[Naskah Sedang Direvisi Untuk Proses Penerbitan]
"Ternyata memaafkan dan mengikhlaskan sesuatu tidak sesulit yang aku pikirkan." - Angkasa Putra Sandjaya
"Aku tidak tahu bagaimana dengan dirinya, tapi yang kutahu cintaku padanya seluas angkasa." - A...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ditulis Oleh : Fitria Nurjannah
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam pelepasan siswa dan siswi kelas XII telah selesai dilaksanakan. Semua terasa hambar bagi Angkasa. Sejak pertengkarannya dengan Reyhan, tidak ada lagi yang menemani Angkasa. Pria tampan dan penuh amarah itu berjuang hidup sendirian tanpa sahabat, tanpa orang yang dicintai, dan tentu saja tanpa mama yang sudah lebih dulu telah meninggalkannya untuk selamanya. Hidupnya terasa hampa, kosong yang dia rasakan.
***
Sepuluh tahun kemudian ....
Seorang pria tampan usia 27 tahun sedang duduk di balik meja besar dengan laptop di depannya. Kursi kerjanya dengan sandaran yang tinggi terlihat empuk sekaligus kokoh menopang postur tubuhnya yang tinggi dan tegap. Pria itu menghentikan aktivitasnya bergelut dengan laptop, saat tiba-tiba terdengar suara telepon berdering di mejanya.
"Halo?" sapa pria itu.
"Halo Pak Angkasa, disini sudah ada Mr. Kim ingin bertemu dengan bapak,"
"Oh iya, suruh langsung masuk saja ke ruangan saya," perintah pria itu lalu meletakkan kembali gagang teleponnya. Tak lama kemudian, seorang pria bermata sipit dan berkulit putih bersih, mirip oppa-oppa Korea masuk ke dalam ruangan kerja pria tadi.
Dialah Angkasa Sandjaya, yang kini telah menjadi pengusaha sukses, mewarisi perusahaan milik almarhumah ibunya. Bukan hanya tampan, Angkasa telah tumbuh menjadi sosok pria yang cerdas, berkharisma, dan selalu tampak cool di kantor. Yah, hanya sikap cool-nya yang tidak pernah hilang dari dirinya sejak masih SMA. Lantas siapa yang tidak jatuh hati kepada pengusaha muda, sukses dan tampan? Pasti semua wanita tertarik pada Angkasa.
"Pak, waktunya istirahat. Apa mau dibawakan makan?" tanya Mira, sekretaris Angkasa yang menaruh hati pada atasannya itu, namun tak pernah dihiraukan oleh Angkasa. Karena dalam pikiran Angkasa hanya ada wanita anggun berhijab yang dulu senantiasa meneduhkan hatinya.
"Tidak usah, terima kasih," ucap Angkasa dengan tegas.
Selalu bersikap dingin kepada wanita siapapun, seperti tidak ada ketertarikan pada wanita lain. Tak pernah ada yang berhasil mendapatkan hati seorang pengusaha sukses ini.