Setelah berkian hari otak ini ngestuck, akhirnya bisa update juga berkat dorongan dari niat untuk menulis :v
Jangan lupa vote nya teman-teman!!!
Happy reading~
.
Nadifa's side.
Seminggu berlalu, selama seminggu itu pula aku menjadi lebih diam dan murung. Yang biasanya super aktif disekolah maupun dirumah, sekarang menjadi lebih tidak banyak omong dan cuek. Walau pikiranku setuju untuk tidak peduli, tapi batin bertolak belakang.
Agensi Jaemin sudah memberi konfirmasi bahwa Jaemin dan Heejin memang benar berkencan. Sudah kuduga. Kalau akhirnya akan seperti ini, untuk apa aku percaya pada nya?
Untuk apa ia bilang bahwa dirinya akan datang kembali. Bohong. Itu semua bohong.Memang dari awal seharusnya aku sadar diri. Terlalu egois kalau aku terus mengharapkan hasil yang indah di penghujung. Kenyataannya, tak bisa kupungkiri bahwa aku sekarang sangat kecewa.
Sehari setelah berita itu tersebar, Jaemin sempat menghubungiku. Tapi aku menutup telinga dan mata pada nya. Aku memblokir seluruh kontak dan hal apapun yang berhubungan dengan Jaemin. Termasuk akun instagram pribadi miliknya yang sempat tinggal di ponselku.
Sedikit cerita, Jaemin pernah bilang bahwa ia diam-diam membuat akun sosial media pribadi. Ia tidak cerita kepada siapapun, termasuk member se-pergrup nya. Ia bilang, ia hanya memberi tahukan hal ini padaku.
Pada saat aku dan Jaemin bertemu, ia menyuruh diriku untuk mengambil alih akun pribadi miliknya.
Awalnya sempat ragu, tapi karena Jaemin terlihat sangat percaya padaku, ya sudah. Mulai saat itu aku meng-handle akun sosial milik Jaemin. Sesekali aku mengabari dirinya bahwa ada hal menarik tentang dirinya disana. Menunjukkan betapa banyak orang yang mencintai dirinya. Dan terkadang mengirimkan video meme hasil editan para penggemar. Jaemin pasti selalu tertawa. Tapi terkadang ia juga kesal dan merajuk.
"Kenapa mereka mengubah wajahku seperti itu?!"
"Astaga, kenapa mereka memiliki banyak sekali wajah jelekku"
"Wah, aku ingin marah tapi aku tidak tega. Karena aku sayang sijeuni"
Haha, lucu bukan?
Oke. Mari kita berhenti membicarakan Jaemin. Itu hanya semakin membuat suasana hatiku buruk. Aku harus bisa melupakan dirinya. Kalau bisa secepatnya.
🔸🔸🔸
Seoul.
Daejung kian gelisah. Sejauh ini, ancaman yang Heejin janjikan tempo hari, belum terlihat dampaknya pada Nadifa. Setiap hari, setiap jam dan setiap menit Daejung selalu menghubungi Nadifa hanya demi menanyakan kabar anak itu.
Daejung terlampau takut dan khawatir. Ia selalu berharap semoga Heejin tidak benar-benar serius akan ancamannya.
Heejin sialan. Kenapa perempuan seperti itu harus diciptakan?
Daejung jadi kesal sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
For 14 Days | Na Jaemin
Fanfic[14 days project] Tentang aku si perempuan yang dengan tidak tahu dirinya mencintai seorang Na Jaemin yang notabene nya adalah idolaku. Aku mencintai nya, mari kita kutip 'mencintai' dalam arti yang lebih analitis. Perjalanan kita dimulai dalam w...