Kedua netra itu mengerjap pelan seiring dengan masuknya sebuah cahaya dari bilik tirai yang malu-malu berusaha menyibak. Hantaman keras seolah menerjang kepala sang pemilik netra.
Raga, cowok itu berusaha duduk tegak mengabaikan rasa sakit yang teramat seperti ada sebuah palu besar yang menerjang inti otaknya, lalu Kesadaran Raga terengut ketika kepalanya menoleh ke kanan mendapati seorang perempuan yang sangat familiar lagi di penglihatannya. Tubuh jangkung milik Raga hampir terlonjak kaget dan jatuh kalau saja sebelah kakinya tidak menahan agar tak tersungkur ke lantai.
Lalu, saat mata cantik perempuan di sebelahnya mulai bergerak lantaran merasakan pergerakan dan terbuka untuk pertama kalinya keduanya langsung bertatapan. Nyawa yang semula sirna seketika kembali ada dalam satu pandangan mata.
Belvin—perempuan yang terakhir kali Raga ingat juga lihat di club terlonjak kaget. Cewek itu kontan menarik selimut rakus seolah ingin menutupi asetnya, padahal yang Raga lihat cewek itu masih memakai tanktop.
"Lo apain gue!" teriakan Belvin menggelegar di seantero kamar. Wajah Raga sejak tadi sudah pucat pasi, tapi ia berusaha tenang.
"Harusnya gue yang tanya itu sama lo!" sentak Raga. Ia tidak boleh gegabah. Berusaha menstabilkan emosinya yang sejak semalam sudah meronta dan kini malah bertambah dengan melihat keadaannya yang sekarang.
"Lo kurang ajar Ga! Lo jahat bahkan kita baru ketemu sekali dan lo udah buat gue ...." Tangis Belvin pecah, cewek itu tak sanggup melanjutkan kalimatnya. Ia menundukkan kepala membuat helaian rambut menutupi wajahnya.
Raga serba salah. Bingung, dalam hati mengutuk segala ingatan soal dirinya yang sama sekali tidak ada satupun yang terekam jelas di tempurung otaknya yang kosong. Hanya milad balik samar, tapi nalurinya berkata jika ada sesuatu yang salah disini.
"Enggak gue yakin gue enggak ngapa-ngapain lo," bela Raga. Raga akui jika ia bejat, tapi untuk menghancurkan masa depan perempuan sama sekali tidak pernah terbesit di pikirannya. Lebih baik ia melakukannya sendiri berjam-jam dikamar mandi.
"Dan setelah lo renggut mahkota gue, lo dengan enteng ngomong kaya gitu?" Belvin semakin terisak di tempatnya.
"Lo jahat Ga, gue benci sama lo," teriak Belvin.
Raga mengeram kesal. Cih bahkan logikanya masih bisa terpakai, lihat ia saja masih mengenakan celananya semalam hanya saja kaos juga jaketnya sudah hilang entah kemana. Lalu Belvin, dia masih memakai tanktop. Raga tidak sebodoh itu untuk di tipu.
Tanpa tau malu Raga berdiri menyahut kaos miliknya yang teronggok di lantai juga jaket yang terlempar sembarang arah dihadapan Belvin.
"Mau kemana lo!" teriak Belvin begitu Raga berjalan menuju pintu.
"Pulang, males gue berurusan sama orang tolol kayak lo."
~~~~~
"Anjir Ga lo selamat kan sampai tujuan semalam?" Raga baru datang dan langsung dihadiahi pertanyaan oleh Ardhito. Cowok itu baru keluar dari warung bu kokom entah ingin apa lalu melihat Raga masuk ke warung Dhito kembali memutar balik langkah mengikuti Raga di belakang.
Raga malas menjawab. Membuatnya harus teringat kejadian semalam. Moodnya semakin anjlok.
"Muka lo kusut amat kayak bajunya Ganesha." Reagan berkata membuat Ganesha yang sibuk dengan ponselnya mendongak dan berkata. "Apa!"
"Gak. Mood gue anjlok," ucap Raga malas. Tangannya terulur mengambil sebatang rokok eceran diwarung lalu menyulutnya. Ia butuh hal yang menenangkan.
"Gue tanya enggak di jawab sedih adek bang," ucap Ditho memasang wajah teraniaya yang minta di tabok sama Geovano yang jijik melihatnya.
"Sumpah Dit muka lo tabok-able banget," celetuk Geovano miris melihat wajah Ardhito.
"Berani nabok gue slending lo."
"Bacot," sentak Raga. Geovano dan Ardhito kompak membungkam mulutnya.
"Lo kenapa sih Ga?" Rayhan cowok itu memberanikan diri bertanya melihat mata-mata yang saling melirik melemparkan kode padanya.
Raga mengusap rambutnya kasar membuatnya tambah acak-acakan. "Gue stres bangsat lah!" teriak Raga seolah meluapkan segala emosinya.
Semuanya diam tak ada yang berani menyela. Diantara mereka mungkin hanya Aksa yang tau lebih dalam soal Raga. Reagan menyenggol Aksa yang duduk di sampingnya memeberikan kode tanya yang di balas angkatan bahu cowok itu. Hingga suara gebrakan meja diikuti berdirinya Ganesha membuat semuanya menoleh.
"Anjing lo ngagetin gue," ujar Geovano seraya melemparkan ciki didepannya.
Namun, Ganesha tak menghiraukan cowok itu menatap horor pada ponsel di tangannya lalu beralih menatap Raga jauh lebih horor.
"Ga gue tau lo emang bangsat, tapi kenapa bisa sampai kayak gini?" Ganesha membalikkan ponsel miliknya menujukan sebuah postingan dari akun yang tak asing lagi di mata kedelapan cowok itu.
@lambemenyor
Raga Anggara yang katanya ketua geng ASGAR tidur bareng sama cewek.
@badak.kentut
Ih jijik banget deh@lasegar
Asgar apaan?@katak.bercula
Sampah, makin jijik gue sama ASGAR@vaneshhahah_
Ih mau dong tidur sama RagaEmosi Raga seketika naik melihat postingan yang mengatasnamakan dirinya. Cowok itu hampir saja melemparkan ponsel milik Ganesha kalau saja tidak ada Ardhito yang menahan karena sayang jika di buang.
"BANGSAT!" Raga mengumpat keras. Cowok tempramen itu berjalan keluar dengan emosi di ubun-ubun. Tanpa saling bertanya ketujuh teman Raga itu tau apa yang akan Raga lakukan. Bergegas menyusul sang ketua yang sebentar lagi akan meluapkan segala amarahnya.
Tangan Raga terkepal erat bahkan buku-buku jarinya memutih, tapi ia tak memperdulikannya. Tujuannya hanya satu, mencari siapa manusia penyebar gosip tentangnya juga anak Asgar.
"SIAPA DISINI YANG UDAH NYEBARIN BERITA BURUK TENTANG ASGAR!" Raga berteriak ketika sampai di kantin sekolah yang sedang ramai-ramainya.
Semua mata kini memandang Raga. Dibelakang baru yang lain terlihat menyusul dengan napas terengah. Raga dengan amarahnya terkadang bisa menjelma menjadi monster berwujud manusia.
"JAWAB SIAPA!" Raga menggebrak meja di depannya tak peduli jika ada tatapan takut dari beberapa orang disana.
"Habis ngamar terus buat keributan."
Salah seorang siswa cowok berkata dengan beraninya semakin menyulut emosi Raga."Ga tenangin diri lo." Reagan maju menahan bahu Raga karena tau apa yang akan cowok itu lakukan namun, Raga menepis kasar. Cowok itu melangkah cepat, pandangan matanya tertuju pada satu fokus. Pada seseorang yang sejak tadi menatapnya rendah.
Tanpa ragu tangan Raga menarik kerah kemeja osis cowok itu lalu satu tonjokan melayang. Semuanya berteriak histeris melihatnya.
Reagan berlari diikuti Aksa. Keduanya berusaha melerai Raga yang sudah kalap memukul siswa malang yang bisa saja mati detik itu.
Keduanya terlambat, cowok itu sudah babak belur karena kebrutalan Raga.
Suasana kantin ricuh. Meja dan kursi telah berpindah dari tempat yang seharusnya. Siswa-siswi lain memilih menyingkir ketimbang kena getahnya.
"RAGA STOP!" Raga termangu di tempatnya. Bukan, itu bukan omelan Alzevin, Reagan maupun Aksa. Itu suara cewek!
~~~
Ini jadwal up anggota Asgar ya gaiss
Senin: Alzevin
Selasa: Ganesha
Rabu: Ardhito
Kamis: Rayhan & Aksa
Jumat: Geovano
Sabtu: Raga
Minggu: ReaganSo, jangan lupa pantengin terus akun nasbung yaa
Dadah gaiss
KAMU SEDANG MEMBACA
Asgar [Completed]
Teen Fiction"Duduk, kami saudara. Berdiri, kami Raja." ASGAR, siapa sih yang tidak mengenal geng besar satu ini? Beranggotakan delapan cowok berbeda karakter, lengkap dengan kisah masing-masing. Tentang mereka yang pernah berselisih paham, saling mendukung, ber...