Suasana malam hotel bintang lima sekitar daerah senayan terlihat ramai. Halaman taman belakang hotel yang semula terlihat biasa saja itu kini berhasil diubah sedemikian rupa guna memeriahkan acara yang diselengarakan bapak Sultan Geovano Albara Bukan hanya anak ASGAR saja melainkan hampir seluruh siswa di Galasta sepertinya hadir.
Dentuman musik band yang memang sengaja di undang ke acara semakin menambah keseruan, di tengah ramainya lautan manusia saling berjoget di lapangan itu anak Asgar justru berkumpul di pinggiran. Bukannya tidak menikmati mereka hanya malas untuk sekedar ke tengah tengah berdesak-desakan dengan banyak orang.
Rawan bagi mereka, bisa jadi ajang kesempatan untuk kaum hawa nempel-nempel. Kecuali Ardhito yang sejak tadi tidak bisa diam, matanya jelalatan menyapa beberapa cewek yang melintas di depan. Padahal Reagan sudah mengancam akan melaporkan pada Ashilla.
Bicara soal ceweknya Ardhito, Ashilla mendadak menghilang entah kemana bersama Gina makanya Ardhito bisa cuci mata godain cewek sana-sini. Padahal kalau sudah ada Ashilla mana berani dia.
"Tho, Ashilla balik," seru Reagan. Ardhito yang sedang bersiul menggoda salah satu cewek yang bernama Wenda pun kontan gelagapan. Sedetik kemudian suara tawa menggelegar terdengar, ke enam sahabatnya tertawa melihat ekspresi ketakutan Ardhito minus Alzevin. Padahal Reagan hanya bercanda, kenyataannya Ashilla belum muncul sama sekali.
"Sialan lo pada!" umpat Ardhito. Cowok itu mendudukkan dirinya di sebelah Ganesha. Tangannya terulur meminta Ganesha memijat dan langsung di turuti cowok berkacamata jengkol itu.
"Siapa suruh jadi orang getol banget," ucap Rayhan. Ah, cowok itu bahkan di acara senang-senang seperti malam ini masih saja melihat tutor vidio pembelajaran.
"Sirik aja lo. Gue ini sedang mencoba sebuah peruntungan."
Ganesha yang masih memijat lengan Ardhito membenarkan kacamatanya sebentar sebelum bersuara, "peruntungan apa?"
"Siapa tau ada cewek yang nyantol sama gue." Ardhito tersenyum seraya menaik turunkan alisnya. Sedetik kemudian sebuah suara feminim yang sangat ia hafal terdengar mampu membuat seorang Ardhito menoleh.
"Mau cari cewek?" Wajah polos Ashilla yang entah kapan munculnya terlihat. Mata itu mengerjap.
"Mampus!" Raga berseru heboh. "Sok-sokan mau jadi fakboi kayak gue." Satu pukulan mendarat dilengan cowok yang kini memakai jaket hitam itu. Gina, cewek itu tadi habis mengantarkan Ashilla ke kamar mandi duduk bersebelahan dengan Raga.
Raga tersenyum lantas memeluk Gina erat dari samping.
"Woi! Zina mata gue, anjir." Geovano berseru. Serasa ngenes melihat pemandangan mesra ala-ala dua soibnya, ia jadi kangen Nesha.
"Sirik lo," ucap Raga masih mendusel pada Gina.
"Nasib LDR," ejek Aksa.
"Daripada lo jomlo karatan," balas Geovano tak terima.
Bahu Aksa terangkat acuh, mata cowok bermulut judes itu berpendar lalu terhenti pada Alzevin yang sejak tadi tak bersuara sama sekali.
Walaupun kenyatannya hampir setiap hari cowok itu tak pernah bicara, bahkan dalam satu hari kosa kata yang Alzevin keluarkan bisa di hitung dengan jari. Kenapa Aksa bisa tau, karena tingkah gabut Ardhito lah.
Cowok humoris itu yang pernah melakukan hal kurang kerjaan dengan menghitung jumlah kata yang keluar dari mulut Alzevin.
Mata Alzevin tak lepas pada satu objek di ujung sana. Seorang cewek dengan gaun selutut berwarna merah dan rambut dicepol yang menambah kesan alami dari dirinya. Cewek yang menarik seluruh atensi Alzevin. Aksa yang mengikuti tatapan Kulkasnya Asgar segera menyunggingkan senyum jahil.
“Woi yang pake baju merah, ditaksir sama Alze!” pekiknya, mengundang semua mata menatap Alzevin. Cowok itu langsung melotot dan memukul lengan Aksa.
Sementara, Aksa terkekeh geli melihat tingkah sobat datarnya saat salah tingkah. Personel Asgar yang lain saling menatap dan melemparkan senyum jahil satu sama lain.
Reagan nyeletuk, “Regeta, kata Alzevin I love you!”
Alzevin sontak menatap Reagan dengan sorot mata kesal. Ardhito juga ikut andil pastinya. “Neng Regeta cewek heboh se-Galasta. Alzetan minta id Line katanya!”
Alzevin kali ini diam, menatap Regeta dengan wajah datar. Cewek itu nampak salah tingkah dan menyelipkan anak rambut ke belakang telinganya. Alzevin menarik sudut bibirnya kecil.
“Si janda makan rendang!” Ardhito memulai aksinya.
“CAKEP!” sahut personel Asgar lainnya.
“Ada yang saling suka, tapi hanya bisa saling pandang.”
Keenam orang itu sontak tertawa, diikuti banyak penonton di sana. Party ini rasanya benar-benar hidup. “Pepet Bang Al.”
Alzevin dengan datar pergi dari tempatnya berdiri. Meninggalkan teman-temannya yang memuaskan diri untuk tertawa. Kapan lagi bisa nistain induk ayam kayak Alzevin?
****
Suasana malam semakin menggelap namun, semua itu sama sekali tak menyurutkan acara pada malam hari ini yang justru semakin ramai. Suara musik berdentum keras diiringi dengan gerakan random orang-orang di bawah panggung.
FYI, anak Asgar yang tadinya terlalu malas untuk ikut berbaur di tengah halaman akhirnya kini juga ikutan. Atas ajakan Ardhito tentunya, cowok itu kini sudah menari dengan Ashilla berbaur dengan kerumunan.
Alzevin, cowok itu menghilang. Ganesha si kaca mata jengkol sejak tadi hanya berdiri ber 2 dengan Geovano sampai Melody datang menyapa.
"Ganesha! Ke tengah yuk!" ajak Cewek itu. Tanpa menunggu jawaban Ganesha, Melody langsung menarik tangan Ganesha meninggalkan Geovano yang berkedip pelan seraya mengumpat.
"Anjir, serasa jomblo ngenes gue!" 2 soib wek weknya bahkan sudah saling menggandeng pasangan Masing-masing, sedangkan ia. Ah nasib LDR ngenes amat ya.
Di sebelah Geovano ada Reagan dan Aksa, kalau Rayhan jangan di tanya enggak usah bawa pasangan cowok itu sudah cukup menggangap buku pelajaran adalah pasangannya.
Reagan bersedekap dada mengejek Geovano. "Cari cewek lo sana."
"Nyuruh-nyuruh, lo nya juga jomlo geblek!"
Seakan teringat Reagan menepuk dahinya. "Lupa kalau gue juga jomlo."
Aksa yang berdiri layaknya patung berdecak seraya memutar bola matanya malas. Ingin mencari Raga, tapi sahabatnya sejak duduk dibangku SMP itu hilang.
"Lo lihat Raga enggak sih?" Aksa akhirnya bertanya.
Reagan yang semula menunduk mengambil kue diatas meja menjawab tanpa susah payah mengangkat wajahnya. "Ngamar kali," ucapnya asal yang langsung dihadiahi satu getokan dikepala oleh Geovano.
Reagan mengaduh. "Serius? Kenapa enggak ajak gue." Geovano berujar dengan mimik wajah pura-pura kaget.
"Ngajak lo ngapain. Mau esek-esek sama siapa lo?"
Satu tawa khas Geovano pecah. "Otw cari ah." Lalu cowok sedeng itu benar-benar pergi meninggalkan kedua orang tersebut yang menatap Geovano cengo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asgar [Completed]
Teen Fiction"Duduk, kami saudara. Berdiri, kami Raja." ASGAR, siapa sih yang tidak mengenal geng besar satu ini? Beranggotakan delapan cowok berbeda karakter, lengkap dengan kisah masing-masing. Tentang mereka yang pernah berselisih paham, saling mendukung, ber...