Bertopang dagu, memperhatikan sang guru yang tengah menerangkan materi didepan sana. Tidak, dia benar-benar tidak menyimak apa yang disampaikan sang guru. Dia hanya memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan sang guru.
Irisnya tidak pernah lepas dari bibir yang sedang bergerak menerangkan bagaimana cara bertahan hidupnya sebuah parasite pada sang inang dan sebagainya. Lalu lihat mata jernih yang sesekali selalu berpapasan dengan matanya, membuat dia semakin melebarkan senyumannya.
"Ah~ baiklah anak-anak, aku rasa hari ini cukup disini saja." Mengakhiri penjelasannya kala bel berdering dengan nyaringnya.
"Untuk tugasnya, kalian kerjakan latihan soal halaman 60." Ucapnya seraya merapihkan buku miliknya lalu guru biologi itu pun berlalu meninggalkan kelas setelah berpamitan.
"Oh ya, Park Xiyeon bisakah kau ikut keruang konseling?!" sebelum benar-benar meninggalkan kelas, sang guru meminta— ah lebih tepatnya memerintah Xiyeon agar mengikutinya keruang konseling.
"Tamatlah sudah riwayatmu Park Xiyeon." Ledek teman sebangkunya ketika guru cantik itu benar-benar telah pergi dari kelas.
Bukannya merasa takut atau apa karena harus mengunjungi ruang konseling, manusia bernama Park Xieon malah melebarkan senyumnya.
"Hah! Kau tau Jeon, ini kesempatanku untuk menikmati waktu berduaan bersama Jung Ssaem." Memutar bola mata malas, si wibu— lebih tepatnya Jeon Heejin mencebik pelan.
"Ya, ya, ya, sana habiskanlah waktumu dengan guru kesayanganmu itu." Xiyeon terkekeh mengejek, menepuk pundak Heejin berulang kali.
"Hey dude~ aku doakan semoga roti berjalan mu itu segera peka." Terdengar mengejek, tapi kenyataannya memang seperti itu.
Masa bodo dengan mood Heejin yang mendadak down karena mengingat bahwa Kim Hyunjin tak kunjung menyadari perasaan Heejin, dia pun segera pergi menuju ruang konseling sedikit berlari karena tak ingin sang guru tercinta menunggu lama.
Cklek....
Pintu perlahan dibuka, kepalanya sedikit mengintip kedalam memastikan jika guru cantik itu telah berada disana.
Dan disana, guru cantik itu sudah duduk manis diatas kursi. Dia menghadap pintu dan gesturnya menyuruh Xiyeon untuk segera masuk dan duduk dihadapannya.
Gugup? Tentu saja dia merasa gugup duduk berhadapan dengan guru cantik itu. Bahkan dia dapat mendengar sendiri degup jangtungnya yang semakin menggila.
"Park Xiyeon, sudah berapakali aku katakan. Jika aku tengah menerangkan didalam kelas, bisakah kau fokus dengan apa yang aku sampaikan?" nadanya terdengar tenang tapi sarat akan penegasan disetiap kata yang ia lontarkan.
Xiyeon mengeluarkan senyum andalannya— senyum tipis yang mampu membuat siapa saja terpesona.
"Eum... aku rasa aku tidak bisa melakukan itu. Dan itu semua salah Ssaem juga." Mengerutkan alisnya, menatap Xiyeon heran.
Semua itu adalah salahnya? Yang benar saja.
"Karena aku lebih tertarik memperhatika Ssaem daripada mendengar materi." Senyum manis itu tidak menghilang, malah semakin lebar dan menggemaskan.
Tersipu malu? Tentu saja, namun sebagai seorang guru dia harus berusaha keras untuk menyembunyikan rona merahnya dan mempertahankan ekspresi wajahnya agar tetap normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gotta!!! OS Series
FanficBaca aja, siapa tau sayang-eh, maksudnya siapa tau suka:)) One-Shot or Multiple-Shot You can request ship what you want for a sail on the next chapter Girl group Only