Mulanya kehidupannya berjalan dengan normal, dia tidak percaya dengan hal-hal berbau mistis. Menurutnya, hal seperti itu adalah sebuah kekonyolan.
Mati ya mati saja, orang yang sudah mati tidak mungkin bergentayangan kembali. Mereka sudah berada didunia yang berbeda.
Tapi, akhir-akhir ini dia percaya bahwa hantu dan sebagainya benar adanya. Ini semua gara-gara sebuah batu yang entah dari mana menghantam kepala bagian belakang.
Untung saja dia tidak mati dan hanya mengalami gegar otak ringan. Koma selama tiga hari dan begitu dia sadar, hal tak masuk akal pun terjadi.
Mulai dari suara gaduh dikeheningan malam rumah sakit, suara tangisan lirih menyayat hati mengusik tidurnya membuat dia terbangun dari tidur. Dan yang lebih mengerikannya lagi, sering kali dia melihat sesosok putih yang selalu melintas didepan ruang rawatnya. Bahkan, sosok itu sampai mengikutinya ke apartement miliknya.
Dan sampai saat ini dia telah terbiasa melihat hal-hal gaib yang seharusnya tidak ia lihat.
"Hah~ hari ini sangat melelahkan sekali." Menghela napas lelah, gadis berambut panjang itu menghempaskan tubuhnya keatas sofa.
Matanya terpejam dengan kepala yang bersandar pada kepala sofa— menghilangkan rasa lelah setelah seharian mendapatkan bimbingan dari dosennya.
Namun beberapa detik kemudian matanya terbuka, diatas wajahnya ada wajah pucat seseorang yang sedang memperhatikannya.
Berdecak pelan lalu kembali memejamkan matanya.
"Ckck! Hey~ bisakah kau sedikit menjauh dari wajahku? Kulit pucatmu sedikit menggangguku!"
Menjauhkan wajahnya secara perlahan, berdiri menghadapa orang yang memanggilnya kulit pucat.
"Heh, apa kau tidak bosan terus saja mengikutiku?" tanya si gadis berambut panjang kepada si pucat yang masih memperhatikannya.
"Tidak."
"Dengar A-airin?"
"Arin, namaku Choi Arin." Si rambut panjang menghela napas, lalu mengangguk.
"Ya, dengarkan aku Choi Arin-ssi! Aku sudah lelah terus diikitumu, bisakah kau pergi dari kehidupanku?" pintanya, dia memasang ekspresi memelas kepada gadis bernama Arin itu.
"Maaf Jiho-ssi~ tapi untuk saat ini aku tidak bisa pergi darimu sebelum semua keinginanku terpenuhi."
Kembali menghela napas, dia sudah bosan mendengar jawaban gadis berdress putih yang berdiri dihadapannya itu.
"Hah~ terserah kau saja Arin-ssi. Aku lelah dan ingin tidur. Sekali lagi, jangan ganggu aku!!!" dia pun berlalu begitu saja menuju kamarnya meninggalkan Arin seorang diri diruang tengah.
"Maafkan aku Jiho-ssi." Lirih Arin menatap nanar pintu kamar Jiho yang baru saja tertutup.
Hari ini diluar lumayan terik, gadis Kim itu terpaksa berjalan dibawah kukungan sang mentari dari halte bus menuju kampusnya karena hanya demi bimbingannya dengan sang dosen agar kuliahnya segera selesai.
"Hari ini panas sekali ya." Entah sejak kapan seorang gadis berada disampingnya, mengikuti setiap langkah Jiho.
Si Aries mengangguk pelan, membenarkan ucapan gadis disampingnya itu. Tapi, entah kenapa semenjak gadis itu ada disampingnya, mendadak disekitarnya terasa sejuk, dan suara gadis berdress putih itu terasa seperti hembusan kesejukkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gotta!!! OS Series
Fiksi PenggemarBaca aja, siapa tau sayang-eh, maksudnya siapa tau suka:)) One-Shot or Multiple-Shot You can request ship what you want for a sail on the next chapter Girl group Only