Hallo! you guys happy today? :>
I hope a great things! Hihi (/^~^)/jangan lupa tap bintang nya! :^
.
Bruk!
Daejung membanting tubuh mungil perempuan yang sedang berada dalam genggaman nya ini hingga membentur dinding keras. Perasaan Daejung tengah berapi-api saat ini dibuatnya.
"Aku kan sudah bilang padamu, aku membatalkan perjanjian! Kau tuli?!" gertak Daejung kesal.
Perempuan ini hanya mendecih meledek. Memutar bola mata malas, lalu satu jari telunjuknya tergerak mendorong kening Daejung hingga membuat kepala sang empunya sedikit mendongak keatas.
"Enak saja minta batal. Kau pikir melalui semua ini mudah? Kau bodoh?" desis perempuan ini.
"Persetan dengan usaha-usahamu itu! Berhenti mengganggu Nadifa!" tekan Daejung.
Perempuan ini mendengus malas. "Aku sudah tidak mengganggu wanita itu, bodoh! Dengan ia putus hubungan bersama Jaemin, itu sudah cukup!" gertak perempuan ini gemas.
"Oh bagus kalau begitu. Kau lebih baik pergi dan jangan dekati Nadifa lagi!"
Tanpa Daejung sadari, perempuan yang sedang berada dihadapannya ini menyeringai sekejap. "Ah tapi, sepertinya seru kalau aku sedikit bermain lagi dengan nya" ujar perempuan ini menantang.
"Brengsek!" kepalan tangan yang sedari tadi Daejung tahan untuk tidak dilayangkan, kini salah satu dari mereka sudah terangkat di udara dan siap meninju wajah siapapun yang menjadi target kepalan tangan Daejung itu.
Ah, Daejung masih tidak bisa. Ia perempuan. Sayangnya ia perempuan!
Coba saja jika orang yang berada dihadapannya kini adalah seorang laki-laki. Sudah dipastikan ia pulang dengan segala luka lebam disekujur tubuh nya."Kenapa tidak jadi? Ayo, ayo tonjok mukaku" perempuan ini meledek. Ia sengaja memaju-majukan wajahnya sambil menunjuk dan menepuk-nepuk area pipi nya.
"Arrghh!" karena gemas tak bisa meninju wajah perempuan yang berada di hadapannya ini. Daejung hanya bisa meninju dinding kesal guna melampiaskan amarah nya.
Drrtt, drrtt. Ponsel bergetar dan berdering. Bukan ponsel Daejung, melainkan ponsel milik perempuan sialan ini. Ia kemudian mengambil ponsel miliknya yang terletak di saku mantel yang ia kenakan.
Ia berjalan maju dan sedikit menghindari Daejung agar percakapan yang terjadi antara ia dan penelepon ini tidak di ketahui Daejung. Sebelum mengangkat telepon, perempuan itu sudah lebih dulu menempelkan satu jari telunjuk ke mulut seolah mengisyaratkan untuk diam, tenang, dan jangan bersisik.
Selesai sudah perempuan sialan ini bertelepon setelah 40 menit berlalu untuk menunggu perempuan ini selesai bicara.
"Lama" dengus Daejung.
"Kau jika ingin meninju wajahku, besok saja ya. Hari ini aku ada jadwal perform"
Daejung hanya mendengus malas tanpa memperdulikan perempuan sialan itu yang sudah berjalan menjauhi Daejung.
KAMU SEDANG MEMBACA
For 14 Days | Na Jaemin
Fanfiction[14 days project] Tentang aku si perempuan yang dengan tidak tahu dirinya mencintai seorang Na Jaemin yang notabene nya adalah idolaku. Aku mencintai nya, mari kita kutip 'mencintai' dalam arti yang lebih analitis. Perjalanan kita dimulai dalam w...