Babylon[SiyeonxYoohyeon](End)

180 33 16
                                    







Kedua anak kecil berbaring  bersebelahan, menatap gemerlapnya langit. Gadis kecil berparas imut terus saja mengoceh, menceritakan bagaimana dulu dia saat masih bersama kedua orang tuanya.

Sementara satunya lagi—yang sedikit lebih tua dari gadis menggemaskan itu, hanya menatap lekat gadis bermarga Kim. Senyum simpul menghias wajah dinginnya. Dia selalu senang mendengar gadis itu banyak bercerita.

"Iyeon Oppa, lihat itu!" telunjuk mungil itu mengarah pada salah satu asteroid angkasa yang melesat jatuh kebawah.

Mengikuti arah yang ditunjukan gadis Kim, yang dipanggil Iyeon menatap takjub langit. Sungguh, baru pertama kali ini dia melihat betapa indahnya langit.

"Wahh... ini hujan bintang..." begitulah Siyeon a.k.a Iyeon Oppa menyebut fenomena alam langka ini.

Beberapa batuan asteroid itu melesat dengan cepat. Kedua bocah itu menikmatinya dengan mata berbinar—takjub dengan apa yang mereka lihat.

"Ayo kita buat keinginan?!" ajak Siyeon, kedua telapak tangan sudah menempel dan berada didepan wajahnya.

Siyeon mengucapkan harapannya didalam hati dangan kedua mata terpejam rapat, sementara Yoohyeon hanya memperhatikan apa yang Siyeon lakukan.

Perlahan dia membuka kedua kelopak mata, lalu menoleh kesamping, mendapati Yoohyeon yang tengah memperhatikannya.

"Kamu tidak mengucapkan keinginanmu Yoohyeon-ah?" tanya Siyeon heran, Yoohyeon menggeleng kemudian tersenyum sangat manis.

Senyuam yang mampu membuat hati seorang Siyeon bergetar hebat hanya dengan melihatnya.

"Aku hanya ingin terus bersama Iyeon Oppa dan aku ingin semua orang tidak pernah tau apa itu bunuh diri."

"Yoohyeon engga mau orang-orang bunuh diri seperti yang dilakukan Appa dan Eomma. Dan kalau boleh, Yoohyeon mau terus sama Iyeon."

Yang lebih tua tertegun dengan ucapan Yoohyeon barusan.

Dua permintaan sederhana, namun tidak mudah untuk direalisasikan. Selama masih ada rasa putus asa dalam diri seseorang, bunuh diri mungkin akan menjadi alternatif tercepat untuk menghilangkan rasa itu.

Dan untuk permintaan satunya lagi, Siyeon tidak yakin jika dia bisa memenuhi keinginan gadis menggemaskan itu. Dia tidak tau kedepannya mereka akan seperti apa? Apakah mereka akan diadopsi oleh keluarga yang tinggal diluar kota? Atau memilih jalan masing-masing kala tak ada satupun keluarga yang mengadopsi mereka.

Imajinasi Siyeon buyar setelah suara ibu panti yang menyuruh mereka berdua untuk segera turun dan tidur, karena hari semakin malam.








.

.

.




Gotta!!! OS SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang