"Duh balikin gak ya?"
Sejak tadi aku hanya mondar mandir didepan gedung SM. Entertainment. Tujuanku ya tentu cuma satu, balikin ponsel Jaemin.
Tapi, bagaimana caranya aku agar bisa memanggil Jaemin keluar untuk mengambil ponselnya yang sekarang berada dalam genggaman ku.
Tidak mungkin sekali kan aku tiba-tiba masuk kedalam gedung yang berada di depan ku ini sambil teriak-teriak memanggil nama Jaemin. Aku bisa langsung di usir dan diseret keluar.Ah tapi, aku tentu juga bisa menanyakan keberadaan Jaemin kepada salah satu staff disana dan memberi tahu ke Jaemin bahwa ada tamu yang ingin bertemu dengannya. Tapi aku malas, malas di tanya banyak pertanyaan.
"Ada apa ya mencari Jaemin?"
"Ini siapanya Jaemin?"
"Mohon maaf, Jaemin tidak bisa bertemu dengan orang sembarangan. Permisi"
Huft, menyebalkan. Aku harus bagaimana?
"Bingung astaga..." racauku sambil mengacak-acak rambut frustrasi.
Sebenarnya, dalam lubuk hatiku yang paling dalam. Aku ini ingin sekali menahan ponsel Jaemin. Lalu kusimpan dan ku bawa pulang ke Indonesia. Tentu saja untuk kenang-kenangan!
Coba kasih tahu aku, memangnya ada penggemar yang bisa menggenggam ponsel milik idolanya? Tidak ada kan?
Jangankan menggenggam, menyentuh saja tidak bisa.Sudah dipastikan keberuntungan sedang menghampiriku sekarang. Tapi apa boleh buat, rasa sayangku lebih besar dibandingkan rasa egoisku. Jadi karena aku memikirkan keadaan Jaemin sekarang seperti apa setelah mengetahui ponselnya tidak ada padanya, jadi lebih baik aku memberikannya. Demi keamanan bersama.
Akhirnya, dengan segenap jiwa dan raga yang telah ku kumpulkan, aku memberanikan diri untuk melangkah dan masuk gedung ini. Hingga saat lima langkah kedepan, mataku menangkap sosok yang tak asing.
"Manager-nim?" gumamku.
Ah benar! Dia manajer yang menjemput Jaemin dan aku tadi malam. Tidak salah lagi. Aku kemudian berlari menuju ke arahnya.
"Manager-nim! Tunggu!" aku melambaikan tangan ke arahnya sambil berlari dan berteriak memanggil dirinya. Merasa terpanggil, ia pun menoleh ke arahku.
"Aku? Kau memanggilku?" tanya manajer itu sambil menunjuk dirinya.
Aku mengangguk lalu membungkuk sedikit ke arahnya. "Annyeong haseyeo, apa kau masih ingat aku, manager-nim?"
Ia berpikir, air mukanya juga tampak bertanya-tanya. Hingga kemudian, ia menepuk bahuku. "Ah ya, aku ingat! Kau, perempuan yang bersama Jaemin tadi malam kan?"
"Iya benar"
Manajer itu mengangguk mengerti, kemudian kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celananya. "Nah, ada perlu apa kau kesini?" ia kemudian tersenyum.
Aku mengeluarkan ponsel milik Jaemin dari dalam tasku. "Ini, aku mau balikin ini"
Kemudian, suara derap langkah terdengar. Itu Jaemin dan... Haechan?
"Handphone ku! Itu milikku!"
Jaemin kemudian berlari ke arahku, disusul Haechan dibelakangnya. Sepertinya, dari raut muka Haechan, ia tampak terkejut dengan kehadiranku. Jaemin juga sih, tapi tidak se-heboh ekspresi Haechan.
"Ini milikku, benar kan?" Jaemin kemudian mengambil ponsel yang berada di dalam genggamanku.
Aku mengangguk. "Iya, itu punyamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
For 14 Days | Na Jaemin
Fanfic[14 days project] Tentang aku si perempuan yang dengan tidak tahu dirinya mencintai seorang Na Jaemin yang notabene nya adalah idolaku. Aku mencintai nya, mari kita kutip 'mencintai' dalam arti yang lebih analitis. Perjalanan kita dimulai dalam w...