|28 April 2020|
Coba deh bacanya yang serius. Siapa tau nagih dan bikin penasaran.
Playing now [Queen of Disaster - Lana Del Rey]💞________
Biru balada telah bermuram jelaga
Dan nalam terang telah berkesudah kelam
Bagaimanapun terima kasih,
Selamat datang dan tergesa pulang________
Bulan itu untuk si melankolis yang tak tahu cara mengagumi.
Seandainya story itu tidak dibuat oleh seorang kawan, Juni benar-benar akan berdecih. Sisi introvert Aruna selalu membuat orang lain geleng kepala. Daripada berpikir secara perasaan, Juni lebih suka hal-hal logis. Misalnya memperjuangkan bila memang suka dan menghindar kalau tidak suka. Buat apa bermain secara sembunyi-sembunyi?
Ah, lupakan! Setengah jam berkutat dengan ponsel tak memberi faedah apa pun. Story WA pekak dengan foto bulan dan caption-caption galau. Juni melempar ponselnya ke sembarang. Gerak tubuhnya menciptakan banyak kerutan sprei di sana-sini. Suasana kamar mulai terasa tak nyaman. Juni perlu mengganti interiornya sesegera mungkin. Juga menata ulang foto-foto kota Sydney di dinding kamarnya.
Juni beranjak agar lebih dekat dengan Circular Quay. Pelabuhan itu tak pernah sepi biarpun hanya dalam tangkapan kamera. Kehidupan yang sibuk. Lalu-lalang itu turut menghuni kamar Juni selama bertahun-tahun.
Selepas melakukan penelusuran jari pada Sydney Opera House dan Sydney Harbour, Juni kembali ke ranjang dan memanjakan diri pada kehangatan selimut. Betapa konversasi kecil di kantin tadi siang masih teringat jelas di benaknya. Juni meretrospeksi detilnya dengan sangat baik.
Kantin kembali ramai. Sebagaimana manis yang dijatuhi cinta bertubi-tubi oleh koloni semut, yang berlima masih konsisten berlima. Menyingkir dari demonstran cacing yang berhasil menyugesti tuan-tuannya untuk berdesak.
"Denger-denger Aksa Sayembara ada lagi tahun ini."
Gresa berujar sebelum menyeruput es jeruknya.
"Ketinggalan berita lo," Jennie melempar kulit kacang pada Gresa. "Seangkatan udah sepakat kali. Juni yang maju."
"Oh ya?"
Gresa curiga kalau sebenarnya Jennie adalah anak dari pemilik sekolah. Pasalnya si sipit ini selalu lebih tahu tentang tetek-bengek Aksara. Sayembara Aksa adalah lomba tahunan yang diadakan oleh kepala sekolah secara personal. Di sana wakil-wakil dari setiap angkatan akan diuji kemampuan akademisnya. Hampir mirip cerdas cermat, tapi dengan sedikit variasi.
"Kok gue?" Juni sendiri justru belum tahu-menahu tentang hal ini.
"Siapa lagi kalau bukan lo?" Jennie mendelik.
"Tapi Un."
"Hm?"
"Kita belum nemu parter yang cocok buat lo. Cari sendiri ya?"
Juni berdecak. "Astaga!"
"Awan aja Un," Gresa mengajukan sebuah nama.
Awan selaku pemilik nama lantas berpaling dari mangkuk baksonya. "Apaan bawa-bawa gue?"
"Nggak," tegas Juni.
"Why?"
"Awan harus fokus sama kejuaraan basket."
Awan mengangguk-angguk. Ya, semenjak dilantik jadi kapten, Awan telah bersumpah akan memprioritaskan basket di atas kegiatan lain. Alasan itu seakan mendukung sangkalan dari Juni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juni Katastrofe [End]
Teen FictionKatastrofe pertama Juni terjadi tujuh belas tahun selang kelahirannya sebagai bulan yang menahtai hari-hari cerah. Para pewaris Gerodito telah datang. Ibarat satu formasi, Ajun dan Awan adalah guruh dan hujan yang kompak mengacaukan teriknya dataran...