Musuh Pertama

2.6K 278 76
                                    

ASGAR, namanya belakangan ini menjadi trending topic dalam list Lambe Menyor milik redaksi sekolah. Media gosip sekolah yang entah siapa pendirinya.

Gosip-gosip hangat di Galasta selalu nangkring di majalah dinding tiap pagi. Tak main-main kedudukannya hampir setara dengan Lambe Turah, Lambe Nyiyir, dan Dispatch.

Sekolah elit macam apa ini? Atau justru terdengar keren?

Dug, dug, dug.

Pantulan bola basket beradu. Cowok dengan jersey bernomor punggung 05 itu terlihat melalukan drible sembari menatap pada lawan mainnya.

Reagan segera beraksi melewati Alzevin dengan between the legs drible-nya lalu mengoper pada Raga. Karena Arditho yang berjaga di dekat ring malah stay di sebelah Ganesha yang merupakan lawan, Raga melemparkan bola itu ke dalam ring.

Bravo. Sebagian siswi bersorak dan sebagian lagi mendengus.

Reagan segera menghampiri Raga lalu melakukan tos ria bersama Ganesha juga Rayhan.

Pertandingan selesai atas kemenangan kubu Reagan. Ia tak habis pikir, biasanya menyangkut basket Alzevin jagonya. Dan sekarang Alzevin bersama Arditho, Aksa dan Geovano kalah.

"Salah lo!"  Ardhito terlonjak kaget saat Alzevin menunjuknya kesal. Lalu, ia memilih sembunyi di balik tubuh Geovano, menjadikan sebagai tameng.

Melihat Ardhito ketakutan, Geovano segera menyela, "Weits sabar bro." Bukannya luluh Alzevin justu ikut memaki Geovano. "Lo juga!" Alzevin mengeram membuat Reagan terkekeh.

"Lo pada mau maen basket atau tepuk do mi kado sih?" seloroh Aksa yang juga ikut kesal. Pasalnya, saat ia bersama Alzevin mati-matian merebut bola, lama-lama Ardhito malah mepet dengan Geovano lalu berpindah ke Ganesha untuk melakukan tepuk tidak jelas.

"Sambil menggoreng makan mendoan apa salahnya sih, Sa." Tarik napas, masih sempat bagi pemuda itu ngelawak.

"Kalau bukan temen udah gue tampol tu muka," jawab Aksa murka.

"Mending gue ambil Ganesha aja tadi." Aksa masih belum terima.

Layaknya anak kecil yang tengah disidang bapaknya, Ardhito hanya mampu bersembunyi di balik tubuh Opan. Dia ngeri liat temen sendiri marah.

"Enak aja main ambil, gue punyanya emak!" teriak Ganesha tak terima. Astagfirullah sabar.

"Udah jangan berantem napa sih," sela Reagan di tempatnya.

Raga dan kubunya mendekati kubu Alzevin.

"Banyakin latihan lagi, kayaknya lo masih kaku." Reagan menepuk bahu sahabat oroknya itu. Raga pun berhambur, "Akhirnya lo kalah." Raga mengakhiri kalimatnya sambil tertawa.

"Tuh anak kalo ada anggota tim basket yang nyebelin emang begitu." Reagan menjelaskan. Semua yang tersisa di lapangan mengangguk.

Aksa menutup telinga saat mendengar jeritan maha dahsyat para perempuan di tribun. Ia menilik pada sekitarnya. Kali ini bukan Alzevin, bocah itu sudah menepi dari lapangan disusul Arditho dan Geovano yang rupanya terus membujuk Alze.

Raga, cowok itu menyiram wajahnya dengan sisa air mineralnya. Liat deh cara ia menyiram wajahnya. Aura kebangsatannya bikin Aksa mual.

Satu yang menjadi fokus seorang Raga. Dia, cewek yang duduk di tribun pojok paling atas.

"Tampang lo bikin gue mual," sergah Aksa.

"Dasar fakboi," maki Ganesha.

Asgar [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang