Bitch

1.9K 220 32
                                    

Hai readers, sebelumnya selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Di akhir part ini emak-emak Asgar ngadain QnA. So, jangan lupa partisipasinya yaa ... biar gak sepi kek hati :)

~~~~~

Suara dentuman musik disco memekakkan telinga delapan cowok yang baru saja masuk ke dalam sebuah club malam itu. Mereka berjalan dengan cool ala mereka masing-masing, membuat beberapa cewek di sana memekik girang.

Geovano sengaja mengajak ke-tujuh sahabatnya ke tempat itu untuk sejenak me-refresh otak, yang akhir-akhir ini di paksa berfikir keras untuk memecahkan misteri akun lambe menyor.

"Umiii mata Dhito ternodai!" pekik Ardhito saat melihat dua sejoli yang sedang bercumbu di sebuah bilik khusus. Bukannya berusaha memalingkan wajah, ia malah asyik menatap mereka.

Ganesha yang gemas, langsung menoyor kepala Ardhito. "Dhit, plis dah kita mau happy-happy. Gak usah bikin emosi."

"Mau nyoba, Dhit?" tawar Rayhan dengan menaikkan salah satu alisnya.

Bruk!

Seorang pemuda jangkung tak sengaja menabrak Raga cukup keras. Ia limbung kesana kemari akibat mabuk. Bau alkohol begitu kental dari mulut pemuda itu.

"Woy, jalan ati-ati bisa nggak! Kalo gak bisa jalan, minta diajarin lagi sono sama emak lo!" Raga tersulut emosi, memang sejak awal datang kemari pikirannya sedang kalut. Seperti api yang di beri ranting kering itulah kondisi Raga sekarang.

"Sabar, Ga! Itu orang mabok, mau lo ajak ngomong ke gimana pun nggak bakal di gubris. Cuma bakal dibuat capek lo sama dia," ucap Reagan. Ia mengeraskan suaranya sedikit lebih keras dari suara musik yang berdentum.

Pemuda itu hanya menatap Raga sekilas lalu berjalan pergi dengan langkah loyo. Raga berdecih saat melihat pemuda itu pergi tanpa meminta maaf, bahkan tak mengeluarkan sepatah kata pun.

"Udah lah, gue kan ngajak kalian ke sini buat happy-happy. Slow--di sini udah biasa kali kayak gitu. Namanya juga club malam, tempatnya orang mabok,"   ujar Geovano sambil merangkul pundak Raga. Ia melirik sekilas kerumunan orang yang asyik bermain billiard. Pandangannya beralih ke Alzevin, yang dilihat hanya menaikkan alisnya mengisyaratkan 'apa?'

"Duel?!" seru Geovano yang mendapat seringaian senang dari Alzevin.

Rayhan menoleh ke arah teman-temannya. "Nunggu apa lagi?"

Pertanyaan Rayhan dihadiahi sorakan heboh oleh Ardhito dan Ganesha. Sedangkan yang lain hanya tersenyum bahkan geleng-geleng kepala dengan kelakuan konyol Ardhito yang jingkrak-jingkrak kegirangan. Ekspresi Raga masih datar, karena percekcokannya tadi. Alzevin? Ya kalian pasti tau sendiri.

Raga berhenti di meja bar dan memesan segelas cocktail. Bartender seksi dengan lipstik merah setebal aspal jalan itu, menatap Raga lapar. "Kalian duluan aja, ntar gue nyusul."

"Ga, lu minum?" tanya Ganesha dengan melotot.

"Bacot lo!" Raga menatap tajam Ganesha.

"Ck, bego! Singa diajak berantem!" Reagan menoyor kepala Ganesha.

Ketujuh cowok itu berjalan menuju meja billiard yang sudah di pesan Geovano, meninggalkan Raga di meja bartender. Terlihat beberapa bitch mulai mengerubungi Raga. Tak merasa risih sedikitpun, Raga bahkan menyeringai senang. Jiwa fuck boynya meronta-ronta.

Glek! Ardhito dengan susah payah menelan salivanya , saat melihat Raga yang di gerayangi cewek-cewek berbaju kurang bahan. "Demi jenggot bang Al! Gila sih, itu bang Raga!"

Asgar [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang