Colong Start

2K 231 16
                                    

BRAK!

Ganesha menggebrak kursi kosong di sebelahnya, mulai bangkit dari duduknya setelah seblak yang dimakannya habis tak tersisa. Tatapan matanya lurus ke depan.

"Kenapa lo?" tanya Reagan bingung melihat Ganesha yang menggebrak meja secara tiba-tiba. Membuat semua pembeli, termasuk anak Asgar terkejut.

"Kalo ada masalah bilang! Jangan maen gebrak-gebrak bangku Mamang Seblak!" seru Aksa yang mudah terpancing emosinya.

"Kayaknya bukan itu deh, Sa. Gue mencium bau-bau kebangsatan yang haqiqi," ucap Ardhito sambil mengembang-kempiskan hidungnya, sepertinya ia mengerti hal yang akan Ganesha lakukan.

Semua orang kecuali Ardhito, menatap bingung ke arah Ganesha yang tak kunjung menjawab. "Gue mau beraksi," ucap Ganesha sedetik kemudian, kakinya berlari ke arah dimana motor Vespa birunya terparkir, meninggalkan teman-temannya yang masih cengo.

"Buset! Kita kecolongan!" kata Rayhan setelah sadar bahwa Ganesha maju duluan ke arah cewek berambut lurus terurai yang menjadi target taruhannya.

"Anjrit! Bener kata lo, Dhit. Urusan cewek dia emang paling gercep!" seru Reagan mulai bangkit, ingin menyusul Ganesha dengan motor ninjanya yang berwarna biru.

"Diam-diam menghanyutkan si anjir!" timpal Geovano yang langsung lari ke tempat dimana motor Harley mahalnya terparkir, disusul dengan yang lainnya.

"Apa gue bilang," ucap Ardhito yang tak tahu harus berbuat apa. Jangan kan maju, untuk menjalankan motor saja ia tak punya. Masa iya, ia datang ke sana sambil bilang "Neng, naik angkot sama Bang Dhito yuk?"
Ya kali. Mungkin, tawarannya akan di tolak mentah-mentah oleh cewek itu dan pastinya teman-temannya akan menertawakannya.

'Untuk sekarang, gue diem. Lain kali, taruhan itu pasti gue yang bakalan menangin!' batin Ardhito percaya diri.

Sudah lah, Ardhito akan diam memperhatikan saja. Menunggu bilamana ada keajaiban, terus si cewek itu datang sambil bilang "Bang Dhito, aku mau naik angkot sama Bang Dhito!" oke halu, stop.

Di sebrang sana, nampak Ganesha yang sedang merayu dan menawarkan tumpangan kepada cewek berambut lurus terurai itu. "Ayok, naik. Abang Gans anterin ya pulangnya?" tawar Ganesha, membuat gadis berambut lurus terurai itu menatapnya bingung.

"Tunggu!" sergah Geovano disusul yang lainnya.

Motor Suzuki AEM carbon fiber hayabusa hitam milik Alzevin, motor Harley davidson CVO limited standard hitam milik Geovano, motor Ninja biru milik Reagan, motor KLX milik si playboy Raga, motor Honda RC213V milik Aksa dan motor Kawasaki ZX-6R milik Rayhan berjejer tepat di depan cewek dengan rambut lurus itu.

Beberapa detik kemudian, mereka melepas helmnya secara bersamaan, biasa, caper. Padahal cuma disebrang, tapi pada pakai helm biar badas pas buka helm depan si cewek. Reagan turun pertama dan mulai mengulurkan tangannya.

"Gue Reagan Samuel. Panggil gue Reagan."

Dengan rasa gugup, cewek itu membalas uluran tangan Reagan. "Aku Belvin."

Tak mau kalah, yang lainnya pun ikut mengulurkan tangan untuk berkenalan dengan Belvin, kecuali Alzevin. Dia hanya menyebutkan nama dan berkata "Ikut gue" seraya tersenyum tipis. Cool sekali. Membuat Belvin salah tingkah sendiri melihatnya.

Sedangkan Raga, sang Playboy cap badak Asgar, tentunya dia mengulurkan tangan sambil mengedipkan sebelah matanya.

"So, lo mau dianterin sama siapa?" tanya Ganesha yang sepertinya sudah gemas menunggu. "Gue Vespa-vespa gini jangan salah lho, Vespa itu motor antik," lanjutnya.

"Kalian gak bakalan nyulik terus ngapa-ngapain aku, kan?" tanya Belvin ragu-ragu.

"Emang tampang gue ini keliatan kayak om-om mau nyulik?" balas Rayhan cool.

"Tampang imut gini dikira penculik, etdah Neng," tambah Geovano.

"Kalo lo pulang sama gue, lo aman dari bahaya apa pun." Raga menyahut tiba-tiba dengan senyuman yang dibuat semanis mungkin. Aksa tersenyum sembari melotot ke arah Raga dengan tatapan seolah berkata; 'jangan keluarkan aura kebangsatan itu, plis'.

"Sa ae si anying," gumam Geovano memutar bola matanya malas.

Belvin menatap cowok-cowok itu satu persatu. Entah mimpi apa ia semalam, mengapa cowok-cowok keren ini bisa sampai mau mengantarnya pulang. Tapi, tak apa lah. Ia senang bisa diantar oleh salah satu cowok keren ini.

"Raga," tunjuknya, membuat semua yang lainnya ikut memandang Raga. "Aku mau dianterin sama Raga," ucap Belvin.

Senyuman miring terukir dibibir Raga, ia menaikkan kedua alisnya kemudian menaikki motornya. "Naik." Raga berkata sambil memakai helm.

"Oke, gue duluan ya. Mau nganterin doi dulu nih," ucap Raga sombong.

Ternyata yang berhasil mengantar Belvin adalah Raga. Sial. Dia punya pelet apa sih sampai-sampai Belvin mau diantar oleh Raga?

Di saat semua orang mengumpat kesal karena tidak berhasil mengantar Belvin, di sebrang sana Ardhito berteriak, "Om! Anterin Dhito pulang!"

~~~~~

"Lo dapetin nomor teleponnya, Ga?" tanya Reagan yang asik mengupas kacang untuk dimasukkan ke dalam mulutnya.

"Woiya jelas!" balas Raga menaikkan kedua alisnya, sombong.

Kali ini, Asgar sedang berkumpul di warung Bu Kokom dengan Es teh, cemilan dan kacang yang tersaji di depannya. Ini sudah jadi kebiasaan mereka saat nongkrong.

"Si Raga udah maju 5 langkah dari kita. Kita gak boleh ketinggalan!" sahut Geovano heboh.  "5 langkah? 5 langkah dari rumah kali ah!" Ardhito ikut menyahut mendengar salah satu judul lagu yang sering ia nyanyikan, disebutkan oleh Geovano.

"Padahal, gue paling pertama maju kemaren. Bisa-bisanya tuh si Balvir gak milih gue!" ketus Ganesha kesal memelesetkan nama Belvin menjadi nama Balvir seperti nama film India yang pernah diputar di channel kesayangan mamaknya.

"Kek gue dong, Gans. Gue tau kalo gue gak bakalan dipilih, jadi ya gue diem," balas Ardhito kalem.

"Udah, udah, tampang kurang ganteng macem lo emang gak bakalan dipilih. Diem aja diem sono." Aksa berkata sambil melempar kulit kacang ke arah Ardhito.

"Sono pulang, ngadu sama Umi!" Rayhan menimpali ikut melempar kulit kacang ke arah Ardhito.

Melihat Aksa dan Rayhan melempari Ardhito kulit kacang membuat yang lainnya ikut melempari kulit kacang ke arah Ardhito, kecuali Alzevin. Alzevin hanya fokus kepada layar ponselnya yang sedang scrool-scrool model helm keluaran terbaru.

"Bang Alze, liat nih Dhito yang imut ini dibully mulu sama merekaaa!" adu Ardhito sambil menangkis kulit kacang yang mengenai muka dan tubuhnya.

Alzevin menoleh sebentar, tak sengaja kulit kacang yang dilemparkan oleh Ganesha mengenai alis Alzevin.

"Mampus, Gans. Lo bangunin singa yang lagi tidur dikandangnya!" ringis Ardhito ngeri.

"Ck." Alzevin hanya berdecak. Ia lanjut fokus kepada online shop yang ditampilkan di layar ponsel miliknya.

Ganesha dan Ardhito menghela napas lega. Syukurlah, Alze tidak bawel lagi. "Udah-udah, gue pergi dulu ya," putus Raga tiba-tiba. Lalu, mengambil helm dan kunci motornya.

"Mau kemana, lo?" Aksa bertanya, tumben-tumbenan Raga pergi disaat sedang berkumpul begini.

"Jemput uang sama motor," tandasnya meninggalkan teman-temannya yang masih cengo.

"Uang bisa ditransfer, motor bisa dianterin sama orang, kenapa harus dijemput?" tanya Ganesha bingung sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Bukan. Maksudnya dia mau jemput si Belvin!" jelas Rayhan, masih belum sadar dan menatap lurus ke arah Raga. Sepertinya Ray yang super jenius ini ketularan lelet Ganesha dan kawan-kawannya.

"Anying! Kita kecolongan lagi!"

Asgar [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang