"Kak, bangun~" menggoncang tubuh berbalut selimut, sesekali tangannya memukul pelan pundak manusia yang masih berada dibalik kain tebal itu.
"Hmm..." bergumaman tak jelas yang membuat gadis itu cemberut, pukulan keras pun berakhir pada bahu yang lebih tua.
"Arghh, sakit..." meringis, mengusap bahu yang menjadi korban kegalakan gadis berkulit putih itu.
"Makanya bangun! Udah dibangunin dari tadi juga." Nadanya ketus, kedua tangan dilipat didepan dada.
Gemas dengan tingkah gadis yang lebih muda darinya, dia tersenyum dan menarik gadis itu sehingga tubuh mungil itu jatuh diatasnya.
Tersenyum jahil melihat ekspresi sang adik yang terlihat gugup. Gadis yang lebih muda darinya menahan napas dan mukanya mulai memerah.
"Hahaha, napas hey. Itu muka nya merah." segera mengisi paru-parunya dengan oksigen.
Masih tertawa disaat dia mendapatkan tatapan tajam dari sang adik.
"Ih nyebelin." Hendak turun dari atas tubuh yang lebih tua, namun sepasang tangan menahan pinggangnya.
"Mau kemana? Disini saja, temani aku, toh ini hari minggu kan?"
"Tapi kan ini udah mau siang Kak Miyeon." Tak mengindahkan ucapan gadis cantik itu. Yang dipanggil Miyeon malah memiringkan badannya sehingga gadis itu tidur disampingnya— dengan tubuh mereka yang saling berhadapan.
"So? Biar saja hari mau siang kek, sore kek, yang penting kamu disini." Merapihkan anak rambut yang menghalangi wajah cantik gadis yang lebih muda darinya.
Ditatapnya intens wajah cantik nan ayu dihadapannya. Entah sejak kapan dia menyukai gadis Taiwan ini. Gadis ini selalu saja berhasil membuat dadanya bergemuruh hebat, membuat dia tidak bisa berpaling dari gadisnya.
"Kak Miyeon..." gadis bermarga Yeh itu memundurkan kepalanya kala si yang lebih tua semakin mengikis jarak diantara mereka.
Lingkaran lengan pada punggung mengerat seakan tidak membiarkan gadis Yeh itu pergi darinya.
Hembusan napas hangat menerpa wajahnya, dua senti jarak mereka. Dia dapat melihat sekilas senyum tipis dari sang Kaka sebelum bibinya merasakan kehangatan dari bibir si marga Cho itu.
Tidak, dia tau ini tidak benar, salah. Tapi, apa daya dia pun tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Membiarkan yang lebih tua darinya melakukan apa yang disukainya. Dia tidak bisa terbuat banyak.
Telalu terbuai dengan ciuman intens dari si marga Cho membuatnya sedikit mendesah, dan itu membuat Miyeon menyeringai kecil.
Tangannya tak tinggal diam, menelusup masuk kedalam kaos yang dikenakan gadis itu. Mengusap pelan punggung hangat itu.
"Kak... sudah~" suaranya serak, menghentikan paksa ciuman mereka. Dan otomatis semua kegiatan yang dilakukan Miyeon terhenti.
Mata sayu Shuhua membuatnya gila, namun gadis itu menunjukan wajah khawatir dan sedikit ketakutan, mungkin?
Jemarinya menyeka bibir bawah Shuhua yang terlihat mengkilap, senyum tipis dan mengangguk paham.
"Maaf." Sesalnya.
"Tak apa, ayo bangun."
.
.
.
"Appa mana?" baru saja sampai di dapur, meraih gelas, mengisi benda itu dengan air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gotta!!! OS Series
FanfictionBaca aja, siapa tau sayang-eh, maksudnya siapa tau suka:)) One-Shot or Multiple-Shot You can request ship what you want for a sail on the next chapter Girl group Only