Gyuri menatap makanannya tidak berselera. Dia hanya mengaduk-aduk spageti itu, tidak ada niatan untuk menyuapkan barang satu sendok pun kedalam mulutnya.
Sementara orang yang duduk didepannya telah melahap habis makanan khas Itali itu.
"Hey, apa kau tak akan memakan itu? Kan aku sudah menyicipi dan itu aman." Tanya nya sebelum menyeruput jus mangga miliknya.
"Entahlah, aku tidak berselera makan akhir-akhir ini." Dia mendorong piring itu pelan. Meraih cangkir berisi mocca latte lalu menyeruputnya pelan.
"Hey, makanlah yang benar. Aku tak ingin direpotkan jika penyakit mu kambuh." Protes manusia berponi yang duduk dihadapannya itu.
Gyuri menatap temannya malas, lalu mendengus pelan.
"Cepatlah habiskan makananmu, dan ayo pergi dari sini." Kembali meminum moccha latte nya sampai tandas sebelum berdiri dari duduknya.
"Eh... hey tunggu aku~" meminum jus mangganya sampai membuat kedua pipinya mengembung.
.
.
..
.
.Siang yang cukup sejuk untuk musim panas yang biasanya sangat terik dan mambakar kulit. Terlihat gadis mungil terduduk dibangku taman dengan tangan yang sibuk membongkar bekalnya.
"Huh~ gerah sekali hari ini." Gyuri duduk disamping gadis yang tengah membongkar bekalnya dan tak lupa dia menggibaskan kaus depannya.
"Kau mau ini, Gyuri-ya?" gadis itu menyodorkan botol berisi jus mangga kepada Gyuri yang baru saja duduk disampingnya.
Sejenak dia menatap botol dan gadis itu secara bergantian. Raut wajahnya terlihat ragu. Mengetahui gelagat Gyuri, gadis cantik itu terkekeh pelan, meraih tangan si jangkung lalu meletakan botol itu ditelapak tangan si Jang.
"Tenang saja, jusnya aman. Aku sendiri yang membuatnya."
"Ah~ maaf aku tak bermaksud seperti itu Jisun-ah." Ujar Gyuri merasa tak enak hati karena mencurigai gadis itu.
"Tak apa, aku mengerti kok." Senyum manis itu membuat Gyuri ikut menyunggingkan senyumannya.
Ya, seorang Jang Gyuri tidak bisa sembarangan menerima makanan dari orang lain. Trauma masa lalunya membuat ia enggan menerima makanan ataupun minuman dari orang lain- meski itu dari temannya sendiri.
Gyuri lebih memilih masakan sang ibu atau jika dia terpaksa makan diluar, dia selalu mengajak Hayoung untuk mencicipi makanannya sebelum ia benar-benar menyantap makanannya. Sebut saja itu berlebihan, tapi jujur saja Gyuri tidak pernah mau keracunan makanan lagi.
"Kau mau?" Jisun menyodorkan sepotong gimbap tuna kepada Gyuri. Dan gadis itu mendapatkan ekspresi yang sama seperti sebelumnya dari Gyuri.
"Eum, maaf Jisun-ah, aku tidak bisa." Tolaknya, namun perutnya berkata lain.
Kryuk~
Kryuk~
Sialan, kenapa bersuara disaat seperti ini.
Jisun tersenyum sumringah, dia kembali menyodorkan gimbap itu didepan mulut Gyuri.
"Buka mulutmu, jangan menolak!" terdengar seperti sebuah perintah ditelinga Gyuri dan sangat terpaksa dia membuka mulutnya, diterima suapan gimbap dari Jisun.
Matanya terpejam seiringan dengan mulut yang mengunyah pelan gimbap. Dalam hati dia berdoa harap cemas dia tidak akan mati karena sepotong gimbap.
"Telan Gyuri, telan." Ingin rasanya Jisun terkekeh melihat wajah Gyuri yang terlihat sangat konyol. Mata terpejam, mulut yang terlihat seperti orang yang tengah berkomat-kamit tak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gotta!!! OS Series
FanfictionBaca aja, siapa tau sayang-eh, maksudnya siapa tau suka:)) One-Shot or Multiple-Shot You can request ship what you want for a sail on the next chapter Girl group Only