Sesuai permintaan Alzevin, saat ini Ganesha sedang duduk di depan laptop untuk mencari tahu siapa pemilik akun Lambe Manyor yang sudah menyebarkan berita palsu itu.
Jari-jarinya bergerak lincah di atas keyboard-seakan sudah terbiasa. Mata yang refleks menyipit menjadi bukti kalau Ganesha benar-benar pokus. Ini cukup menyenangkan. Rasa penasarannya akan segera lenyap. Si pembuat keributan akan segera tertangkap.
"Awas aja lo!" seru Ganesha bersemangat. Tinggal menunggu prosesnya selesai, maka pemilik akun akan muncul, entah itu berupa email ataupun nomor telepon. Semuanya tergantung pada si pemilik akun ketika mendaftar.
Satu, dua, tiga.
"Yes." Ganesha menarik kepalan tangannya bahagia. Ternyata alamat E-mail yang muncul di layar laptopnya.
Tanpa berpikir panjang ia langsung meraih ponsel yang berada di sebelahnya, menyalakan saluran internet dan membuka grup chatting.
ASGAR
Ganesha : Akhirnya ketangkap
Ardhito : Apanya yang ketangkap woy? Sempak lo yang terbang yaa?
Ganesha : Bukanlah, enak aja
Aksa : Apaan?
Reagan : Apaan? (2)
Geovano : Apa tuh?
Rayhan : Mana?
Ganesha : alamkualammu@gmail.com
Arditho : Alam apa, Nesh? Si Alam kelas IPA 3 bukan?
Rayhan : Alamat G-mail Lambe lambean?
Alzevin : Sp?
Geovano : Terus kita harus gimana? Neror G-mailnya nya gitu?
Aksa : Kasih tau orangnya Ganesh, malah ngirim alamat emailnya
Raga : Siapa orangnyaa?
Ganesha : Oiya lupa, kok gue malah ngirim G-mailnya ya?
Ganesha : Bentar, gue lacak dulu lokasinya
Alzevin : Kelacak lokasinya, kita langsung otw
Arditho : Yey, akhirnya jalan-jalan bersama kalian di hari libur. Gue bahagia sekali
Aksa : Alay lo kuda
~~~~~
Ganesha menghentikan motor vespanya di depan rumah bercat abu-abu. Otomatis ketujuh pemuda di belakangnya ikut menarik rem. Mereka membuka helm dan menggantungkannya di stang.
"Ini rumahnya?" tanya Rayhan sambil memperhatikan sekeliling rumah dengan warna abu-abu yang mendominasi.
Ganesha mengangguk. "Kata GPS sih iya." Ia kembali mengecek ponselnya. "Bener, kok."
"Ya udah langsung aja," ujar Aksa. Pemuda itu turun duluan dari motor sejuta umatnya alias matic. Hari ini, sengaja tidak menggunakan yang besar. Berat katanya, kayak rindu.
"Muka lo kenapa Dit?" tanya Reagan ketika mendapati wajah Arditho yang sedikit pucat. Pantas saja sedari tadi belum terdengar bersuara. Ternyata oh ternyata.
"Udah di ujung anjir. Gue gak kuat pengen BAB."
Mereka semua tertawa kecuali Alzevin. Entah se-dollar apa humor yang dimiliki cowok itu, sehingga jarang menarik bibir. Arditho yang sudah tidak peduli, ia menekan-nekan perutnya yang sangat mulas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asgar [Completed]
Teen Fiction"Duduk, kami saudara. Berdiri, kami Raja." ASGAR, siapa sih yang tidak mengenal geng besar satu ini? Beranggotakan delapan cowok berbeda karakter, lengkap dengan kisah masing-masing. Tentang mereka yang pernah berselisih paham, saling mendukung, ber...