27| Cemburu Merayu

58 20 11
                                    

[26 Juni 2020]

Coba deh bacanya yang serius. Siapa tau nagih dan bikin penasaran. Playing now [Percayalah - Afgan & Raisa]💞

________

Hari ini aku berterima kasih pada hujan. Hujan yang merayu cemburu hingga jejaknya tak lagi kesalahpahaman, tapi pemahaman.

________

Ajun mengetukkan telunjuknya ke stir berulang kali. Semenjak dekat dengan Juni, Ajun tak pernah merasa nyaman dengan perempuan lain, bahkan Lea sekali pun. Di sebelahnya, gadis bermata biru itu tengah menikmati roti bakar yang baru mereka beli. Hujan masih turun meski tinggal gerimis. Di beberapa tempat bahkan sudah tak turun lagi, tapi tetap saja, jalanan yang lengang kian mencanggungkan suasana.

"Makasih ya Jun. Rotinya enak."

"Sama-sama," timpal Ajun seadanya. Ia tak tahu sejak kapan Lea mulai banyak bicara.

Suasana kembali hening. Ajun sedang tidak selera bicara, bahkan dengan Lea yang pernah selalu membuatnya memulai lebih dulu.

"Jun?"

"Hm."

"Ponsel kamu nyala. Nggak mau dicek dulu?"

Benar saja. Ponsel Ajun di dashboard menyala dan menampilkan pop up pesan dari Kribo.

Kribo send a picture
Gue lihat Juni keluar dari minimarket sama Gara
Sekarang mereka jalan ke arah rumah Juni

Ajun menggeram. Dipukulnya stir sampai membuat Lea terkejut. Dari sekian banyak kemungkinan, kenapa harus Gara? Kenapa harus orang yang pernah mengancam ingin menghancurkan Juni?

"Kamu kenapa Jun?"

Tak ada jawaban selain gelengan pelan dari Ajun. Ia tengah fokus menatap foto yang dikirim Kribo. Di dalam foto itu, Juni tampak memegang contong ice cream yang sama dengan milik Gara. Ia juga tersenyum ke arah cowok yang sedang serius membuka bungkus ice cream itu.

"Le, aku ada urusan. Nggak masalah kan kalau nggak langsung pulang?"

Lea mengangguk. Tatapan nyalang Ajun membuatnya sedikit takut. Lea benci mengakui ini, namun sejak kecil dirinya memang mudah dibuat takut bahkan oleh hal-hal kecil sekali pun.

Sementara itu, hingga kini Juni masih berada di boncengan Gara. Mereka baru saja keluar dari minimarket untuk membeli beberapa camilan atas usulan Juni.

Gara banyak bercerita selama di perjalanan. Ternyata sejak berusia lima tahun Gara telah tinggal bersama pamannya. Orang tua Gara meninggal dalam kecelakaan saat mengantarkan Gara kecil berobat. Dan yang paling mengejutkan adalah, seorang Gara ternyata punya mental illnes yang bisa membuatnya mengalami mood swing dalam rentan waktu yang sangat dekat. Tidak heran jika setelah murung akut tadi, kini Gara terlihat lebih ceria setelah memakan ice cream traktiran Juni.

Juni tak menyangka Gara punya kisah hidup yang menyedihkan. Sepuluh jutanya habis hanya untuk berobat dalam sebulan. Gara ingin sembuh dan hidup dengan normal meski sebenarnya penyakit yang ia dera belum ada obatnya.

"Lo itu ajaib Jun. Baru kali ini gue langsung bisa cerita sebanyak ini sama orang. Apalagi baru kenal. Ajun beruntung punya lo. Maaf ya kalau selama ini gue sering jahat sama cowok lo. Setelah ketemu lo gini, gue janji nggak akan ganggu Ajun lagi."

Juni Katastrofe [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang