyeo~ :(
.
Aku tidak salah lagi. Itu benar Daejung. Gerak gerik nya membuatku curiga.
Tanpa pikir panjang, ku beranikan langkah untuk berjalan menuju arah Daejung berada. Baru saja langkahku tersampai di ambang pintu rumah makan ini, Daejung sudah lebih dulu pergi. Bersama perempuan tak dikenal itu.
Jihyun menyusul kemudian. Tiba-tiba saja ia sudah berada dibelakangku.
Bukk!
Ia memukul bahuku pelan. Tapi tetap saja sakit sampai aku sedikit merintis kesakitan."Yak! Kau kenapa meninggalkan ku?"
"Maaf" balasku cepat.
Pandanganku masih terfokus pada langkah Daejung berjalan. Memperhatikan anak itu akan pergi kemana.
Ah sialnya, saat sedang serius memperhatikan Daejung, bis tiba-tiba lewat dan menutupi pandanganku. Aku jadi kehilangan jejak nya saat bis sudah beranjak pergi.
"Ih kepo banget deh gue tadi si Daejung pergi sama siapa!"
🔸🔸🔸
Setelah selesai makan siang dengan Jihyun. Aku dan dia memutuskan untuk pulang saja. Rencananya tadi ingin berbelanja beberapa make up dan produk perawatan wajah. Tapi tidak jadi. Aku bilang pada Jihyun bahwa badanku sudah sangat lengket dan gerah. Jadi aku harus segera pulang dan mandi.
Hanya alibi sebenarnya, alasan sepenuhnya tidak seperti itu. Aku hanya malas dan ingin segera rebahan di kasur empuk milik Daejung.
Tiba-tiba saja, ponselku berdering. Lagi.
Astaga ini sudah yang ke 27 kalinya!
Adrio makhluk idiot itu memang sangat amat menyebalkan. Aku padahal sudah menolak panggilan telepon itu. Tapi lihat, dia terus menelepon hingga aku menjawab panggilan itu.Dengan perasaan yang sangat amat terpaksa, akhirnya aku memutuskan untuk menjawab saja panggilan telepon ini.
"Paansi?!"
"Dih, selow dong mba. Hallo dulu kek gitu, ini mah langsung ngegas aja kaya motor jamet"
"Bacot, kenapa?"
"Mau nagih teajus yang lo bilang mau traktir nih waktu itu"
Aku berfikir sejenak. Teajus? Sejak kapan aku ada rencana ingin mentraktir nya?
Aku memutar bola mata malas. Kan sudah ku bilang dia itu idiot. Anaknya benar-benar tidak jelas.
"Teajus apaansi si Yo. Gak jelas lo asli"
"Ah gak seru nih. Masa lupa sama utang sendiri!"
"Udahlah lo gak danta banget. Gue matiin aja ni telpon"
"Eh eh jangan. Hehe gue cuma becanda kok, aslinya gue nelpon lo karena kangen aja"
Aku mengeryit jijik. Astaga, kangen katanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
For 14 Days | Na Jaemin
Fiksi Penggemar[14 days project] Tentang aku si perempuan yang dengan tidak tahu dirinya mencintai seorang Na Jaemin yang notabene nya adalah idolaku. Aku mencintai nya, mari kita kutip 'mencintai' dalam arti yang lebih analitis. Perjalanan kita dimulai dalam w...