Beach and Blonde Girl [Handong]

403 26 49
                                    






Yuhuuu, hallu time balik lagi~

Fix, ini mah kek nya segmen khusu buat anak deuke, dari awal sampe sini isi haluannya anak deuke semua:"

Okey lah, langsung aja deh

.
.
.

Handong[Dreamcatcher] as her
X
Im Seungran as you (reader)

.
.
.

Langkah gontai, sesekali kaki telanjang itu menendang penuh emosi pasir putih yang tak berdosa itu.

Raut tak bersahabat enggan meninggalkan paras pucat pemilik marga Im.

Hari itu entah kenapa, pantai terlihat sepi. Sepanjang langkah kakinya, dia tak menemukan seorang pun. Hanya ombak kecil yang menyapa kaki telanjang itu.

Tiga meter, lima meter, tak ada tanda-tanda jika akan ada sebuah aktivitas. Belasan meter selanjutnya akhirnya ia melihat siluet.

Dari jarak sekitar sepuluh meter, si marga Im menatap lekat seseorang yang ia asumsikan bahwa itu adalah seorang gadis.

Sampai ketika jarak hanya tinggal sekitar lima meter, dengan jelas dia melihat gadis itu.

Rambut blonde dengan untaian kecil rambut terkepang. Gaun putih seputih kulit lembut miliknya melekat sempurna pada tubuh ideal. Kedua mata itu terpejam rapat sehingga ia tak dapat melihat seberapa jernihnya sepasang manik mata itu.

Melihat sekilas gadis itu dari samping saja telah berhasil membuatnya terpesona. Dadanya entah kenapa bergemuruh. Meluapkan rasa emosi yang sempat ia rasakan.

Cukup lama si marga Im menatap lekat gadis surai blonde. Sampai saat dimana gadis itu membuka matanya secara perlahan yang memberikan efek getaran kecil yang menggelikan namun terasa nyaman.

Gulir detik selanjutnya, iris yang ternyata bening dan berbinar itu bersitatap dengan netra hazel miliknya.

Satu detik,

Lima detik,

Sepuluh detik,

Waktu seakan terhenti, lensa itu berhasil membuat si Im terpaku.

Jika bukan karena matanya perih—tak ingin berkedip, dia pun terpaksa mengerjap beberapa kali, sekadar meminimalisir rasa perih pada kedua bola mata.

Namun, sayangnya setelah itu, tiba-tiba saja sang gadis blonde beranjak dari tempatnya. Berjalan meninggalkan si marga Im tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Dan bodohnya dia, hanya diam terpaku tanpa ada niatan untuk menghadang langkah gadis surai blonde itu. Menatap nanar punggung mungil yang semakin jauh dari jangkauan penglihatannya.

.
.
.

Sang Surya pun belum sepenuhnya menunjukkan diri, langit pun masih terlihat gelap dengan garis-garis awan tipis.

Sengaja, berkeliaran di pagi buta seperti ini. Dia membutuhkan ketenangan. Dan pantai di pagi buta sepertinya cocok untuknya saat ini.

Angin bertiup cukup kencang, menyebabkan batang berisi berbagai campuran zat adiktif itu terbakar lebih cepat dari biasanya.

Dilempar benda berasap yang tinggal tiga sentimeter lagi ke atas pasir pantai seraca sembarang. Merogoh saku celana—berniat kembali mengambil satu batang rokok.

Gotta!!! OS SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang